Sukses

Wanita Ini Meninggal Setelah Terinfeksi Bakteri Pemakan Daging

Lynn Fleming mengalami dua stroke dan gagal ginjal setelah operasi akibat terinfeksi bakteri pemakan daging.

Liputan6.com, Florida - Seorang wanita Florida meninggal setelah menjalani operasi untuk menyembuhkan infeksi bakteri pemakan daging yang dideritanya.

Ia mengembuskan napas terakhir dua pekan setelah kakinya tergores saat berjalan di sepanjang pantai di Pulau Anna Maria, Florida, menurut informasi keluarga. Kakinya terinfeksi necrotizing fasciitis, yang biasa disebut bakteri pemakan daging.

Hidup di Florida telah lama menjadi impian Carolyn "Lynn" Fleming dari Pittsburgh yang baru-baru ini merupakan penduduk Ellenton.

"Ibu baru pindah ke sana tiga atau empat tahun yang lalu, tetapi dia menyukainya, dan dia punya banyak teman di sana," kata putra Wade Fleming.

Fleming, istrinya, dan dua anak mereka telah mengemudi dari Pennsylvania untuk menghabiskan sepekan bersama sang nenek yang berusia 77 tahun itu.

"Itu liburan terbaik dan terburuk yang pernah kita miliki," kata Fleming.

Keluarga itu mengunjungi Pantai Coquina, tak jauh dari St. Petersburg, pada 14 Juni.

Ketika dia berjalan di sepanjang air, Lynn Fleming tersandung. Kemudian muncul benjolan di kakinya, dengan luka gores tiga perempat inci di tulang kering kirinya, menurut Wade Fleming.

Seorang penjaga pantai kemudian membersihkan luka dan membalutnya. Dia tidak memiliki gejala yang aneh, dan melanjutkan acara pergi bersama teman-teman malam itu.

"Dia marah ketika aku berusaha membuat keributan, kau tahu seperti apa ibu," kata Wade Fleming.

Putra Lynn kemudian melakukan pembersihan lukanya sekali lagi pada hari berikut, mengenakan perban dari kotak P3K di mobilnya dan kembali ke Pittsburgh.

Pada Sabtu sore, Lynn Fleming menelepon keluarganya dan memberi tahu mereka bahwa dia kesakitan. Saat akhir pekan berlangsung, keparahan lukanya meningkat.

Pada hari Minggu, kakinya menjadi merah dan bengkak, dan teman-temannya bersikeras membawanya ke fasilitas perawatan darurat. Dia lalu menerima suntikan tetanus dan resep antibiotik.

Sejumlah teman mendatanginya ke rumah, mengetuk pintu untuk memberinya obat. Tapi tak ada jawaban. Mereka menemukannya tak sadarkan diri di lantai kamarnya. Tulang kiri kakinya menghitam.

Mereka kemudian memanggil ambulans.

Saksikan juga video terkait bakteri pemakan daging berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Detik-Detik Kematian

Pada 17 Juni, ia dirawat di rumah sakit dan didiagnosis terinfeksi necrotizing fasciitis, yang umumnya dikenal sebagai bakteri pemakan daging. Operasi diperlukan untuk memerangi infeksi yang sering mematikan.

Lynn Fleming mengalami dua stroke dan gagal ginjal. "Seluruh tubuhnya septik," tulis Traci Fleming pada hari Rabu di sebuah posting Facebook yang mencatat kondisi ibu mertuanya.

Syok septik adalah kondisi yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh infeksi lokal atau sistem yang luas yang memerlukan perhatian medis segera.

Wade dan Traci Fleming kembali ke Florida menemani Lynn Fleming hingga akhir hayatnya. Dia meninggal hari Kamis saat Wade memegang tangannya.

Keluarga Lynn berharap bahwa dengan membagikan kisahnya, mereka dapat mendidik dan menyelamatkan nyawa yang lain.

"Kami tidak mencegah orang menghabiskan waktu di pantai," kata Fleming. "Kami telah bertemu banyak orang dari Florida yang mengatakan mereka belum pernah mendengar tentang necrotizing fasciitis."

Kendati demikian, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, ada sekitar 700 hingga 1.200 kasus yang dilaporkan setiap tahun di Amerika Serikat.

3 dari 3 halaman

Cara Bakteri Pemakan Daging Menginfeksi

Bakteri pemakan daging menghentikan sirkulasi darah dan menyebabkan jaringan mati serta kulit membusuk, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Meskipun lebih dari satu jenis bakteri dapat memakan daging dengan cara ini, para ahli kesehatan masyarakat percaya bahwa bakteri Streptococcus kelompok A adalah penyebab paling umum dari infeksi ini. Bakteri Vibrio juga dapat menyebabkan kontaminasi yang mengancam jiwa, jika seseorang makan makanan laut mentah atau kurang matang atau mendapatkan luka basah dengan air laut atau air payau.

Stephen Spann, dekan dari Fakultas Kedokteran Universitas Houston, mengatakan bahwa luka yang terpapar air payau tempat bakteri ini hidup adalah salah satu cara terinfeksi. Selain itu juga dari makan kerang yang terkontaminasi - "tiram, terutama" - adalah salah satu penyebab lain.

Trauma tumpul yang tidak merobek kulit juga dapat memungkinkan masuknya bakteri pemakan daging, menurut CDC.

Beberapa antibiotik dapat mengobati cedera ini, meskipun ketika kasus menjadi parah, pencangkokan kulit dan operasi mungkin diperlukan.

"Rata-rata orang sehat mungkin tidak memiliki risiko besar," kata Spann, mencatat bahwa yang rentan termasuk mereka yang memiliki semacam penyakit kronis yang menekan fungsi kekebalan tubuh atau mungkin menggunakan obat imunosupresif seperti kortikosteroid.

Selain itu mereka yang memiliki penyakit liver atau disebut hemochromatosis, penyakit yang menyebabkan kelebihan zat besi dalam darah.

Apa pun risikonya, perawatan luka yang baik adalah cara terbaik untuk mencegah infeksi kulit akibat bakteri, menurut CDC. Penting untuk membersihkan luka dan luka kecil yang merusak kulit dengan sabun dan air. Selalu bersihkan dan tutupi pengeringan atau luka terbuka dengan perban kering sampai sembuh. Dan kunjungi dokter untuk tusukan dan luka dalam atau serius lainnya.

"Mungkin mereka harus mempertimbangkan tanda-tanda yang memperingatkan orang-orang tentang hal ini di pantai," kata Fleming. "Mereka memperingatkan orang-orang tentang ubur-ubur, dan aku belum pernah mendengar orang mati dari itu."

"Terlepas dari itu, kami berharap orang-orang bersenang-senang di pantai tetapi berhati-hati jika mereka memiliki luka," katanya. "Kami tidak pernah ingin orang lain melakukan panggilan telepon semacam ini dengan berita semacam ini tentang anggota keluarga mereka."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.