Sukses

Impor China dari AS Turun 31 Persen Akibat Perang Tarif

Impor barang-barang Amerika turun 31,4 persen dari angka tahun sebelumnya menjadi 9,4 miliar dolar.

Liputan6.com, Beijing - Impor China dari Amerika Serikat merosot pada bulan Juni di tengah-tengah perang tarif dengan Washington, sementara ekspor ke pasar Amerika melemah.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Minggu (14/7/2019) Impor barang-barang Amerika turun 31,4 persen dari angka tahun sebelumnya menjadi 9,4 miliar dolar.

Sementara ekspor ke pasar Amerika turun 7,8 persen menjadi 39,3 miliar dolar, sebut data bea cukai hari Jumat. Surplus perdagangan China dengan Amerika Serikat melebar tiga persen menjadi 29,9 miliar dolar.

Perdagangan Amerika-China telah melemah sejak Presiden Donald Trump mulai menaikkan tarif tahun lalu terhadap berbagai produk dari China dalam perselisihan mengenai ambisi teknologi Beijing.

China membalas dengan menerapkan pajak tambahan dan memerintahkan para importir untuk mencari para pemasok non-Amerika.

Trump dan presiden China Xi Jinping sepakat pada Juni lalu untuk memulai kembali perundingan.

Ini membantu menenangkan pasar keuangan yang gelisah tetapi para pakar menyatakan peredaan ketegangan itu rapuh karena kedua pihak masih berbeda pendapat akibat sejumlah konflik yang sama yang menyebabkan gagalnya pembicaraan pada Mei lalu.

Para utusan perdagangan berbicara melalui telepon Selasa (8/7) dalam kontak pertama mereka sejak Trump dan Xi bertemu di Jepang, sebut Kementerian Perdagangan China. Kementerian itu tidak memberi rincian atau tanggal untuk kontak-kontak selanjutnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

IMF: Perang Dagang AS-China Rugikan Ekonomi Global

Perang dagang antara Amerika dan China bisa memangkas pertumbuhan ekonomi dunia tahun depan, kata Dana Moneter Internasional atau IMF.

Direktur pelaksana IMF Christine Lagarde mengatakan, ancaman presiden Trump untuk mengenakan tarif impor barang-barang China dan tindakan balasan China akan menurunkan pendapatan kotor domestik atau GDP dengan setengah persen.

"Ini berarti kerugian sebesar 455 miliar dolar, lebih besar dari seluruh perekonomian negara Afrika Selatan," imbuhnya.

Lagarde mengemukakan hal itu dalam keterangannya pada kelompok-20 negara maju dan berkembang.

"Kerugian seperti ini harus dihindari, dengan mencabut semua hambatan perdagangan yang diumumkan belum lama ini, dan dengan mencegah munculnya hambatan-hambatan perdagangan baru dalam bentuk apapun," kata Lagarde lagi.

Peringatan itu dikeluarkan menjelang pertemuan para Menteri Keuangan G-20 dan para pejabat bank sentral di Jepang akhir pekan ini. Pertemuan diadakan setelah perundingan dagang antara Amerika dan China ambruk karena janji-janji yang tidak terpenuhi dan adanya ancaman tarif baru.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
    Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.

    China

  • Amerika Serikat adalah salah satu negara republik konstitusional federal di Benua Amerika
    Amerika Serikat adalah salah satu negara republik konstitusional federal di Benua Amerika

    Amerika Serikat