Sukses

Suntik Mati 85 Pasien, Perawat Jerman Divonis Penjara Seumur Hidup

Diperlukan penggalian dan autopsi lebih dari 130 jenazah untuk mendapatkan bukti suntik mati yang dilakukan perawat Jerman.

Liputan6.com, Oldenburg - Perawat Jerman yang membunuh 85 pasien rumah sakit yang berada dalam perawatannya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Dia diyakini sebagai pembunuh dengan jumlah korban terbanyak dalam sejarah pascaperang Jerman.

Hakim Sebastian Buehrmann menyebut pembunuhan yang dilakukan oleh Niels Hoegel itu sebagai "tidak bisa dipahami," kantor berita AFP melaporkan.

Perawat pria berusia 42 tahun itu memilih korbannya secara acak. Lalu, dia membunuh mereka dengan suntikan mematikan antara 2000 dan 2005, saat dia akhirnya tertangkap basah.

Hoegel sudah menghabiskan satu dasawarsa dalam tahanan setelah vonis hukuman penjara seumur hidup yang sebelumnya dia terima untuk enam pembunuhan lainnya.

Untuk membangun gugatan atas kasus tersebut, seperti diberiitakan VOA Indonesia yang dikutip Jumat (7/6/2019), diperlukan penggalian dan autopsi lebih dari 130 jenazah.

Polisi Jerman menduga jumlah akhir korban yang tewas di tangan Hoegel mencapai lebih dari 200.

Namun pengadilan tidak bisa memastikan karena ada kesenjangan pada ingatan Hoegel dan karena banyak kemungkinan sudah dikremasi sebelum bisa dilakukan autopsi.

Hakim Buerhman dari pengadilan negeri Kota Oldenburg mengatakan jumlah kematian di tangan Hoegel "melebihi imajinasi manusia." Dia juga mengungkapkan penyesalannya tidak bisa "sepenuhnya menyibak tabir" untuk para kerabat dari orang-orang yang mungkin menjadi korban Hoegel.

Pada hari terakhir persidangan yang digelar Rabu 5 Juni 2019, Hoegel meminta keluarga para korbannya untuk memaafkan "tindakannya yang mengerikan."

"Saya dengan tulus ingin minta maaf atas segala yang saya perbuat terhadap Anda selama bertahun-tahun," kata Hoegel.

Tertangkap basah pada 2005 saat sedang menyuntikkan obat yang tidak diresepkan kepada seorang pasien di Delmenhorst, Hoegel divonis tujuh tahun penjara untuk percobaan pembunuhan pada 2008.

Persidangan kedua menyusul pada 2014-2015 setelah banyak tekanan dari para keluarga korban.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Persidangan

Para detektif mengatakan Niels Hogel memberikan dosis obat yang fatal kepada orang-orang yang dirawatnya --hingga menyebabkan gagal jantung-- di dua rumah sakit di Jerman utara, demikian seperti dikutip dari BBC, Rabu 31 Oktober 2018.

Motifnya, kata jaksa, adalah untuk membuat rekan-rekannya terkesan, ketika Hogel mencoba untuk meresusitasi korban.

Hogel sudah menjalani hukuman seumur hidup karena membunuh enam pasiennya.

Dia sekarang dikatakan telah membunuh 36 pasien di Oldenburg dan 64 di dekat Delmenhorst antara 1999 dan 2005.

Ketika hakim di Pengadilan Oldenburg menanyakan apakah itu benar, Hogel menggatakan, "kurang-lebih semuanya korban saya."

Puluhan kerabat korban yang meninggal di tangan Hogel berada di pengadilan Oldenburg pada Mei lalu untuk mendengarkan pengakuannya.

Banyak dari mereka yang menuntut untuk mengetahui bagaimana Hogel dapat tega membunuh begitu banyak orang dan melakukannya secara leluasa di dua rumah sakit.

Hogel juga dilaporkan tetap diizinkan untuk terus bekerja selama dua hari setelah dia tertangkap tangan memberikan obat kepada seorang pasien. Itu ia lakukan setelah dirinya melakukan hal serupa pada pasien lain. Dua pasien itu pun meninggal.

Oleh karenanya, banyak kerabat percaya bahwa otoritas kesehatan memilih untuk menutup mata atas tindakan Hogel.

"Kami berjuang selama empat tahun untuk uji coba ini dan mengharapkan Högel dijatuhi hukuman untuk 100 pembunuhan lainnya," kata Christian Marbach, yang kakeknya dibunuh oleh Högel.

Tuntutan dari kerabat korban akhirnya memicu aparat ntuk membuka penyelidikan terkait dugaan bahwa otoritas kesehatan ikut 'memfasilitasi' ambisi Hogel untuk membunuh.

Penyelidik juga ​​mengatakan bahwa Hogel mungkin telah membunuh lebih banyak pasien, tetapi, korban potensial telah dikremasi.

3 dari 3 halaman

Sepak Terjang Sejak 2005

Hogel pertama kali tertangkap pada tahun 2005 menyuntikkan obat yang tidak diresepkan ke pasien di Delmenhorst. Pada tahun 2008 ia dipenjara selama tujuh tahun karena percobaan pembunuhan.

Pada 2014-15, persidangan kedua menemukan dia bersalah atas dua pembunuhan dan dua percobaan pembunuhan dan dia diberi hukuman maksimum.

Dia mengatakan dia "benar-benar minta maaf" dan berharap keluarga akan menemukan kedamaian. Dia mengatakan keputusan untuk melakukan kejahatannya "relatif spontan".

Namun, selama persidangan dia mengaku pada seorang psikiater bahwa dia telah membunuh hingga 30 orang.

Investigator kemudian memperluas penyelidikan, menggali 130 mantan pasien dan mencari bukti obat yang dapat memicu serangan jantung. Mereka juga meneliti catatan di rumah sakit tempat dia bekerja.

Catatan di rumah sakit Oldenburg menunjukkan tingkat kematian dan resusitasi meningkat lebih dari dua kali lipat ketika Hogel sedang bertugas, media Jerman melaporkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini