Sukses

Hadapi Ancaman Iran, Inggris Kirim Kapal Perang Kedua ke Teluk Persia

Inggris mengirimkan kapal perang kedua ke Teluk Persia untuk menghadapi ancaman Iran.

Liputan6.com, London - Pemerintah Inggris meningkatkan kehadiran militernya di Teluk Persia dengan mengirim kapal perang kedua, untuk melindungi kapal-kapal tanker minyak berbendera negarany dari ancaman Iran, kata kementerian pertahanan setempat.

HMS Duncan, yang merupakan kapal perusak Tipe 45, akan dikerahkan dalam beberapa hari ke depan, setelah menyelesaikan latihan NATO di Laut Baltik.

Dikutip dari The Guardian pada Sabtu (13/7/2019), kapal perang itu diperkirakan tiba di Teluk Persia sekitar pertengahan pekan depan.

Armada itu akan bergabung dengan kapal perang Inggris lainnya, HMS Montrosse, dan beberapa sekutu dari Amerika Serikat (AS) dan Uni Emirat Arab (UEA).

Meski begitu, Inggris tetap pada pendiriannya untuk tidak bergabung dengan koalisi maritim yang digagas AS, untuk melindungi jalur pengiriman minyak di wilayah Teluk Persia dari ancaman Iran.

HMS Duncan diperkirakan akan mengambil alih tugas HMS Montrose, tapi menurut beberapa sumber, kedua kapal akan disandingkan bersama dalam jangka waktu tertentu.

Kabar tentang pengerahan kapal perang tersebut muncul setelah Perdana Menteri Theresa May mengatakan akan memulai pembicaraan dengan AS, tentang peningkatan kehadiran kekuatan trans-Atlantik di Teluk Persia, setelah dua serangan terhadap tanker minyak di sana, dan upaya angkatan laut Iran untuk menahan kapal tanker milik Inggris ke arah wilayah pesisirnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tidak Ingin Meningkatkan Risiko Konflik

Ketakutan Barat terhadap Iran kembali digaungkan oleh Menteri Luar Negeri Inggris, Jeremy Hunt, yang menyerukan peningkatan dua kali lipat anggaran belanja negaranya di bidang pertahanan.

Meski begitu, Inggris mengatakan tidak berusaha meningkatkan potensi krisis dengan Iran, dan mengimbau tetap tenang dalam kondisi seperti sekarang.

"Kami menangani keamanan maritim dengan sangat serius. Merupakan tanggung jawab utama kami untuk melindungi pengiriman (minyak) Inggris. Ini adalah situasi yang berubah setiap jam, tetapi kami bereaksi terhadap apa yang terjadi dengan cara yang jelas dan sangat terukur," tambahnya.

Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pihaknya berusaha untuk mengurangi krisis, tetapi mengakui bahwa dengan lebih dari 15 kapal tanker milik negara itu melewati Teluk Persia setiap hari, tidak mungkin bisa melindungi semuanya.

"HMS Duncan dikerahkan ke wilayah Teluk Persia untuk memastikan kami mempertahankan kehadiran keamanan maritim yang berkelanjutan, sementara HMS Montrose keluar dari tugas untuk pemeliharaan pra-rencana dan penggantian kru," jelas kemhan Inggris.

"Juga memastikan bahwa Inggris bersama mitra internasional dapat terus mendukung kebebasan navigasi bagi kapal yang transit melalui jalur pelayaran vital ini," lanjutnya.

3 dari 3 halaman

Konflik Inggris-Iran Kian Memburuk

Hubungan antara Inggris dan Iran yang telah bergejolak, dikabarkan semakin memburuk pada pekan lalu.

Inggris menyita sebuah kapal Iran, Grace 1, di Selat Gibraltar karena dituduh melanggar sanksi Uni Eropa atas pengiriman minyak ke Suriah.

Iran membantah kapal itu menuju Suriah, dan mengancam akan menyita tanker minyak Inggris sebagai balasan, jika Grace 1 tidak dibebaskan.

Kapten dan kepala awak kapal Grace 1 ditangkap oleh pihak berwenang Libya, setelah diburu selama hampir sepekan.

Sabtu ini, polisi Gibraltal, yang merupakan wilayah koloni Inggris, akan membebaskan pasangan tersebut, dan seorang perwira tingkat dua, tanpa tuntutan.

Namun, penyelidikan akan terus berlangsung dan kapal tetap ditahan di Gibraltar.

Iran menuduh Inggris melakukan pembajakan terhadap kapal tanker minyaknya, dan memanggil duta besar negara itu untuk Teheran, Robert McCaire, empat kali dalam sepekan terakhir.

Pemerintah Iran menduga penyitaan kapan tanker itu "atas perintah" Amerika Serikat, terkait dengan tensi yang semakin meningkat di antara kedua negara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini