Sukses

3 Masalah Besar yang Melanda Inggris Bila Ratu Elizabeth II Wafat

Kerajaan Inggris akan memiliki tiga masalah besar ini ketika Ratu Elizabeth II meninggal.

Liputan6.com, London - Elizabeth II adalah ratu yang paling lama memerintah Kerajaan Inggris, terhitung sejak 1952 hingga saat ini. Sekarang, dia berusia 93 tahun dan para penggemar keluarga Kerajaan Inggris mulai berpikir tentang apa yang akan terjadi ketika Elizabeth II meninggal atau pensiun.

Selama 70 tahun lebih, Ratu Elizabeth II telah mengantarkan versi baru, lebih modern dari monarki sebelumnya dan orang-orang menyukainya. Di bawah kepemimpinannya, ketenaran keluarga Kerajaan Inggris melejit dan kian populer.

Meski seluruh rakyat Inggris menyukai Ratu Elizabeth II, tetapi mereka tidak tahu siapa yang akan menggantikan takhtanya kelak. Warga menduga, sosok yang pantas berada di posisi Ratu adalah Pangeran Charles.

Menurut penduduk Britania Raya, praduga tersebut mungkin saja terjadi, karena Charles adalah anak pertama Elizabeth II. Namun semua ini bisa pula memunculkan masalah besar bagi kerajaan tersebut, apabila Pangeran Wales mengambil alih kekuasaan.

Berikut 3 problematika yang mungkin melanda Inggris jika Ratu Elizabeth II meninggal, seperti dikutip dari www.cheatsheet.com, Selasa (30/7/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Charles Tidak Akan Pernah Meraih Apa yang Telah Dilakukan Ibunya

Pangeran Charles dikatakan oleh pengamat Kerajaan Inggris tidak akan pernah bisa mencapai semua yang dilakukan Ratu Elizabeth II selama masa pemerintahannya, karena ia tidak punya cukup waktu.

Bila memang terjadi, Charles akan menjadi Raja Inggris selanjutnya pada usia 70 tahun. Itu artinya, waktu untuk ia memerintah akan jauh lebih singkat.

Umur adalah sebagian dari alasan mengapa sejumlah rakyat menginginkan Elizabeth II segera turun takhta dan menyerahkannya kepada cucunya yang lebih muda dan populer, William, Duke of Cambridge.

3 dari 4 halaman

2. Popularitas Keluarga Kerajaan Inggris Turun Drastis

Seperti yang dikatakan oleh mantan koresponden Kerajaan Inggris untuk ITV News, Tim Ewart, yang menyampaikan di acara 'The Royal Box' di Yahoo: "Ketika Ratu meninggal, salah satu alasan popularitas monarki akan hilang."

“Sebagian besar popularitas monarki didasarkan pada popularitas Sang Ratu. Apakah itu akan berpindah ke putranya? Kami tidak tahu, tetapi ada omongan yang menyebut bahwa dia (Charles) tidak sepopuler dia (Elizabeth)."

Sebuah jajak pendapat yang dijalankan pada November menemukan, Pangeran Harry adalah anggota keluarga Kerajaan Inggris yang paling banyak punya penggemar, dengan perolehan suara sebanyak 77%.

Ratu Elizabeth berada tepat di bawahnya, dengan perolehan suara sebanyak 74%. Sedangkan Charles berada di posisi ke-7 dan bahkan berada di belakang Pangeran Philip.

4 dari 4 halaman

3. Rakyat Tidak Suka dengan Charles

Meskipun skandal perselingkuhan yang dilakukan oleh Charles adalah alasan utama banyak warga Inggris tidak menyukainya, rakyat pun kurang senang dengan beberapa pendapat politiknya.

Meskipun anggota keluarga Kerajaan Inggris tidak seharusnya menunjukkan dukungan untuk satu pihak atau yang lain, Pangeran Wales telah terang-terangan berbicara tentang topik-topik seperti perubahan iklim dan masalah sosial yang dianggap bisa memecah belah bangsa.

Namun, Charles pernah menyebut bahwa ia tidak akan lagi menyuarakan ideologi politik, begitu dia naik jabatan. Aturan utama dari keluarga Kerajaan Inggris bahwa monarki ini tidak boleh terlibat dalam sebuah kegiatan politik atau mengurusi urusan yang seharusnya dilakukan oleh pemerintahan atau perdana menteri.

Pangeran Charles memiliki banyak waktu untuk bersiap menjadi raja dan rakyat mungkin juga akan terbiasa dengan gagasan-gagasan aneh dari mantan suami Putri Diana ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.