Sukses

Dubes Inggris Ungkap Kesan dan Pesan Selama Berdinas di Indonesia

Moazzam Malik telah menjadi Dubes Inggris untuk Indonesia sejak 2014. Dan pada tahun ini, diplomat top Britania Raya itu akan mengucapkan selamat tinggal pada RI.

Liputan6.com, Jakarta - Moazzam Malik telah menjadi duta besar Inggris untuk Indonesia sejak 2014. Dan pada tahun ini, telah tiba saatnya diplomat top Britania Raya itu mengucapkan selamat tinggal pada perannya sebagai penjembatan kedua bangsa, yang telah ia emban sejak kurang-lebih lima tahun terakhir.

Membeberkan pesan-kesannya selama berdinas di Indonesia, Dubes Moazzam mengatakan bahwa pengalamannya di Tanah Air sangat luar biasa.

"Ini pertama kali saya bekerja dan tinggal di kawasan Asia Tenggara, saya lihat ini kawasan dan khususnya Indonesia, sebagai sebuah negara yang sangat berpotensi, negara yang besar, luas, sebuah negara demokrasi denganjumlah penduduk yang beragama Islam paling besar di dunia," jelas Moazzam dalam sebuah kesempatan di Jakarta, Minggu (12/5/2019).

Pria yang fasih berbahasa Indonesia itu mengatakan, dengan kemajuan sekarang ini, RI bisa menjadi salah satu contoh untuk negara-negara berkembang lain, dan juga menjadi sumber inspirasi untuk umat Muslim seluruh dunia termasuk di negaranya.

"Karena di masa sekarang ada banyak tantangan yang dihadapi oleh kita semua, dan sebenarnya kami perlu masyarakat atau negara-negara yang bisa menginspirasikan yang lain, tetapi untuk mencapai potensinya, saya kira Indonesia harus bekerja keras," kata pria pemeluk Islam itu.

Khususnya, lanjut Moazzam, adalah meraih potensi di bidang pendidikan, nilai-nilai demokrasi, pemenuhan hak-hak minoritas, dan melewati berbagai banyak tantangan untuk perekonomian.

"Perlu keberanian dalam kebijaksanaan untuk meningkatkan kinerja perekonomian walaupun Indonesia berhasil angka pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen, tetapi saya kira Indonesia perlu lebih besar lagi," kata sang dubes Inggris.

Duta Besar Inggris Moazzam Malik Jajan Gorengan di Kota Tua (Gempur M Surya / Liputan6.com)

"Jadi saya kira ada banyak hal-hal yang perlu perhatian, tetapi saya kira Indonesia selama saya di sini ya sangat berhasil, sangat berpotensi, menginspirasi saya," jelasnya.

"Dan Insya Allah, melalui kemitraan antara kedua negara, persahabatan antara kedua negara, kita akan maju bersama. Motto saya selama saya berada di sini bekerja bersama, berhasil bersama. Jadi saya harap itu akan menjadi kenyataan untuk masa depan kita," lanjut Moazzam.

Pengganti Moazzam

Ditanya tentang siapa yang akan menggantikannya, Moazzam mengatakan, "Sudah ada, namun beliau sedang belajar Bahasa Indonesia, jadi beliau bersiap-siap diri untuk tugasnya di Indonesia."

"Nama beliau belum diumumkan tetapi mungkin beberapa minggu ke depan Insya Allah akan," jelas diplomat karier Inggris itu.

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sekilas Moazzam Malik

Moazzam Malik mengisi kursi Dubes Inggris untuk Indonesia sejak Oktober 2014, menggantikan Mark Canning.

Dalam penugasannya pada 2014 silam, Moazzam menyatakan antusiasme untuk pindah ke Indonesia, yang ia pandang sebagai "negara yang berkembang pesat di jantung masa depan Asia".

Moazzam menempuh pendidikan tinggi di London School of Economics dan meraih gelar master di Oxford University.

Sebelum bergabung dengan Foreign and Commonwealth Office Inggris (FCO) pada tahun 2014, Moazzam pernah memegang sejumlah posisi senior di Departemen Pembangunan Internasional Inggris (DFID).

Pada 2013, ia adalah Penjabat Direktur Jenderal di DFID Inggris, bekerja bersama dengan organisasi internasional seperti PBB, Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia dan IMF dalam mengelola komitmen Inggris di Asia Barat dan Timur Tengah.

Dubes Inggris Moazzam Malik berpose untuk di foto saat menunggu berbuka puasa di kawasan Museum Fatahilah, Jakarta, Minggu (18/6). (Liputan6.com / Gempur M Surya)

Di bidang tersebut, ia terlibat dalam respons terhadap Tsunami Aceh 2004 dan Topan Myanmar 2008.

Dari 2010 hingga 2013, ia adalah Direktur DFID untuk Asia Barat dan Stabilisasi setelah menjadi Direktur DFID untuk PBB, Konflik dan Kemanusiaan selama empat tahun sejak 2006. Ia memimpin pekerjaan pada buku putih UK 2006 tentang pembangunan internasional, 'Making Governance Work for the Poor'.

Pada tahun 2003 selama bekerja di DFID, ia menjadi Sekretaris Pribadi Utama selama dua tahun di Baroness Valerie Amos dan MP Hillary Benn, Sekretaris Negara untuk Pembangunan Internasional. Dia juga telah menangani proyek-proyek DFID di Pakistan, Irak dan tentang kebijakan perdagangan.

Moazzam juga pernah menjadi anggota Kelompok Penasihat Sekretaris Jenderal PBB tentang Dana Revolusi Darurat Pusat dan juga Peer Reviewer OECD DAC untuk Swedia.

Moazzam pernah menjadi wali dari sebuah LSM yang memberantas pekerja anak, Goodweave UK, dan telah duduk di Dewan Penasihat untuk Kelompok Parlemen Semua Pihak Inggris mengenai Konflik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.