Sukses

Anti-Semitisme Merebak, Yahudi di Jerman Diimbau Tak Pakai Kipah

Orang Yahudi di Jerman telah diperingatkan oleh pejabat terkemuka untuk tidak memakai kipah, menyusu merebaknya anti-semitisme di sana.

Liputan6.com, Berlin - Orang Yahudi di Jerman telah diperingatkan oleh pejabat pemerintah terkemuka untuk tidak memakai kipah tradisional di semua lingkungan publik menyusul meningkatnya serangan berbasis anti-semitisme di seluruh negara.

Felix Klein, komisaris anti-semitisme pemerintah Jerman, mengatakan kepada kelompok media Funke, Sabtu 25 Mei 2019, "Saya tidak bisa menyarankan orang Yahudi untuk mengenakan kipah di mana-mana sepanjang waktu di Jerman," demikian seperti dilansir CNN, Senin (27/5/2019).

Klein menyarankan bahwa peningkatan "kekasaran sosial" adalah penyebab dari situasi yang memburuk. "Internet dan media sosial juga berkontribusi besar dalam hal ini - tetapi juga serangan terus-menerus terhadap budaya kita," tambahnya.

Sang komisaris sejak itu menyerukan pelatihan khusus untuk polisi dan pejabat lainnya untuk memerangi lonjakan kejahatan berbasis anti-semitisme.

Ada "banyak ketidakpastian di antara polisi dan pejabat pemerintah dalam berurusan dengan anti-semitisme," katanya.

Dia juga menyarankan bahwa banyak pejabat tidak tahu apa yang diizinkan dan apa yang tidak, dan menyerukan polisi, pengacara, dan guru untuk diajari apa yang "didefinisikan dengan jelas" sebagai perilaku yang tidak dapat diterima --terutama terkait meningkatnya fenomena anti-yahudi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Anti-Semitisme yang Semakin Terbuka di Jerman

Felix Klein, komisaris anti-semitisme pemerintah Jerman mengatakan kepada CNN sebelumnya bahwa "anti-semitisme selalu ada di Jerman," tetapi memperingatkan bahwa sekarang "menunjukkan wajah jeleknya secara lebih terbuka."

"Kata Yahudi sebagai penghinaan itu tidak umum pada waktu ketika saya masih pergi ke sekolah. Sekarang ... ada kekhawatiran yang berkembang dan tentu saja kita harus mengembangkan strategi untuk melawan itu."

Peringatannya datang setelah pemerintah Jerman menerbitkan angka-angka yang mengungkapkan peningkatan tajam dalam kasus kekerasan berbasis anti-semitisme di seluruh Jerman.

Temuan itu, yang dirilis oleh kementerian dalam negeri Jerman, mengungkapkan bahwa kejahatan rasial anti-semitisme meningkat hampir 20% tahun lalu, sementara serangan fisik terhadap orang Yahudi meningkat dari 37 pada 2017 menjadi 62 tahun lalu.

3 dari 3 halaman

Dalang Kekerasan Diduga Kelompok Sayap Kanan?

Horst Seehofer, menteri dalam negeri Jerman, mengatakan bahwa sekitar 90% dari insiden yang dilaporkan dilakukan oleh para pendukung kelompok sayap kanan.

"Ini adalah perkembangan yang harus kita hadapi, terutama di negara ini," Seehofer mengatakan pada konferensi pers pada Mei 2019. "Ini pekerjaan untuk polisi dan seluruh masyarakat."

Claudi Vanoni, salah satu pakar hukum anti-semitisme terkemuka Jerman, juga memperingatkan bahwa masalah itu masih "berakar dalam" di Jerman.

"Anti-semitisme selalu ada di sana. Tetapi saya berpikir bahwa baru-baru ini, itu kembali menjadi lebih keras, lebih agresif dan mencolok," kata Vanoni kepada kantor berita AFP.

Katarina Barley, menteri kehakiman Jerman, berjanji untuk melindungi cara hidup orang Yahudi.

"Serangan yang semakin sering terhadap orang-orang Yahudi memalukan bagi negara kita. Gerakan-gerakan sayap kanan menyerang demokrasi kita dan menargetkan hidup bersama kita yang damai," katanya kepada surat kabar Handelsblatt.

"Kita harus melindungi kehidupan Yahudi dengan segala cara kita di negara hukum kita dan meminta pertanggungjawaban pelaku."

Kanselir Jerman Angela Merkel juga mengecam kejahatan berbasis anti-semitisme di Jerman dan menyerukan pendekatan "toleransi nol" untuk menanganinya.

"Orang-orang yang tumbuh dewasa hari ini harus tahu apa yang mampu dilakukan orang di masa lalu, dan kami harus bekerja secara proaktif untuk memastikan bahwa hal itu tidak pernah terulang," katanya dalam pidato video mingguan pada Januari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini