Sukses

4 Kasus Pembunuhan Anak Paling Sadis dan Buat Gempar Dunia

Kasus pembunuhan anak paling sadis juga pernah terjadi di sejumlah negara di belahan dunia, salah satunya adalah Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - India tengah dihebohkan dengan kasus pembunuhan anak perempuan berusia 3 tahun yang diculik dari sebuah stasiun kereta di India saat dia tidur, sebelum kemudian diduga diperkosa oleh sebuah geng dan dipenggal kepalanya.

Gadis itu, yang tidur di sebelah ibunya, diambil diam-diam oleh seorang pria yang mengenakan kaus dan celana pendek dari stasiun kereta api Tatanagar di kota Jamshedpur, negara bagian Jharkhand, pekan lalu.

Setelah bangun dan menyadari putrinya hilang, sang ibu panik menelepon polisi.

Tidak lama setelahnya, polisi menemukan jasad bocah malang itu di dekat area kantor kepolisian Telco di Jamshedpur. Ironisnya, sang gadis cilik ditemukan tanpa kepala.

Kasus ini menggerkan publik India, dengan banyak kecaman muncul di dunia, di mana sebagian besar menyebutnya sebagai tindakan keji yang tidak bisa dimaafkan.

Kasus pembunuhan anak paling sadis juga pernah terjadi di sejumlah negara di belahan dunia, salah satunya adalah Indonesia.

Seperti dikutip dari berbagai sumber, Jumat (2/8/2019) berikut 5 kasus pembunuhan anak paling sadis di dunia:

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Etan Patz

Pada Jumat 25 Mei 1979, untuk kali pertamanya Etan Patz tak diantar menuju ke halte bus sekolah yang jauhnya dua blok dari tempat tinggalnya.

Setelah siap untuk berangkat, sang ibu menyertai putranya menuruni tangga, mengantarnya sampai sisi jalan, dan matanya mengawasi bocah 6 tahun itu, hingga sosoknya menghilang di ujung kelokan. Lalu, perempuan itu berbalik ke rumahnya.

Namun, hingga waktu pulang sekolah tiba ia tak kunjung pulang. Julie lantas menelepon rumah Chelsea Christina Altman, teman dekat putranya yang rumahnya di seberang jalan.

Gadis cilik itu mengaku sudah menyediakan tempat duduk untuk sahabatnya itu, namun Etan tak muncul di bus. Ia juga tak datang ke sekolah.

Tak seperti anak hilang lain yang jarang mendapat perhatian publik, kasus Etan menjadi isu nasional. Ramai dikabarkan media. Salah satunya berkat upaya sang ayah, Stanley Patz, seorang fotografer yang menggunakan koleksi foto hasil jepretannya untuk mencari putranya.

Etan yang tak diketahui keberadaannya dinyatakan meninggal dunia pada 2001. Jasadnya --hidup atau mati-- tak pernah ditemukan.

Pada 30 Januari 2010, Jaksa Distrik Manhattan memutuskan membuka kembali kasus hilangnya Etan Patz. Dua tahun kemudian, muncul pengakuan mengejutkan dari seorang pria yang berada dalam tahanan mengaku bersalah atas hilangnya anak yang lahir pada 9 Oktober 1972 itu.

Namanya, Hedro Hernandez dari Maple Shade, New Jersey. Yang kala itu berusia 51 tahun mengaku menculik korban dengan mengiming-imingi minuman soda, lalu mencekiknya sampai mati, dan membuang jasadnya ke tong sampah.

 

3 dari 5 halaman

2. James Patrick Bulger

Dua bocah laki-laki berusia 10 tahun, Robert Thompson dan Jon Venables menggemparkan Inggris pada 1993. Pada usia yang masih sangat muda, mereka telah melakukan penculikan, penyiksaan, dan pembunuhan terhadap James Patrick Bulger (2).

James dilaporkan menghilang di pusat perbelanjaan the New Strand di Bootle, Inggris. Dua hari kemudian, tubuhnya ditemukan dalam kondisi termutilasi di Walton, Liverpool.

Pada 20 Februari 1993, Thompson dan Venables didakwa atas kasus penculikan dan pembunuhan James. Keduanya dinyatakan bersalah pada 24 November di mana peristiwa ini menandai bocah-bocah tersebut sebagai pembunuh termuda yang dihukum dalam sejarah Inggris modern.

Jejak Thompson dan Venables terekam melalui CCTV di pusat perbelanjaan the New Strand pada 12 Februari 1993. Dalam rekaman itu mereka digambarkan tengah melakukan pengamatan terhadap target.

Dalam persidangan terungkap di lokasi tersebut, korban disiksa.

Yang merenggut nyawa James adalah ketika kepalanya ditimpa besi seberat 10 kilogram yang digambarkan oleh pengadilan sebagai pelat sambung pada rel kereta api. Kekejaman ini menyebabkan anak laki-laki itu mengalami 10 patah tulang tengkorak.

Ahli patologi, Alan Williams menjelaskan bahwa James menderita begitu banyak luka. Total terdapat 42 jejak kekerasan di tubuh mungil bocah itu.

 

4 dari 5 halaman

3. Angeline

Jenazah Angeline ditemukan terkubur di halaman belakang rumah ibu angkatnya di Jalan Sedap Malam Nomor 26, Sanur, Bali. Gadis 8 tahun itu dilaporkan ibu angkatnya, Margaretha Magawe, hilang dari rumah sejak 16 Mei 2015.

Jasad Angeline ditemukan terkubur di samping kandang ayam pada halaman belakang rumah ibu angkatnya, Margaretha Magawe

Petunjuk kematian bocah cantik itu diperoleh setelah Kepala Sekolah Angeline, yang sehari sebelumnya menggelar ritual sembahyang bersama para guru SDN 12 Sanur, di pura depan rumah Angeline.

Saat itu, mereka melihat gundukan tanah yang mencurigakan dan ditutupi kotoran ayam di halaman belakang rumah. Kejanggalan ini pun dilaporkan ke polisi.

Dalam persidangan, ibu dari Angeline dan pembantunya ditahan oleh polisi dan dinyatakan bersalah. Diduga, harta warisan diduga jadi motif pembunuhan.

 

5 dari 5 halaman

4. Yuyun

Kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Yuyun (14), warga Desa Kasie Kasubun, Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu sempat jadi isu nasional yang sangat menggemparkan.

Ia pulang dengan membawa alas meja dan bendera merah putih untuk dicuci sebagai persiapan upacara bendera Senin. Jarak antara sekolah ke rumah korban sejauh 1,5 kilometer melewati kebun karet milik warga.

Saat berjalan, ia berpapasan dengan 14 pelaku atas nama Dedi Indra Muda (19), Tomi Wijaya (19), DA (17), Suket (19), Bobi (20), Faisal Edo (19), Zainal (23), Febriansyah Syahputra (18), Sulaiman (18), AI (18), EK (16) dan SU (16).

Para pelaku lalu mengikat dan membuang tubuh korban ke jurang sedalam 5 meter dan menutupinya dengan dedaunan dalam kondisi telanjang. Hasil visum menyebutkan Yuyun sudah meninggal saat pemerkosaan berlangsung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.