Sukses

Sosis Demokrasi, Hidangan Lezat Khas Pemilu Australia

Di tempat pemungutan suara di seluruh Negara Bagian Australia, sosis barbekyu yang dikenal dengan democracy sausage dihidangkan.

Liputan6.com, Canberra - Australia memiliki cara sendiri untuk menarik warga yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap agar menggunakan hak pilihnya. Di tempat pemungutan suara di seluruh negeri, sosis barbekyu dihidangkan.

Makanan itu sengaja disediakan oleh para relawan untuk dijual kepada para pemilih.

Relawan penjual sosis datang dari berbagai latar belakang, seperti sekolah setempat atau komunitas tertentu. Mereka menjual daging giling bakar itu disajikan di atas sepotong roti putih dengan dan atau tanpa saus tomat.

 

Melansir The Guardian pada Sabtu (18/5/2019), para relawan sebetulnya dapat pula menjual kue, kopi, maupun makanan dan minuman lainnya. Namun, sosis yang dikenal dengan democracy sausage itu ibaratnya telah menjadi ikon di hari pemilihan.

"Demokrasi Australia tidak lengkap tanpa aroma sausage sizzle," kata mantan perdana menteri Malcolm Turnbull saat memberikan suaranya dalam pemilu 2016.

Adapun tagar resmi di Twitter untuk pemilihan ini adalah #AusVotes2019, dengan emoji sosis pada roti putih dengan saus tomat.

Sosis Demokrasi pertama tahun ini disajikan di London, saat pemilu Australia dilangsungkan bagi warganya yang berada di Negeri Ratu Elizabeth. Sekitar 1.200 sosis dijual kepada pemilih Negeri kanguru yang tinggal di Inggris, dengan harga £ 3.500 (sekira Rp 64.500)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

16,4 Juta Pemilih Terdaftar

Pemilihan umum Australia dimulai pada hari ini, Sabtu 18 Mei 2019. Pemilu kali ini akan memilih anggota parlemen ke-46 Negeri Kanguru.

Australia mengadakan pemilihan setiap tiga tahun. Dalam pemilu kali ini, sebanyak 16,4 juta pemilih telah terdaftar, demikian sebagaimana dikutip dari BBC News.

Warga Negeri Kanguru akan memilih pertama kalinya sejak adanya pertikaian politik yang menggulingkan keempat kalinya pemimpin dalam satu dekade.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison sangat optimis memenangkan pemilu, dengan mengaku telah menyatukan pemerintah konservatif dalam sembilan bulan sejak ia menggantikan Malcolm Turnbull.

Sementara itu, pemimpin kubu oposisi Bill Shorten telah menekankan adanya alternatif kebijakan yang jelas.

Keduanya telah melakukan pemungutan suara pada Sabtu pagi.

3 dari 3 halaman

Jajak Pendapat Pra-Pemilihan

Jajak pendapat terkait pemilu kali ini telah dilaksanakan pada 18 Mei 2019 lalu, dua hari setelah kematian Bob Hawke - seorang mantan perdana menteri dengan prestasi yang dipuji oleh seluruh spektrum politik.

Dari survei itu, diketahui bahwa aspek ekonomi, biaya hidup, lingkungan dan kesehatan menjadi perhatian utama para pemilih.

Dalam segmen pemilih pemuda, mereka mengatakan frustrasi dengan perubahan iklim dan kurangnya perumahan dengan harga terjangkau. Sementara kalangan yang lebih tua memiliki fokus terhadap proposal reformasi pajak yang mendominasi sebagia besar substansi kampanye semua kubu.

Sementara isu lain yang tetap menjadi pekerjaan rumah bagi siapapun yang terpilih dalam pemilu kali ini, setidaknya dua hal. Keduanya adalah pengakuan formal penduduk asli Australia dan perlakuan terhadap politikus perempuan di parlemen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini