Sukses

Dijanjikan Rp 127 Miliar via Online, Seorang Remaja AS Tega Membunuh Teman Dekat

Seorang remaja AS dilaporkan tegas membunuh teman dekatnya karena tergiur iming-iming imbalan Rp 127 miliar.

Liputan6.com, Anchorage - Seorang remaja di Amerika Serikat (AS) dituduh bersekongkol untuk membunuh "sahabatnya", setelah seorang pria yang ditemuinya secara online menawarkan bayaran senilai US$ 9 juta (setara Rp 127 miliar) untuk melakukan kejahatan itu.

Menurut penyelidik, Denali Brehmer (18) dari negara bagian Alaska, direkrut untuk membunuh temannya oleh seorang pria beberapa tahun lebih tua darinya, Darin Schilmiller (21) dari negara bagian Indiana.

Dikutip dari The Straits Times pada Kamis (20/6/2019), pasangan itu sebelumnya terhubung secara online, dengan Schilmiller mengambil identitas palsu dan menyamar sebagai seorang jutawan bernama "Tyler".

Dokumen pengadilan mengatakan bahwa selama hubungan online mereka, keduanya membahas rencana untuk memperkosa dan membunuh seseorang di Alaska.

Schilmiller menjanjikan kepada Brehmer imbalan senilai US$ 9 juta atau lebih, untuk mengiriminya video atau foto-foto tentang aktivitas membunuh terkait.

Brehmer kemudian mulai merekrut empat teman dan kelompok itu memilih Cynthia Hoffman --digambarkan sebagai salah satu teman terbaik Brehmer-- sebagai korban mereka.

Pada 2 Juni, pihak berwenang mengatakan Hoffman (19) terpancing pergi ke jalur pendakian di timur laut kota Anchorage, tempat ia diikat dengan lakban dan ditembak sekali di belakang kepala, sebelum didorong terjun ke sungai.

Jasadnya ditemukan pada 4 Juni 2019.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Korban Mengalami Kesulitan Belajar

Laporan berita lokal mengatakan ayah Hoffman menggambarkan putrinya memiliki kesulitan belajar dan pola pikir seorang anak berusia 12 tahun.

Polisi mengatakan bahwa korban dibawa ke distrik Thunderbird Falls oleh Brehmer dan Kayden McIntosh, seorang bocah lelaki berusia 16 tahun, dengan kedok untuk melakukan pendakian di tepi sungai.

McIntosh diduga menembak Hoffman dengan pistol Brehmer dan membuang jasadnya ke dalam air.

Pihak berwenang mengatakan Brehmer berkomunikasi dengan Schilmiller sepanjang pembunuhan, mengirimnya "foto-foto Snapchat dan video Hoffman diikat dan jenazah sesudahnya".

Baik Brehmer dan McIntosh telah ditangkap dan didakwa sehubungan dengan pembunuhan tersebut.

Schilmiller juga telah ditangkap bersama dengan tiga orang lainnya yang dituduh membantu dalam perencanaan atau pelaksanaan pembunuhan.

 

3 dari 3 halaman

Dijatuhi Hukuman Berat

Hakim agung pada Jumat 14 Juni, mendakwa keenam terdakwa atas pembunuhan tingkat pertama, konspirasi untuk melakukan pembunuhan di tingkat pertama, dua tuduhan pembunuhan tingkat dua dan tuduhan lainnya.

Schilmiller dan Brehmer juga didakwa pada hari Selasa atas tuduhan pornografi anak federal dan tuduhan eksploitasi anak.

Polisi mengatakan bahwa pencarian di telepon Brehmer selama penyelidikan terhadap kematian Hoffman mengungkapkan bahwa remaja itu --atas arahan Schilmiller-- telah merekam video yang menggambarkan perilaku eksplisit seksual, yang melibatkan anak di bawah umur dan mengirimkannya ke Schilmiller.

Dokumen pengadilan mengatakan Schilmiller mengaku berusaha memeras Brehmer setelah pembunuhan terhadap gadis-gadis muda yang melakukan pelecehan seksual.

Keduanya menghadapi hukuman penjara seumur hidup atas tuduhan pornografi anak terkait.

Mereka juga menghadapi hukuman 99 tahun penjara untuk masing-masing tuduhan pembunuhan, konspirasi untuk melakukan pembunuhan, dan ajakan untuk melakukan tuduhan pembunuhan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini