Sukses

7 Negara dengan Pasokan Listrik Paling Minim di Seluruh Dunia

Tahukah Anda, bahwa ada sejumlah negara di dunia yang memiliki keterbatasan energi listrik?

Liputan6.com, Jakarta - Jakarta merupakan kota metropolitan yang bergantung pada pasokan energi listrik besar. Pusat bisnis, pemerintahan serta perkantoran berada di satu tempat.

Tak heran jika Jakarta membutuhkan pasokan listrik besar guna memenuhi segala kebutuhannya. Insiden mati lampu dua hari kemarin membuat Jakarta lumpuh.

Aktivitas masyarakat banyak yang terhenti lantaran tak ada aliran listrik. Namun tahukah Anda, bahwa ada sejumlah negara di dunia yang memiliki keterbatasan energi listrik?

Bahkan, ada sebuah negara yang pasokan listriknya hanya bisa mencukupi 5 persen dari populasi warganya.

Seperti dikutip dari laman worldatlas.com, Selasa (6/8/2019) berikut 7 negara dengan pasokan listrik paling minim di dunia:

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

1. Sudan Selatan (5,1 persen populasi)

Sudan Selatan hanya memiliki akses listrik untuk 5,1 persen dari populasi masyarakatnya. Tak hanya listrik, di sana juga kurang akses jalanan beraspal.

Pemerintah tengah berusaha menarik investor asing untuk melakukan berbagai usaha bisnis di Sudan Selatan.

Banyak investor yang datang berfokus pada pembangkit listrik, distribusi, infrastruktur transportasi, dan pengembangan properti.

 

3 dari 8 halaman

2. Chad (6,4 persen populasi)

Chad kekurangan infrastruktur untuk memasok listrik di pedesaan. Padahal listrik sangat dibutuhkan di wilayah tersebut, terutama untuk menerangi rumah warga.

Hanya 6,4 persen dari populasi wilayah ini yang memiliki akses ke komoditas energi. Transportasi dan listrik juga kurang di sebagian besar daerah pedesaan.

Listrik sebagian besar dipasok oleh pembangkit panas bumi, sedangkan bahan bakar sebagian besar datang dalam bentuk kayu.

Sekitar 80 persen dari populasi negara itu bekerja di sektor pertanian. Chad bergantung pada investasi asing untuk proyek-proyek yang lebih besar.

 

4 dari 8 halaman

3. Burundi (6,5 persen populasi)

Burundi juga kekurangan pasokan energi, dengan hanya 6,5 persen dari populasi memiliki akses ke listrik. Meskipun 90 persen dari total populasinya tinggal di daerah pedesaan, hanya sedikit di sana yang menikmati manfaat listrik.

 

5 dari 8 halaman

4. Malawi (9,8 persen populasi)

Malawi kekurangan infrastruktur untuk memasok listrik pedesaan sesuai kebutuhan, dan hanya 9,8 persen dari populasinya yang memiliki akses listrik.

Program pemerintah di bawah Proyek Dukungan Sektor Energi telah melibatkan studi yang meneliti penambahan stasiun tenaga air yang ditenagai oleh sumber angin, matahari, dan bio-gas.

Bank Dunia adalah sumber pinjaman negara ini dengan total utang mencapai US$ 85 juta guna memfasilitasi bagian dari proyek tersebut. Pemerintah berharap akan memperluas jangkauan listriknya ke daerah pedesaan.

 

6 dari 8 halaman

5. Liberia (9,8 persen populasi)

Sama dengan Malawi, Liberia juga kekurangan pasokan energi listrik, dan hanya 9,8 persen dari populasinya yang memiliki akses listrik.

Pasokan energi di negara ini sebagian besar bersumber (80%) dari biomassa, yang sebagian besar digunakan untuk kebutuhan memasak.

 

7 dari 8 halaman

6. Republik Afrika Tengah (10,8 persen populasi)

Republik Afrika Tengah hanya memiliki 10,8 persen dari populasi yang dipasok dengan listrik. Penyebab utama dari kekurangan ini adalah serangkaian pemberontakan yang sering terjadi dan kudeta militer yang menyebabkan krisis ekonomi.

Ini juga diperburuk dengan perpindahan lebih dari 930.000 warganya pada tahun 2004 karena konflik lokal. Faktanya, 50 persen populasi negara bergantung pada bantuan kemanusiaan.

 

8 dari 8 halaman

7. Burkina Faso (13,1 persen populasi)

Burkina Faso juga kekurangan pasokan energi, dan hanya 13,1 persen populasinya memiliki akses listrik. Pada 2013, Bank Dunia memberikan kredit US$ 50 juta untuk membantu negara itu dalam proyek pengembangan pasokan listriknya.

Ini mencakup peningkatan pasokan listrik ke sekitar 40 kota pedesaan, dengan cara memasang saluran transmisi baru.

Tujuannya adalah untuk membangun jaringan listrik yang lebih andal guna meningkatkan kehidupan masyarakat pedesaan secara keseluruhan.

Proyek ini juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan jangkauan tenaga air dan stasiun termal Burkina Faso. Semua upaya ini dilakukan dengan harapan meningkatkan standar hidup warga negara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.