Sukses

Setelah Tertunda, Rusia Akhirnya Luncurkan Teleskop ke Ruang Angkasa

Rusia meluncurkan teleskop pengamat sinar-X ke ruang angkasa setelah sempat tertunda.

Liputan6.com, Moskow - Rusia sukses meluncurkan teleskop ruang angkasa pada Sabtu, 13 Juli 2019, dari kosmodrom di Baikonur, Kazakhstan. Ini adalah proyek kerja sama dengan Jerman yang peluncurannya sempat tertunda pada 21 Juni lantaran masalah baterai.

Video yang dipublikasikan di situs Roskosmos, badan antariksa Rusia, menunjukkan roket Proton-M yang membawa Spektr-RG lepas landas dari landasan peluncuran di Baikonur.

Spektr-RG, yang dikembangkan bersama Jerman, adalah sebuah observatorium ruang angkasa pengganti Spektr-R yang dikenal sebagai "Teleskop Hubble-nya Rusia". Menurut keterangan Roskosmos, Spektr-R tiba-tiba kehilangan kendali pada Januari kemarin dan tidak diketahui keberadaannya di antariksa.

Spektr-R diluncurkan pada 2011 untuk mengamati Lubang Hitam, bintang neutron, dan medan magnet yang ada di angkasa luar. Sedangkan penggantinya mendapatkan tugas yang sama, di samping menyelesaikan peta dunia, kata Roskosmos seperti dikutip dari situs phys.org, Minggu (14/9/2019).

Sementara itu, sejumlah pengamat sains menuturkan bahhwa program angkasa luar Rusia telah mengalami serangkaian kemunduran dalam beberapa tahun terakhir, meskipun Negeri Beruang Merah tetap berkomitmen pada proyek-proyek ambisius.

Hal tersebut dikarenakan adanya dugaan korupsi yang menjerat para pejabat tinggi Roskosmos dan persaingan ketat dengan SpaceX milik Elon Musk. 

Misi sains antariksa Rusia pun dikatakan sangat menderita sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991. Pemotongan anggaran telah memaksa program angkasa luar Rusia untuk beralih ke upaya yang lebih komersial. 

Sejak 2011, Rusia menjadi satu-satunya negara yang mampu secara rutin mengirimkan tim astronaut ke International Space Station atau Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS).

Sedangkan peluncuran berikutnya ke ISS dijadwalkan dilaksanakan pada 20 Juli dan akan membawa antariksawan Italia dan Amerika Serikat, bersama-sama dengan kosmonot Rusia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sekilas Tentang Spektr-RG

Roscosmos menambahkan, Spektr-RG dikirim ke orbitnya sekaligus menjadi tujuan akhirnya yang bernama titik Lagrange L2.

Titik tersebut adalah tempat yang unik di tata surya, di mana sebuah objek dapat mempertahankan posisinya yang relatif terhadap matahari dan planet-planet yang mengorbitnya. Terletak 1,5 juta kilometer (0,93 juta mil) dari Bumi, Lagrange L2 sangat ideal untuk teleskop seperti Spektr-RG.

Jika semuanya berjalan dengan baik, teleskop itu akan tiba pada titik yang ditentukan dalam tiga bulan dan menjadi pesawat ruang angkasa Rusia pertama yang beroperasi di luar orbit Bumi sejak era Soviet.

Kemudian, Spektr-RG akan melakukan survei sinar-X lengkap langit pada tahun 2025 dan menjadi teleskop ruang angkasa pertama yang melakukannya.

Di satu sisi, misi pemerintah Rusia tersebut dijalankan bersamaan dengan peringatan 50 tahun peluncuran Apollo 11 yang sukses mendaratkan Neil Armstrong dan Buzz Aldrin di Bulan pada 20 Juli 1969.

Sebelumnya, penyelidikan Mars yang disebut Mars 96, gagal meninggalkan orbit Bumi pada tahun 1996. Upaya selanjutnya untuk mengirim penyelidikan ke Mars, yang disebut Fobos-Grunt, mengalami nasib serupa pada tahun 2011.

Sedangkan pengerjaan teleskop Spektr-RG dimulai pada 1980-an, tetapi dibatalkan pada 1990-an. Spektr-RG dihidupkan kembali pada tahun 2005 dan didesain ulang menjadi lebih kecil, lebih sederhana, dan lebih murah dalam bentuk yang modern.

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.