Sukses

Teror Bom Minggu Paskah Bikin Sri Lanka Tak Bisa Peringati Hari Buruh

Serikat pekerja dan warga umum Sri Lanka tidak dapat memperingati hari buruh dengan aksi di luar ruangan gara-gara teror bom yang terjadi pada Minggu Paskah 21 April 2019.

Liputan6.com, Colombo - Serikat pekerja dan warga umum Sri Lanka tidak dapat memperingati hari buruh dengan aksi, sebagaimana dilakukan di sejumlah negara di dunia. Begitu pula sejumlah partai politik di negeri itu.

Hal itu berkaitan dengan permasalahan keamanan setelah adanya serangan bom Minggu Paskah, 21 April 2019, yang menewaskan sekitar 253 orang, mengutip The Straits Times pada Rabu (1/5/2019).

Partai-partai politik mengadakan pertemuan terbatas memperingati Hari Buruh hanya di aula, dengan mengundang anggota partai mereka saja. Mereka tidak bisa menggelar demonstrasi besar sepeti biasanya, di mana mereka menarik puluhan ribu dari semua bagian negara.

Meski demikian, pihak parpol berencana akan mengadakan aksi protes terkait Hari Buruh menjelang pemilihan presiden pada Desember mendatang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mengenang Korban Bom di Hari Buruh

Sementara itu, Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena dan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengikuti acara peringatan mengenang terbunuhnya mantan presiden dalam sebuah bom pada 1 Mei 1993 silam.

Mantan presiden itu adalah Ranasinghe Premadasa, yang menghembuskan nafas terakhir dalam sebuah pawai akibat bom dari pemberontak Tamil dari Liberation Tigers of Tamil Eelam (LTTE).

Pada 1 Mei 2019, operasi pencarian teroris jug masih berlanjut. Pasukan keamanan mencari orang yang terlibat dalam pengeboman Minggu Paskah yang menargetkan 3 gereja, 4 hotel, dan 1 rumah warga.

Kabar terakhir, sleama operasi pencarian petugas berhasil menemukan bahan peledak dan amunisi.

3 dari 3 halaman

Sri Lanka Siaga Tinggi terhadap Ancaman Teror Jelang Ramadan

Sementara itu, pasukan keamanan Sri Lanka mempertahankan tingkat siaga tinggi menjelang Ramadan setelah adanya insiden pengeboman Minggu Paskah.

Hal itu diumumkan setelah ancaman dua teror yang beredar pada akhir pekan lalu, hampir seminggu usai tragedi 21 April 2019; serta laporan intelijen bahwa teroris merencanakan serangan baru sebelum dimulainya Ramadan pada Mei mendatang.

"Keamanan akan tetap ketat selama beberapa hari karena militer dan polisi masih melacak para tersangka," kata seorang pejabat senior intelijen kepolisian Sri Lanka seperti dikutip dari NDTV.

Sumber pemerintah lainnya mengatakan kepada Reuters bahwa sebuah dokumen telah diedarkan di antara lembaga-lembaga keamanan utama yang menginstruksikan semua polisi dan pasukan keamanan di seluruh Negeri Ceylon untuk tetap siaga tinggi karena para teroris diperkirakan akan mencoba melakukan serangan sebelum Ramadan.

Ramadan dijadwalkan akan dimulai di Sri Lanka pada 6 Mei 2019.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.