Sukses

Gurun Sahara Ternyata Tempat Lele Purba 1,5 Meter Hidup, Percaya Atau Tidak?

Selama dua dekade, para ilmuwan memeriksa fosil dan endapan di Mali yang menunjukkan hasil bahwa itu adalah rumah bagi ikan lele yang panjangnya lima kaki berkisar 1,5 meter.

Liputan6.com, Bamako - Penelitian baru mengungkapkan beberapa makhluk laut terbesar (dan mungkin paling menakutkan) hidup di tempat yang sekarang disebut Gurun Sahara.

Semua makhluk laut prasejarah digambarkan menakutkan. 

Menurut CNN yang dikutip Sabtu (13/7/2019), hasil penelitian yang diterbitkan dalam Bulletin of the American Museum of Natural History, merinci sebuah badan air kuno yang disebut Trans-Sarahan Seaway, yang meliputi bagian Afrika Barat 100 juta hingga 50 juta tahun silam.

Selama dua dekade, para ilmuwan memeriksa fosil dan endapan di Mali saat ini untuk membentuk gambaran yang akurat tentang seperti apa lingkungan prasejarah ini. Mereka menyimpulkan bahwa badan air itu hangat dan dangkal dan, yang kurang menyenangkan, adalah rumah bagi ikan lele yang panjangnya lima kaki berkisar 1,5 meter dan ular laut yang panjangnya 40 kaki atau sekitar 12 meter.

"Ekosistem Mali kuno memiliki banyak predator puncak termasuk Crocodyliformes, Serpentes, dan Amiidae, beberapa di antaranya adalah di antara spesies terbesar dalam clade mereka," tulis koran itu.

(Clade adalah sekelompok organisme yang diduga berevolusi dari leluhur yang sama).

Pada masa itu, buaya, ular dan ikan berupa jelek; semuanya adalah binatang pembunuh.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kenapa Mereka Begitu Besar?

Bagaimana mereka menjadi begitu besar? Trans-Sahara Seaway membentang dari utara ke selatan dari tempat yang sekarang disebut Aljazair hingga yang sekarang menjadi Nigeria. Itu berarti binatang tersebut diisolasi dari badan air yang lebih besar selama periode panjang keberadaannya.

Menurut makalah itu, isolasi semacam ini mungkin memiliki predator terbatas dan memastikan sumber daya selalu tersedia, yang merupakan resep sempurna bagi spesies untuk tumbuh tanpa pengawasan.

"Trans-Sahara Seaway menunjukkan isolasi yang terputus-putus dari laut lepas," tulis koran itu.

"Variabel lingkungan ini mungkin telah menciptakan pusat endemisme akuatik, merangsang seleksi untuk gigantisme sebagaimana diamati sebelumnya untuk spesies di pulau-pulau terestrial."

Endemisme adalah ketika suatu spesies terbatas pada area tertentu.

Sahara jelas dulunya adalah akuarium yang menjadi mimpi buruk. Pada tahun 2014, simulasi iklim menyimpulkan Sahara gersang yang kita kenal sekarang ini terbentuk sekitar tujuh juta tahun silam, ketika pergeseran lempeng tektonik menutup wilayah tersebut dari laut di sekitarnya.

3 dari 3 halaman

Fosil Paus

Sebelumnya beredar bahwa ada fosil paus di Gurun Sahara. Sepintas mungkin terkesan mengada-ada. Namun, ahli geologi mengatakan bahwa dataran tandus yang luas itu merupakan samudera di masa lalu.

Di Wadi Al-Hitan di Mesir, bukti Samudera Tethys yang hilang dapat ditemukan. Di wilayah yang dikenal sebagai Whale Valley, pernah didapati fosil ikan paus di situs itu.

Ketika nenek moyang paus modern mati di laut 37 juta tahun yang lalu, tubuh mereka tertutup endapan. Saat kerak Bumi naik, bekas apa yang menjadi rumah mereka berubah menjadi daratan.

Saat ini, kerangka paus sepanjang 15 meter (50 kaki) sedang dipelajari oleh ahli paleontologi. Di samping tulang paus, gigi hiu besar dan ganas juga ditemukan di sana.

Selengkapnya di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.