Sukses

Lapisan Es Setebal 1,5 Meter Selimuti Jalanan di Meksiko, Kendaraan Terkubur

Ini adalah fenomena alam yang belum pernah terlihat sebelumnya, kata Gubernur di Meksiko City.

Liputan6.com, Mexico City - Enam wilayah di pinggiran Kota Guadalajara, Meksiko memiliki lapisan es tebal setelah hujan es lebat.

Seperti dikutip dari BBC, Senin (1/7/2019), lapisan es setebal 1,5 meter di beberapa tempat bahkan sampai mengubur kendaraan hingga batas setengah roda.

Alat berat pun dikerahkan untuk membersihkan jalan-jalan di kota berpenduduk lima juta orang yang terletak di Mexico City utara.

Pejabat lokal juga melaporkan banjir dan pohon tumbang, tetapi sejauh ini belum ada laporan korban luka.

Sebelum lapisan es tebal menyelimuti kota di Mexico City, suhu di sana mencapai lebih dari 30 derajat Celcius. Lalu turunlah hujan es, tetapi jarang terjadi hingga menimbun es sedemikian rupa.

Pihak berwenang mengatakan 200 rumah telah rusak dan puluhan kendaraan hanyut di kota dan distrik sekitarnya.

Gubernur negara bagian itu, Enrique Alfaro menggambarkannya kondisi tersebut luar biasa.

"Lalu kami bertanya pada diri sendiri apakah perubahan iklim itu nyata. Ini adalah fenomena alam yang belum pernah terlihat sebelumnya," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Informasi dari BMKG

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hujan es adalah curah hujan dalam bentuk padat. Salah satu proses pembentukannya adalah melalui kondensasi uap air lewat pendinginan di atmosfer pada lapisan di atas titik beku nol derajat Celsius.

Diameter es yang terjadi dengan proses ini biasanya berukuran antara 5 sampai dengan 200 milimeter. Batu-batu es yang telah terbentuk mulai dari bagian tengah awan sampai pada lapisan atas awan tidak semuanya mencair ketika turun ke lapisan yang lebih rendah meskipun dengan suhu yang relatif hangat, sehingga terjadi fenomena ini.

3 dari 3 halaman

BMKG: Transisi Pergantian Musim

Melalui keterangan tertulisnya, Humas BMKG menyampaikan, kejadian hujan lebat atau es disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi/pancaroba musim, baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.

Berikut 8 indikasi terjadinya hujan lebat/es disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat:

1. Satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah,

2. Udara terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (lebih dari 4.5 derajat Celcius) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (lebih dari 60 persen).

3. Mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis–lapis), diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu–abu menjulang tinggi seperti bunga kol.

4. Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu–abu/hitam yang dikenal dengan awan Cb (Cumulonimbus). 

5. Pepohonan disekitar tempat kita berdiri ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat,

6. Terasa ada sentuhan udara dingin disekitar tempat kita berdiri.

7. Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba – tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita.

8. Jika satu sampai tiga hari berturut–turut tidak ada hujan pada musim transisi/pancaroba/penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini