Sukses

7-8-1620: Dianggap Ahli Sihir, Ibu Astronom Johannes Kepler Digelandang ke Penjara

Ibu Johannes Kepler yang janda, dituduh mempraktikkan sihir. Ia dipenjara pada hari ini, 399 tahun silam.

Liputan6.com, Jakarta - Nama Johannes Kepler telah dikenal oleh banyak orang, khususnya mereka yang belajar tentang astronomi. Kepler adalah penemu tiga hukum utama pergerakan planet. Ia berhasil menggambarkan bagaimana benda langit itu mengorbit Matahari.

Banyak yang tidak tahu, Kepler dilahirkan dari seorang perempuan yang sama cerdasnya bernama Katharina Kepler. Katharina pernah membawa Johannes yang berusia enam tahun ke suatu tempat. Ia memperlihatkan kepada anak kecilnya sebuah fenomena komet spektakuler di langit. Jelas, ibu itu menurunkan minatnya terhadap hal-hal kosmik kepada sang putra.

Saat Johannes Kepler berada di puncak kariernya, Katharina - ibunya yang janda, dituduh mempraktikkan sihir. Tuduhan itu mengantarkan sang ibu Kepler ke pengadilan pidana yang panjang. Berlangsung enam tahun, hanya untuk proses peradilan. Kepler tak henti-hentinya membela sang ibu.

Di masa lalu sekitar 73.000 orang diadili karena mempraktikkan sihir, seperti dikutip Today in History dari laman Historyextra.com, Rabu (7/8/2019). Sekitar 40.000 di antaranya dieksekusi di Eropa antara tahun 1500-1700. Lebih dari setengah dihukum mati di Jerman dari tahun 1560. Lebih dari 75 persen yang dituduh penyihir adalah perempuan.

Satu di antara perempuan malang itu adalah Katharina Kepler, ibu dari astronom cerdas Johannes Kepler. Katharina digambarkan sebagai wanita buta huruf berumur 68 tahun saat dituduh sebagai penyihir pada 1615. Ia menyangkal, dengan keluarga membelanya.

Saksi di setiap persidangan menuduhnya memiliki ilmu gaib. Ia dianggap dapat masuk rumah dengan pintu-pintu terkunci. Pula dituduh memberikan minuman anggur yang dapat menyebabkan kelumpuhan.

Puncaknya, 7 Agustus 1620

Hari ini, 399 tahun silam, ibu dari Johannes Kepler pertama kali dipenjara di Stuttgart, Jerman mengutip Historyextra.com. Semua permohonan keluarga Kepler sia-sia. Katharina terancam dihukum mati.

Kala itu, anak-anak Katharina melihat ibunya dengan pasrah sekaligus sedih. Sang ibu, 73 tahun ditangkap dalam keadaan kurus, berambut putih, dan hampir ompong. Anak bungsu Katharina, Christoph, bisa membayangkan bagaimana penjaga penjara akan membawa ibunya dengan rantai kecil ke balai kota; tepat di depan rumahnya di alun-alun pasar.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kepler Berjuang Membebaskan

Katharina Kepler nyaris dieksekusi. Padahal, setiap eksekusi Jerman digelar laksana pementasan. Konon, agar menjadi peringatan bagi semua.

Investigasi lima tahun terhadap Katharina nyaris selesai. Saksi dan bukti yang terkumpul sangat meyakinkan untuk menjatuhi sang perempuan tua itu hukuman yang dianggap pantas. Christoph Kepler memohon agar pengadilan-pengadilan terakhir Katharina dilakukan di tempat lain, bukan dekat dengan rumahnya. Kanselir setempat lalu memutuskan, memindah Katharina ke kota kecil bernama Güglingen, sebuah kota di Württemberg, sekitar 60 km selatan Leonberg, tempat yang belum pernah dia kunjungi sebelumnya.

Johannes Kepler, sang astronom, tak tinggal diam. Ia mengemasi barang-barangnya, turut pindah ke Württemberg; membawa serta keluarganya. Kala itu ia menunggang kuda, sambil bertanya kepada orang-orang yang ditemui, di mana tempat itu tepatnya berada.

Kepler sang astronom tiba di Württemberg pada akhir September. Ia bertemu ibunya yang telah renta di Menara Güglingen, dikutip dari Historyextra.com. Saat bertemu Katharina, nenek itu mengeluh kedinginan, sedih, dan kesepian. Johannes Kepler tahu, dia satu-satunya anak yang bisa menyelamatkan sang ibu.

Setelah percakapan terperinci dengan ibunya yang dipenjara, Johannes dengan cepat menyiapkan dokumen hukum yang kuat, singkat dan terstruktur dengan jelas dalam pembelaan Katharina.

3 dari 3 halaman

Katharina Bebas

Pada 11 Desember Johannes menemani ibunya ke ruang sidang Güglingen di balai kota. Gubernur Aulber membacakan dakwaan dan mengkonfirmasi niatnya untuk melakukan persidangan dengan cepat. Kepler mengulangi argumen mereka mempertanyakan legitimasi pengadilan pidana. Kemudian, Katharina dibawa kembali ke kamarnya.

Pembelaan hukum Kepler yang panjang pertama-tama menyerang kesaksian banyak pihak yang telah diinterogasi.

Kepler selanjutnya menjelaskan mengapa sangat penting untuk membedakan antara penyakit alami dan tidak alami, dan pergi ke detail medis yang cukup untuk membuat pernyataannya seotoritatif mungkin.

Kepler memang percaya pada sihir, namun ia mencoba menggunakan keterampilan analitiknya yang unggul untuk membongkar tuduhan terhadap ibunya. Ketika ibunya akhirnya dibebaskan, dia benar-benar kelelahan dan tidak berhubungan dengan teman-teman terdekatnya selama berbulan-bulan. Kepler tidak pernah mempublikasikan pembelaannya, ia juga tidak mencoba membela wanita lain yang dituduh melakukan sihir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini