Sukses

Terancam Punah, Hiu Paus Raksasa Indonesia Disorot Dunia

Hiu paus di Indonesia menjadi sorotan pada Konferensi Hiu Paus Internasional.

Liputan6.com, Canbera - Hiu paus di Indonesia menjadi sorotan pada Konferensi Hiu Paus Internasional 2019 yang diadakan di Exmouth, Australia Barat, pada akhir Mei lalu.

Hiu paus adalah ikan terbesar di dunia dan menjadi misteri karena hanya sedikit spesimen yang diketahui, sebagaimana dikutip dari The Star pada Senin (8/7/2019).

Sayangnya, hiu paus terancam punah berdasarkan Daftar Merah Internasional untuk Konservasi Alam.

Terdapat delapan topik mengenai hiu paus di Indonesia yang dipresentasikan pada konferensi tersebut. Di antaranya termasuk potensi ekonomi wisata hiu paus berbasis masyarakat di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, yang disampaikan oleh Maulita Sari Hani dari Conservation International (CI). Satu lainnya adalah penelitian dan konservasi hiu paus di Indonesia oleh Mark Erdmann, yang juga dari CI.

Konferensi hiu paus tersebut diadakan untuk yang kelima kalinya dan dihadiri oleh 130 peserta dari 21 negara. Pertemuan internasional ini bertujuan untuk mengumpulkan semua pihak di seluruh dunia yang memiliki konsen terhadap spesies tersebut.

Konferensi yang berlangsung di Australia itu juga menjadi platform untuk berbagi informasi tentang aspek ekologis dan biologis hiu paus, serta menerapkannya pada upaya konservasi.

Simak pula video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Misteri Datang dan Perginya Hiu Paus di Indonesia

Sementara itu, misteri datang dan perginya hiu paus di Indonesia, khususnya Pantai Botubarani Gorontalo akhirnya terkuak. Mahardika Rizki Himawan, seorang peneliti dari Whale Shark Indonesia, mengatakan perairan Gorontalo memang menjadi salah satu jalur lintas hewan berukuran besar itu. 

"Kemungkinan hiu dari luar Teluk Tomini, hendak balik ke Samudra Pasifik, itu melalui laut Gorontalo," ungkapnya. 

Pria yang sejak 2015 melakukan pemantauan hiu paus bersama Badan Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar dan WWF Indonesia itu menyebut, aktivitas pemberian makanan di lokasi wisata Pantai Botubarani menarik perhatian kawanan hiu paus tersebut saat sedang melintas. 

"Saya asumsikan, saat ada aktivitas pemberian makan, mereka singgah selama waktu yang tidak bisa ditentukan, hingga kemudian mereka melanjutkan perjalanan kembali ke Samudra Pasifik," kata Mahardika menjelaskan.

Berbeda dengan Maharfika, Olis Latif, salah satu nelayan yang telah bertahun-tahun mengamati aktivitas hiu paus, mengatakan setidaknya ada beberapa faktor yang membuat kawanan hiu paus seolah datang dan pergi dalam waktu yang tidak bisa ditentukan.  

"Ada dua sebab, yakni adanya Paus Orca atau paus pembunuh dan juga ketersediaan makanan di laut," ungkapnya.

Olis menjelaskan, saat ada Paus Orca melintas di Teluk Tomini khususnya di Pantai Botubarani yang merupakan kawasan wisata hiu paus, kawanan hiu paus akan bersembunyi dengan waktu yang cukup lama. Pernah terjadi pada 2018, Paus Orca muncul dan seketika hiu paus itu pergi dan sekitar sebulan kemudian baru muncul kembali.

Selain itu ketersediaan makan juga menjadi faktor utama hiu paus pergi beranjak dari kawasan wisata Pantai Batubarani.

"Biasanya kalau ikan-ikan kecil banyak mereka tidak muncul, mereka lebih memilih memburu binatang kecil seperti plankton, nanti setelah makanan itu habis, mereka kemudian baru muncul untuk diberikan makanan oleh kami berupa udang-udang kecil," tambahnya.

Demi melestarikan pariwisata hiu paus di pantai Batubarani, berbagai lembaga terus melakukan penelitian untuk mengetahui secara pasti kapan ikan bernama latin Rhincodon Typus datang dan kemudian pergi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.