Sukses

Bintang Zombie hingga Eridanus Supervoid, 6 Hal Mengerikan yang Ada di Antariksa

Inikah 6 hal menakutkan yang terjadi di antariksa?

Liputan6.com, Jakarta - Sejak ilmu pengetahuan semakin berkembang, umat manusia kian mampu mengetahui apa yang ada di antariksa. Kita bisa melihat bintang-bintang yang berkelap di langit untuk mencari makna, bimbingan, dan inspirasi.

Kemajuan bertahap dalam sains dan teknologi telah mengajarkan kita banyak hal tentang antariksa yang letaknya jauh dari Bumi. Di ruang hampa tak ada oksigen, dingin, sunyi, sangat gelap, dan misterius.

Meskipun banyak elemen dan objek yang ada di antariksa masih sulit dipahami, namun ada penemuan baru yang mengklaim telah mengungkapkan serangkaian fakta yang mengerikan.

Apa saja? Berikut 6 di antaranya, seperti dikutip dari Top Tenz, Selasa (30/4/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Bintang Zombie

Bintang zombie adalah hasil hipotetis dari supernova Tipe Iax yang meninggalkan bintang sisa, daripada sepenuhnya membubarkan massa bintang. Tipe Iax supernova mirip dengan Tipe Ia, tetapi memiliki kecepatan ejeksi yang lebih rendah dan luminositas yang lebih rendah.

Bintang ini tidak akan bisa meredup atau mati. Ledakan dahsyat dari supernova biasanya bersinar terang untuk sementara waktu, sebelum bintang yang sekarat itu lenyap menjadi debu angkasa.

Namun karena alasan yang belum ditentukan, bintang itu berhasil menghindari kematiannya. Bintang zombie dapat mengisap bahan bakar dan energi dari bintang terdekatnya untuk menghidupkan kembali dirinya sendiri.

Bintang zombie yang paling tersohor di kalangan para ilmuwan dikenal sebagai iPTF14hls. Bintang ini pertama kali muncul pada tahun 1954 dan diperkirakan telah mati lebih dari setengah abad yang lalu --tetapi sebuah penemuan pada tahun 2014 mengungkapkan bahwa benda langit ini masih hidup tanpa rencana 'pensiun'.

Menurut astronom terkenal Iair Arcavi, seorang NASA Einstein Postdoctoral Fellow di University of California, Santa Barbara (UCSB) dan Las Cumbres Observatory, perilaku bintang yang tak dapat dijelaskan itu adalah "teka-teki terbesar yang pernah ia temui."

3 dari 7 halaman

2. Sampah Luar Angkasa

Sejak negara-negara di Bumi mulai berlomba untuk menunjukkan 'taring' di antariksa, jutaan benda buatan manusia telah menumpuk di titik yang disebut "puing-puing orbital" dan menjadi sampah ruang angkasa.

Berbagai macam sampah yang ada di sana termasuk ribuan pecahan logam, kamera dari wahana, pendorong roket, dan bahkan satelit Vanguard-1 milik Amerika Serikat yang saat ini merupakan bongkahan logam buatan tertua yang masih ada di orbit.

Sampah galaksi ini dengan cepat mendekati titik kritis, keberadaannya disebut bisa merugikan bagi para astronaut ketika berada di angkasa luar dan kita yang bertempat di Bumi --resiko kejatuhan.

Saat ini, ada lebih dari 1.700 satelit yang beroperasi, namun hanya mewakili kurang dari 10 persen untuk melacak puing-puing sampah dari darat. 

Pada tahun 2007, China pernah menghancurkan satelit cuaca milik mereka yang telah dinonaktifkan guna melakukan uji coba senjata. Mereka menghancurkan objek tersebut menjadi lebih dari 150.000 keping.

Namun, upaya mereka justru menimbulkan lebih banyak masalah dalam hal keamanan nasional (peralatan pengawasan) dan atau mengakibatkan konflik atas hak-hak teritorial.

4 dari 7 halaman

3. Planet Jahat

Objek mirip planet yang berkeliaran di antariksa ini (juga dikenal sebagai Planet Nomad, Planet Yatim, Planet Tanpa Bintang, dan lain-lain) adalah objek dengan massa yang cukup untuk memenuhi syarat sebagai planet, tetapi langsung mengorbit pusat galaksi.

Alam Semesta, meskipun memiliki bentangan luas, terdiri dari orbit yang penuh dan sesak. Tetapi sebuah Planet Jahat (Rogue Planet) mengganggu lintasan ini, bergerak secara serampangan sambil menabrak tubuh kosmik lainnya, bak balerina yang mabuk.

Para ilmuwan percaya, planet-planet jahat mungkin telah dikeluarkan dari sistem planet sebelumnya atau tidak pernah terikat secara gravitasi ke benda lain, seperti bintang. Lebih jauh, galaksi kita alias Bimasakti, mungkin memiliki miliaran Planet Jahat.

