Sukses

1.200 Perempuan Penduduk Asli Kanada Diduga Jadi Korban 'Genosida'

Penyelidikan nasional atas dugaan ribuan perempuan adat yang hilang dan terbunuh di Kanada menyebut kematian itu sebagai "genosida".

Liputan6.com, Ottawa - Kanada tengah tersandung tuduhan genosida terhadap perempuan penduduk asli.

Sebuah penyelidikan publik nasional terhadap kemungkinan ribuan perempuan adat yang hilang dan terbunuh di Kanada, menyebut bahwa kematian itu sebagai sebuah "genosida".

Laporan tersebut, yang baru resmi dirilis pada Senin 3 Juni 2019 mendatang, bocor ke badan penyiar nasional CBC yang menerbitkan rincian pada Jumat 31 Mei 2019.

Dokumen setebal 1.200 halaman itu menyalahkan kekerasan yang tidak proporsional yang dihadapi oleh perempuan pribumi akibat kolonialisme yang mengakar dan sikap diam negara, demikian seperti dilansir BBC, Minggu (2/6/2019).

Temuan-temuan dari 'Penyelidikan Nasional tentang Perempuan dan Gadis Pribumi yang Dibunuh dan Hilang' sudah lama dinanti di Kanada, di mana terdapat sekitar 1,6 juta penduduk asli.

"Butuh waktu 40 tahun untuk sampai pada saat ini dan hanya karena perempuan pribumi telah menyuarakan tentang ini," Robyn Bourgeois, seorang juru kampanye isu tersebut, mengatakan kepada BBC.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sekitar 1.200 Perempuan Penduduk Asli Jadi Korban

Penyelidikan menyimpulkan bahwa sekitar 1.200 perempuan penduduk asli telah dibunuh atau hilang di Kanada sejak 1980, tetapi beberapa aktivis mengatakan jumlah itu kemungkinan jauh lebih tinggi.

Pembunuhan remaja pribumi tahun 2014, Tina Fontaine, memicu dukungan nasional untuk perlindungan yang lebih baik bagi perempuan dan gadis pribumi.

Perdana Menteri Justin Trudeau menjadikan penyelidikan dan rekonsiliasi dengan masyarakat adat sebagai prioritas utama pemerintahan liberalnya.

Jalan menuju pelepasan laporan akhir penyelidikan nasional tidak selalu mulus.

Penyelidikan diluncurkan pada 2016 dengan mandat untuk melihat secara mendalam penyebab sosial, ekonomi, budaya, kelembagaan, dan historis yang mendasari kekerasan terhadap perempuan dan gadis adat.

Mereka mengadakan 24 audiensi dan acara "pengumpulan pernyataan" di Kanada, mengambil kesaksian dari hampir 1.500 orang, termasuk anggota keluarga perempuan yang hilang atau terbunuh dan korban kekerasan. Itu juga mendengar dari puluhan ahli dan meninjau kepolisian dan file institusional.

Ada pengunduran diri, keterlambatan, kritik terkait dengan transparansi dan komunikasi, dan keprihatinan tentang ruang lingkupnya. Komisaris penyelidikan memperjuangkan perpanjangan dua tahun tetapi hanya menerima tambahan enam bulan dari pemerintah federal.

3 dari 4 halaman

Karakteristik Genosida

Penyelidikan, yang menelan biaya 92 juta dolar Kanada (sekira Rp 957 miliar), difokuskan pada penyebab sistemik kekerasan terhadap perempuan adat serta kiat-kiat pencegahan.

CBC memperoleh salinan laporan pra-rilis, yang berisi 230 rekomendasi untuk mengatasi kekerasan yang dihadapi oleh masyarakat adat.

Namun, pada Jumat 31 Mei 2019, penyelidik mengatakan tidak akan membahas rekomendasi sebelum publikasi resmi pada Senin 3 Juni 2019.

Laporan tersebut mengakui ketidaksepakatan mengenai apa yang merupakan genosida, tetapi menyimpulkan: "Temuan penyelidikan nasional mendukung karakterisasi tindakan-tindakan itu, termasuk kekerasan terhadap perempuan adat, anak perempuan, dan 2SLGBTQQIA (terminologi payung untuk: dua jiwa, lesbian, gay, biseksual, transgender, queer, mempertanyakan seks, interseks dan orang-orang aseksual) sebagai genosida."

4 dari 4 halaman

Sekilas Data

Hingga hari ini, kurangnya data berarti tidak ada yang tahu persis berapa banyak perempuan dan gadis pribumi telah dibunuh atau hilang dalam beberapa dekade terakhir. Tetapi beberapa statistik telah disusun, BBC melaporkan.

  1. Sekitar 10% dari total kasus perempuan hilang merupakan penduduk asli dan mereka merupakan bagian atas 21% dari total korban pembunuhan perempuan. Penduduk asli Kanada mewakili sekitar 4% dari populasi.
  2. Setengah dari pembunuhan itu dilakukan oleh anggota keluarga, tetapi perempuan asli juga 1,4 kali lebih mungkin dibunuh oleh seseorang yang tidak dekat dengan mereka.
  3. Pada 2014, Royal Canadian Mounted Police mengidentifikasi hampir 1.200 kasus antara 1980 dan 2012.
  4. Perempuan adat berisiko lebih besar mengalami serangan fisik dan seksual --bahkan ketika faktor-faktor risiko lain diperhitungkan-- dan mengalami lebih banyak kekerasan dari pasangan intim mereka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini