Sukses

Maduro Pamerkan Kekuatan Militer dalam Perayaan Hari Kemerdekaan Venezuela

Maduro bertepuk tangan dan mengepalkan tinjunya saat para tentara berbaris, tank-tank dan jet tempur melintasi dan terbang di atas pangkalan militer Caracas.

Liputan6.com, Caracas - Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyaksikan pawai akbar militer untuk memperingati hari kemerdekaan negara itu pada Jumat, 5 Juli 2019.

Maduro bertepuk tangan dan mengepalkan tinjunya saat para tentara berbaris, tank-tank dan jet tempur melintasi dan terbang di atas pangkalan militer Caracas.

Parade ini merupakan peragaan atas dukungan terus-menerus dari militer bagi Maduro, di tengah perselisihan politiknya dengan pemimpin oposisi Juan Guaido, lapor VOA Indonesia dikutip Minggu (7/7/2019). Guaido berusaha menggulingkan Maduro dan mendapat dukungan lebih dari 50 negara, termasuk Amerika Serikat.

Tokoh oposisi Venezuela Guaido yang memimpin pawai guna menyaingi parade militer hari Jumat, mengklaim dirinya memiliki dukungan kuat untuk menjadi Presiden bulan Januari lalu.

Waktu itu Guaido mengerahkan para pendukungnya untuk berdemonstrasi menentang Maduro, yang dalam kepemimpinannya Venezuela mengalami keruntuhan dari negara yang pernah kaya karena sumber daya minyaknya itu.

Hingga saat ini, lebih dari 4 juta rakyat telah meninggalkan Venezuela di tengah kekurangan makanan dan obat-obatan serta inflasi ekonomi.

Sebagai ketua Majelis Nasional yang dikuasai oleh kelompok oposisi, Guaido mengklaim bahwa terpilihnya Maduro untuk masa jabatan enam tahun kedua pada pilpres tahun lalu tidak sah, karena beberapa tokoh paling populer dan partai-partai politik dilarang mencalonkan diri.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Segan Berlaku Kejam

Presiden Venezuela Nicolas Maduro juga sempat memperingatkan pada Rabu, 26 Juni 2019 bahwa ia akan berlaku kejam terhadap oposisi jika mereka mencoba kudeta. Hal itu ia sampaikan setelah staf pemerintahnya mengklaim telah menggagalkan percobaan pembunuhan yang menyasarnya.

"Kita akan kejam dalam serangan balasan revolusioner terhadap upaya kudeta fasis," kata Maduro dalam pidato yang disiarkan di radio dan televisi lapor Al Jazeera.

Sebelumnya, juru bicara Maduro Jorge Rodriguez mengatakan, adanya jaringan yang merencanakan untuk mengebom sebuah bangunan utama pemerintah, merebut pangkalan udara Caracas dan menjarah bank sentral Venezuela. Sebagian besar dari kelompok tersebut menurut Rodriguez adalah pensiunan perwira polisi dan tentara.

Lebih lanjut, Rodriguez mengklaim bahwa jaringan itu ingin menyingkirkan pemimpin opisisi Juan Guaido dari lanskap politik Venezuela.

Rodriguez melanjutkan, jaringan itu "ingin mencuri helikopter untuk membebaskan Raul Baduel, mantan menteri pertahanan yang sekarang berada di penjara dan mengangkatnya sebagai presiden."

Tidak ada bukti yang cukup terkait klaim sang juru bicara ini. Pemerintah telah mengklaim banyak hal selama bertahun-tahun. Umumnya tanpa menawarkan bukti. Guaido menolak beberapa klaim, menyebutnya sebagai upaya pemerintah untuk mengalihkan perhatian dari masalah nyata Venezuela.

Saat ini pemimpin oposisi Juan Guaido telah mendapatkan dukungan lebih dari 50 negara. Ia juga telah mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara, menyebut pemilihan 2018 yang dimenangkan Maduro tidak sah.

Sementara Guaido mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat, Maduro mendapatkan dukungan dari Rusia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.