Menariknya, beberapa Planet Jahat menampilkan inti cair, yang dikombinasikan dengan eksterior dingin yang terisolasi, dapat memiliki lautan bawah tanah yang diduga mampu mendukung kehidupan.

Sebuah tim ahli petrologi dari Rice University baru-baru ini berteori bahwa sebuah Planet Jahat seukuran Mars mungkin bertabrakan dengan Bumi pada 4,4 miliar tahun yang lalu, dan bisa saja menanam benih kehidupan sambil menciptakan cukup puing yang kemudian berkembang menjadi Bulan, satelit alami Bumi.

5 dari 7 halaman

4. Hypernova

Supernova superluminous (SLNe), juga dikenal sebagai Hypernova, adalah jenis ledakan bintang dengan luminositas 10 kali atau lebih tinggi dari supernova standar.

Seperti supernova, SLSNe tampaknya diproduksi oleh beberapa mekanisme, yang mudah diungkapkan oleh kurva cahaya dan spektrumnya.

Dalam contoh ini, angka astronomi berhubungan dengan jumlah panas dan energi berlebihan yang dihasilkan dari suatu ledakan. 

Novas adalah letusan relatif kecil yang terjadi dalam sistem bintang ganda. Ketika gravitasi katai putih menarik materi dari sebuah bintang pendamping (companion star), gas menumpuk dan akhirnya menjadi cukup padat untuk terbakar dalam percikan fusi nuklir.

Selanjutnya, Supernova, biasanya akan menandai kematian dari bintang besar dan pembentukan bintang neutron. Panas supernova bisa mencapai 120 juta derajat --suhu lima kali lipat dari ledakan nuklir.

Akhirnya, terbentuklah Hypernova, yang merupakan supernova ultra-energetik yang menandai kelahiran lubang hitam (black hole) dan pelepasan semburan sinar gamma intens (GRB) --bentuk cahaya yang paling energik.

Sebagai yang terkuat dari keluarga Nova, Hypernova 5 hingga 50 kali lebih energik daripada Supernova.

6 dari 7 halaman

5. Paradoks Fermi

Pada tahun 1942, seorang fisikawan Italia-Amerika bernama Enrico Fermi memimpin tim ilmuwan andalan untuk membangun reaktor nuklir pertama di dunia.

Upaya monumental ini adalah bagian dari Proyek Manhattan, operasi rahasia yang dijalankan oleh pemerintah Amerika Serikat untuk menghasilkan bom atom.

Setelah itu, Fermi mengalihkan perhatian dan ketajaman pada penyelesaian masalah kompleks lainnya: mengapa kita tidak mendeteksi peradaban alien, padahal ada miliaran planet yang nyaris setipe dengan Bumi?

Teori itu, yang kemudian dikenal sebagai Paradoks Fermi, mengemukakan bagaimana probabilitas tinggi kehidupan di luar Bumi bertentangan dengan kurangnya bukti yang didapatkan tentang makhluk ekstraterestrial.

Dengan kata lain, ini merupakan kontradiksi antara perkiraan kemungkinan keberadaan peradaban alien yang tinggi dengan kurangnya bukti atau hubungan dengan peradaban semacam itu.

Secara alami, aliran pemikiran tersebut mengabaikan segudang klaim yang dibuat oleh orang-orang yang mengaku melihat penampakan UFO atau mengalami perjumpaan dengan alien. Belum lagi fenomena seperti Crop Circles dan Cargo Cult Theory.

7 dari 7 halaman

6. Eridanus Supervoid

Eridanus Supervoid atau dikenal sebagai CMB Cold Spot atau WMAP Cold Spot adalah wilayah langit yang terlihat dalam gelombang mikro yang sangat besar dan dingin.

Ini diyakini sebagai bagian kehampaan besar yang terletak di Konstelasi Eridanus di selatan Orion. Namun, apa yang membuat penemuan tersebut begitu menarik adalah bahwa itu bukan hanya struktur terbesar yang pernah diamati di Alam Semesta, tetapi juga mampu menghilangkan sekitar 10.000 galaksi.

Pada tahun 2004, para kosmolog di University of Hawaii mengamati rentang yang membentang sepanjang 1,8 miliar tahun cahaya dan berjarak sekitar 3 miliar tahun cahaya (1 tahun cahaya = 5,88 triliun mil) dari Bumi.

Mereka mengidentifikasi Cold Spot raksasa di Cosmic Microwave Background (CMB), sebuah peta radiasi yang tersisa dari Dentuman Besar (Big Bang), yang menyediakan alat penting untuk mempelajari asal usul dan perkembangan Jagat Raya pada rentang waktu kosmik.

Temuan itu mengemukakan, dahsyatnya CMB tidak selaras dengan pemahaman kita saat ini tentang bagaimana Alam Semesta berevolusi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.