Sukses

Ribuan Orang Berdemo di Moskow, Desak Pemilu Kota Berlangsung Adil

Lebih dari 20.000 pemrotes berkumpul di Moskow menuntut pemilu yang bebas dan adil.

Liputan6.com, Moskow - Lebih dari 20.000 pemrotes berkumpul di Moskow, Rusia menuntut pemilu yang bebas dan adil.

Para pengunjuk rasa menyerukan agar kandidat oposisi diizinkan untuk mendaftar pada pemilihan dewan kota Moskow pada September 2019 mendatang, demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (21/7/2019).

Pihak berwenang telah menolak untuk mendaftarkan oposisi, meskipun setiap kandidat yang mengumpulkan 5.000 tanda tangan minimum harus memenuhi syarat untuk mencalonkan diri.

Para pemimpin oposisi, termasuk yang paling terkemuka, Alexei Navalny, bergabung dengan para pendukung dalam demonstrasi.

Navalny, yang menentang pemerintah Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan pihak berwenang telah salah menyatakan tanda tangan pendukung oposisi sebagai tidak sah. Sekitar 30 kandidat dilarang mencalonkan diri.

Berbicara di acara tersebut, Navalny mengatakan kepada para pengunjuk rasa: "Kami akan menunjukkan kepada mereka bahwa ini adalah hal berbahaya. Kami harus berjuang untuk kandidat kami."

Dia bersumpah bahwa akan ada rapat umum yang lebih besar pekan depan kecuali pihak berwenang Moskow, Rusia mendaftarkan sejumlah kandidat untuk pemungutan suara.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kandidat Mogok Makan

Salah satu kandidat, Lyubov Sobol, telah melakukan mogok makan selama lebih dari seminggu, menuntut agar ia diizinkan untuk mencalonkan diri.

Penyelenggara aksi mengatakan di Facebook bahwa mereka memprotes Rusia bersih "tanpa bandit, penipu, dan pencuri".

Otoritas setempat memberikan izin untuk rapat umum berlangsung.

Pekan lalu, polisi menangkap lusinan pengunjuk rasa di satu rapat umum lagi untuk membela para kandidat pemilihan independen.

Protes datang di tengah penurunan peringkat persetujuan untuk Putin dan kemarahan atas penurunan standar hidup dan dugaan korupsi yang meluas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.