Sukses

Aplikasi FaceApp Diam-Diam Curi Data Penggunanya dan Dikirim ke Rusia?

Benarkah aplikasi perubah wajah FaceApp, diam-diam mencuri data pribadi penggunanya?

Liputan6.com, Norfolk - Aplikasi yang mampu merubah gambar wajah kita menjadi orang tua, FaceApp, kembali populer di masyarakat Indonesia.

Hasil dari produk buatan Rusia ini kembali banyak dipromosikan di berbagai media sosial, seperti Instagram, Twitter, dan Facebook. Berbagai kalangan dan usia memakainya dan mengunggah foto muka mereka yang telah 'senja'.

FaceApp sebenarnya adalah aplikasi pengubah potret wajah berbasis Artificial Intelligence (AI) yang bisa 'merombak' raut muka manusia menjadi kakek-kakek, nenek-nenek, anak-anak, serta pria dan wanita dewasa. Aplikasi gratis ini pun paling banyak diunduh di Google Play dan Apple App Store.

Banyaknya orang yang memakai FaceApp dan meng-upload hasil ubahan foto mereka ke media sosial, membuat sejumlah pihak menggarisbawahi adanya kekhawatiran yang meningkat terkait cara FaceApp menangani data penggunanya.

FaceApp pertama kali terkenal pada tahun 2017. Foto yang ditambahkan ke FaceApp diunggah ke server untuk diproses sebelum dikirim kembali ke pengguna.

Ketentuan layanan FaceApp memberikan lisensi perusahaan untuk menggunakan foto dan informasi lain yang diunggah oleh pengguna untuk tujuan komersial, termasuk nama, rupa, dan suara mereka.

Aturan tersebut juga mengatakan, FaceApp dapat terus menyimpan data pengguna setelah dihapus dari aplikasi. Demikian seperti dikutip dari Science Alert, Kamis (18/7/2019).

Perusahaan menyebut, data dapat disimpan untuk mematuhi "kewajiban hukum tertentu," tetapi tidak ada batasan berapa lama data dapat disimpan.

Selain itu, kebijakan privasi FaceApp tertulis, semua informasi yang dikumpulkan aplikasi dapat disimpan dan ditransfer ke negara tempat FaceApp dan afiliasinya beroperasi.

Ini berarti, foto pengguna dan data aplikasi dapat disimpan di Rusia, lokasi di mana tim pengembangan aplikasi ini berada.

TechCrunch melaporkan, FaceApp menggunakan server milik Google dan Amazon di Amerika Serikat. Namun pihak FaceApp belum berkomentar lebih lanjut terkait pemberitaan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

FaceApp Menawarkan Penanganan Masalah Privasi?

FaceApp memberikan pernyataan terperinci kepada TechCrunch untuk mengklarifikasi kebijakannya terkait masalah privasi. Meskipun persyaratan layanan menunjukkan data masih dapat ditransfer ke tim pengembangan Rusia, perusahaan ini mengklaim bahwa data pengguna tetap berada di server.

FaceApp menambahkan, foto yang disimpan di server sesungguhnya digunakan untuk membuat proses pengeditan lebih efisien bagi penggunanya. Setelah itu, gambar-gambar tersebut biasanya dihapus dalam dua hari.

Perusahaan juga menerima permintaan pengguna untuk menghapus semua data pribadi dari server mereka. Tim pendukung yang berada di 'belakang layar' siap untuk menjamin permintaan tersebut.

Selain itu, FaceApp mengatakan 99 persen pengguna memilih untuk tidak melakukan log in atau masuk, sehingga aplikasi ini tidak memiliki banyak cara untuk mengidentifikasi informasi dari pengguna.

Perusahaan teknologi Rusia menghadapi banyak skeptisisme

Tahun lalu, mantan penasihat khusus kantor kepresidenan Amerika Serikat, Robert Mueller, mengungkapkan ada lebih dari selusin warga Rusia yang terlibat dalam tindak kriminal, yang mana berkaitan dengan kampanye media sosial untuk mempengaruhi pilplres AS tahun 2016.

Badan Riset Internet yang berbasis di St. Petersburg menggunakan identitas palsu di Facebook, Twitter, dan platform media sosial lainnya untuk menyebarkan berita dan propaganda palsu.

 

3 dari 3 halaman

Anjuran Untuk Pengguna

FaceApp kini dihadapkan dengan banyak kritikan. Beberapa pengguna was-was apabila nama dan foto mereka yang diunggah ke FaceApp dapat disalahgunakan atau bocor ke perusahaan yang salah.

Namun, FaceApp mengatakan pihaknya tidak akan menjual data para pengguna ke perusahaan pihak ketiga dan data itu tidak ditransfer ke Rusia.

Ada beberapa masalah keamanan tambahan pada FaceApp versi iOS, terkait cara iPhone menangani keamanan foto.

Meski pengguna merek Apple itu dapat memblokir FaceApp dan aplikasi lain agar tak melihat pustaka foto lengkap di galeri ponsel melalui pengaturan iPhone, TechCrunch melaporkan, iOS 11 tetap bisa memberikan izin kepada FaceApp dan aplikasi lain untuk mengakses satu foto sekaligus.

Sejauh ini, para pakar keamanan belum mendeteksi praktik tidak biasa dari FaceApp. Namun, seperti halnya semua aplikasi, pengguna harus memperhatikan keamanan mereka saat berbagi foto dan data pribadi lainnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.