Sukses

Wabah HIV Melanda Pakistan, Ratusan Anak di Sebuah Desa Terinfeksi

Ratusan orang di sebuah desa di selatan Pakistan dinyatakan terinfeksi HIV.

Liputan6.com, Islamabad - Ratusan anak di sebuah desa di selatan Pakistan dinyatakan terinfeksi HIV. Wabah itu disebabkan oleh penggunaan jarum suntik oleh dokter yang malpraktik.

Baru-baru ini sejumlah anak harus dites HIV di Desa Wasayo, pinggiran Kota Larkana, Provinsi Sind. Para orangtua mereka menyaksikan dengan gugup. Polisi dikirim untuk menjaga ketertiban proses itu.

Pejabat kesehatan Pakistan mengatakan, sekitar 400 orang telah melakukan tes HIV dalam beberapa pekan terakhir, banyak dari mereka adalah anak-anak. Tindakan itu dilakukan setelah para ahli memperlihatkan lonjakan tingkat infeksi HIV di seluruh Pakistan, akibat penggunaan peralatan yang tidak steril dan malpraktik yang merajalela.

Warga desa marah besar sekaligus takut akibat epidemi ini, sebagaimana dikutip dari Channel News Asia pada Kamis (16/5/2019). Mereka terpukul, terlebih saat pihak berwenang mengaitkan wabah dengan kelalaian yang parah atau niat jahat dari dokter anak setempat.

"Saya mengutuk (orang) yang telah menyebabkan semua anak-anak ini terinfeksi," kata Nisar Ahmed yang datang ke klinik pemeriksaan untuk meminta obat, setelah putrinya yang berusia satu tahun dinyatakan positif tiga hari sebelumnya.

Sementara itu, Imam Zadi yang mengantar lima anaknya untuk diperiksa, juga memperlihatkan keterpukulannya.

"Seluruh keluarga sangat sedih," katanya kepada AFP.

Pihak lain mengkhawatirkan masa depan anak-anak mereka yang telah rusak parah setelah tertular HIV. Terlebih di sebuah daerah di Pakistan di mana warganya memiliki kesulitan akses terhadap fasilitas kesehatan.

"Dengan siapa ia akan bermain? dan ketika dewasa, siapa yang ingin menikahinya?" kata seorang ibu dengan identitas anonim, mengatakan kepada wartawan sambil menangis. Putrinya yang berusia empat tahun baru saja dinyatakan positif HIV.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Negara Rentan HIV

Pakistan telah lama dianggap sebagai negara dengan kerentanan yang tinggi untuk HIV. Penyakit itu berkembang menjadi mengkhawatirkan, terutama di kalangan pengguna narkoba suntikan dan pekerja seks.

Populasi Pakistan yang melonjak juga meningkatkan kerawanan terhadap bertambahnya kasus HIV. Khususnya jika melihat realita bahwa sejumlah daerah tidak memiliki akses yang memadai ke layanan kesehatan berkualitas. Hal itu membuat masyarakat pedesaan yang miskin menjadi rentan terhadap praktisi medis yang tidak memenuhi syarat.

Pejabat kesehatan provinsi mencatat bahwa pasien berisiko tertular penyakit atau virus di klinik kesehatan, di mana suntikan sering digunakan sebagai pilihan pengobatan utama.

"Demi menghemat uang, para dokter ini akan menyuntik banyak pasien dengan satu jarum suntik. Hal ini bisa menjadi penyebab utama penyebaran kasus HIV," kata Sikandar Memon, manajer program provinsi untuk Program Pengendalian Sindh Aids.

Sejumlah besar dokter yang tidak memenuhi syarat ditambah dengan "penggunaan kembali jarum suntik yang telah digunakan, transfusi darah yang tidak aman" semuanya telah mengarah pada lonjakan kasus HIV dalam beberapa tahun terakhir, menurut seorang ahli penyakit menular di Universitas Aga Khan di Karachi.

 

3 dari 3 halaman

Dokter Juga Terinfeksi HIV

Pihak berwenang yang menyelidiki wabah HIV di Sindh mengatakan, dokter yang dituduh bersalah dalam kasus ini juga telah dites positif HIV.

Dari sel penjara, sang dokter menyangkal tuduhan bahwa ia dengan sengaja menyuntik pasiennya dengan virus.

Sementara itu, para orangtua saat ini sangat khawatir jika HIV dapat menular ke anak-anak lainnya. Khususnya, apabila penyakit itu tidak diobati dengan tepat.

"Kami tidak berdaya. Saya mempunyai anak-anak lain dan saya khawatir mereka akan terkena penyakit ini," kata seorang ibu yang putrinya baru-baru ini dinyatakan positif HIV.

"Tolong kirimkan obat untuk anak-anak kita agar mereka bisa disembuhkan. Jika tidak, semua anak kita akan mati, kan?" katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini