Sukses

Meski Dianggap Seniman Gagal, Lukisan Hitler Dibeli Rp 6,2 Miliar

Lukisan-lukisan karya Adolf Hitler itu sangat biasa. Gambar bunga-bunga dan keadaan kerajaan Jerman.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian orang mungkin akan memilih membeli sebuah karya biasa-biasa saja, asalkan senimannya terkenal. Itulah yang terjadi pada pembeli lukisan Adolf Hitler.

Konon, Adolf Hitler pernah belajar melukis - meski gagal masuk sekolah seni dua kali, tulis Erin Blakemore untuk majalah daring Smithsonian dikutip Kamis (18/7/2019). Namun sayang, tokoh itu bukan berakhir menjadi seniman, justru menjadi diktator genosida.

Lukisan-lukisan karya Adolf Hitler itu sangat biasa. Gambar bunga-bunga dan keadaan sekitar kerajaan Jerman yang dilukis dengan cat air. Harganya cukup fantastis, yakni $ 450.000 atau sekitar Rp 6,2 miliar yang dijual oleh rumah lelang Weidler di Nuremberg, Jerman.

Tak elak, penjualan lukisan itu sangat kontroversial. Etika sang rumah lelang juga pernah dipertanyakan.

Michael E Miller dalam The Washington Post mengatakan, penjualan karya Adolf Hitler adalah contoh terbaru perdagangan seni tanpa keinginan pembuatnya. Hal itu sama saja pencurian, kata Miler. Belum lagi dengan adanya indikasi pemalsuan lukisan - bukan versi asli karya sang diktator.

Selain itu, tak jelas tujuan dari penjualan. Namun, fakta lelaki itu memimpin genosida massal, memberikan banyak alasan bahwa hasil penjualan itu seharusnya untuk sosial, bukan komersial. 

Terlepas dari kontroversi penjual lukisan, keputusan sang pembeli juga dipertanyakan. Mengingat, Hitler adalah tokoh pembunuhan massal.

 

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Khawatir Barang Palsu

Sebelum lelang digelar, lusinan karya seni, termasuk beberapa set, sempat disita dari rumah lelang Weidler.

Jaksa penuntut mengatakan total 63 item bertanda tangan "AH" atau "A Hitler" sempat disita karena kekhawatiran pemalsuan.

"Sebuah penyelidikan dilakukan terhadap orang-orang yang tidak dikenal "atas dugaan pemalsuan dokumen dan upaya penipuan"," kata kepala jaksa Nuremberg-Fuerth, Antje Gabriels-Gorsolke, kepada AFP.

Penjualan lukisan yang diaku berasal dari diktator secara teratur menghasilkan kontroversi dan tuduhan pemalsuan.

Pada Januari lalu, polisi Jerman menyita koleksi yang akan dijual di Berlin karena khawatir akan keasliannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.