Sukses

Berusia 120 Tahun, Ini Gerhana Matahari Pertama yang Sukses Difilmkan

Tonton gerhana matahari pertama yang usianya hampir 120 tahun berikut.

Liputan6.com, Jakarta - Rekaman gerhana matahari pertama kini tersedia untuk umum dan bisa ditonton di situs berbagi video. Klip dengan durasi 1 menit 8 detik ini mencakup keseluruhan proses gerhana, mulai dari sebelum Bulan sepenuhnya menutupi matahari dan hingga tepat setelah Bulan mulai bergerak menjauh.

Dilansir dari The Verge, Senin (3/5/2019), gerhana ini terjadi pada 28 Mei 1900 dan diabadikan di North Carolina selama ekspedisi yang dilakukan oleh British Astronomical Association.

Mantan British Astronomer Royal (ilmuwan senior di Royal Households of United Kingdom, departemen kolektif yang mendukung anggota keluarga kerajaan Inggris), Nevil Maskelyne, merekam fenomena tersebut menggunakan adaptor teleskopik di kameranya, yang membuat gambar gerhana lebih mudah ditangkap.

Ketika dirilis pada minggu ini, cuplikan gerhana matahari lawas itu disimpan di arsip Royal Astronomical Society.

Menurut cerita masyarakat setempat, itu adalah kedua kalinya Maskelyne mencoba memfilmkan gerhana matahari, setelah upaya pertamanya pada tahun 1898 gagal lantaran film-nya dicuri --dan belum pernah terlihat lagi sejak insiden tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Diubah Resolusinya

BFI, organisasi amal yang menjaga dan menyoroti video itu, merombak hasil rekaman asli ke kualitas 4K, meskipun kita hanya dapat menontonnya dalam resolusi 720p di situs berbagi video.

Tim ini menyusun dan memasang kembali bingkai demi bingkai, kata BFI, usai memperoleh file tersebut.

Sementara itu, gerhana matahari terakhir yang dapat kita saksikan jelas adalah gerhana matahari yang terlihat di Amerika Serikat pada tahun 2017. Sekitar 215 juta orang menontonnya langsung di langit siang.

Gerhana matahari berikutnya diprediksi akan terjadi pada tahun 2024, setelahnya lagi pada tahun 2045.

3 dari 4 halaman

Gerhana Matahari Cincin Akan Terlihat di Indonesia, Ini Kata LAPAN

Pusat Sains Antariksa LAPAN mengabarkan bahwa penduduk Indonesia akan bisa menyaksikan gerhana matahari cincin pada tahun ini.

Karena itulah, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional tersebut mengadakan persiapan pada hari ini bersama pemerintah daerah yang wilayahnya bakal dilalui oleh lintasan gerhana.

Selain itu, badan tersebut juga berfokus pada keterlibatan komunitas astronomi, memetakan dan berkolaborasi pada kegiatan pengamatan di setiap kota atau daerah yang dilewati oleh gerhana.

Fenomena gerhana matahari cincin berlangsung ketika Bulan berada segaris dengan Bumi dan matahari, serta Bulan berada pada titik apogee (Bulan berada pada titik terjauhnya dengan Bumi).

"Piringan Bulan akan tampak lebih kecil daripada piringan matahari dan tidak akan menutupi piringan matahari sepenuhnya," menurut keterangan tertulis Pusat Sains Antariksa LAPAN yang diterima Liputan6.com pada Jumat, 12 April 2019.

Kerucut umbra tidak sampai ke permukaan Bumi dan akan terbentuk kerucut tambahan yang disebut antumbra. Pengamat yang berada dalam wilayah antumbra akan melihat mataharitampak seperti 'cincin' di langit. Inilah yang disebut gerhana matahari cincin.

4 dari 4 halaman

Waktu dan Lokasi

Menurut LAPAN, gerhana matahari cincin akan terjadi pada 26 Desember 2019 dan dapat teramati dari wilayah Indonesia bagian barat serta sebagian Kalimantan. Jalur gerhana akan mencakup beberapa area sebagai berikut:

● Sumatera Utara: Sibolga dan Padang Sidempuan.

● Riau: Siak, Duri, Pulau Pedang, Pulau Bengkalis, Pulau Tebing Tinggi, dan Pulau Rangsang.

● Kepulauan Riau: Batam dan Tanjung Pinang.

● Kalimantan Barat: Singkawang.

● Kalimantan Utara: Makulit dan Tanjung Selor.

● Kalimantan Timur: Berau.

Titik greatest eclipse (GE), yaitu ketika sumbu bayangan Bulan berada paling dekat dengan pusat Bumi berada di tengah selat di dekat Pulau Pedang, tepatnya pada koordinat 1,0089 derajat Lintang Utara dan 102,2465 derajat Bujur Timur, dengan durasi fase cincin selama 3 menit 39 detik.

Gerhana matahari sebagian diprediksi mulai pada pukul 10.22.38 (WIB) dengan tinggi matahari 54,1 derajat dan azimut 134,5 derajat. Mulai gerhana cincin pada jam 12.15.54 (WIB) dengan tinggi matahari 65,6 derajat dan azimut 182,6 derajat.

Puncak gerhana matahari cincin pada pukul 12.17.43 (WIB) dengan tinggi 65,6 derajat dan azimut 183,6 derajat. Sedangkan gerhana matahari cincin akan berakhir pada jam 12.19.33 (WIB) dengan tinggi matahari 65,5 derajat dan azimut 184,6 derajat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini