Sukses

Kapal Terbalik di Lepas Pantai Honduras, 26 Penyelam Amatir Tewas

Sebanyak 26 orang penyelam amatir tewas ketika sebuah kapal nelayan bermuatan penuh terbalik di lepas pantai Honduras.

Liputan6.com, Puerto Lempira - Insiden kapal terbalik kembali terjadi, kali ini menimpa sebuah kapal nelayan di lepas pantai Honduras, dan menewaskan sedikitnya 26 orang pada Rabu sore waktu setempat.

Sebanyak 47 orang lainnya berhasil diselamatkan dari kapan nahas itu, yang tenggelam di wilayah timur Mosquitia di pesisir Karibia, demikian sebagaimana dikutip dari BBC pada Kamis (4/7/2019).

Kapal seberat 70 ton itu penuh sesak dengan nelayan setelah pemerintah mencabut larangan musiman untuk menangkap lobster.

Tidak jelas apa yang menyebabkan kapal terbalik, dan penyelidikan khusus telah diluncurkan oleh pihak Kepolisian Honduras berserta dinas keselamatan transportasi negara itu.

Kapten kapal mengirimkan sinyal SOS tetapi meninggal tak lama setelah itu, lapor media setempat.

Jose Meza, juru bicara angkatan bersenjata Honduras, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa para jenazah dan korban kapal terbalik yang selamat, segera dibawa ke kota terdekat Puerto Lempira.

Dia mengatakan bahwa tak lama sebelum kecelakaan pada hari Rabu, perahu lain --yang juga diketahui penuh sesak-- tenggelam di daerah yang sama.

Meski tenggelam, namun tidak ada korban tewas dari total 40 orang yang naik di kapal bernama Miss Francely itu.

Simak pula video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Seluruh Korban Tewas adalah Penyelam Amatir

Sekitar 73 orang berada di atas kapal Captain Waly ketika transportasi laut itu oleng dan akhirnya terbalik, menurut surat kabar Honduras La Prensa.

Outlet berita itu melaporkan bahwa semua orang yang tenggelam adalah penyelam amatir, dengan sebagian besar dari mereka berasal dari kota pesisir Puerto Lempira.

Para penyelam amatir itu berperan sebagai nelayan temporer dalam panen lobster yang dimulai sejak awal Juli.

Richard Bonilla, presiden Asosiasi Nelayan Industri Karibia Honduras, mengatakan angin kencang dan gelombang tinggi menyebabkan kecelakaan kapal yang fatal, lapor stasiun televisi Televicentro.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.