Sukses

Ledakan di Colombo Saat Paskah, 5 Hal tentang Teror Bom di Sri Lanka

Berikut 5 hal yang perlu diketahui publik terkait serangan bom yang terjadi di dua kota Sri Lanka.

Liputan6.com, Colombo - Status keamanan di Sri Lanka ditetapkan sebagai darurat saat pemerintah setempat menanggapi serangkaian serangan bom mematikan pada Minggu, 21 April 2019.

Sebanyak 207 orang tewas dan ratusan lainnya terluka dalam delapan ledakan yang menargetkan hotel-hotel mewah dan gereja-gereja. Meski demikian, otoritas belum menyebutkan pihak yang bertanggung jawab atas tragedi tersebut.

Selain itu, koneksi ke seluruh jaringan media sosial di negara ini juga diputus sementara demi mencegah dan menghentikan penyebaran informasi yang salah.

Layanan perpesanan populer seperti WhatsApp dan Facebook Messanger dilaporkan tidak tersedia bagi banyak orang.

Minggu malam, angkatan udara mengatakan sebuah alat peledak improvisasi telah ditemukan dan dibuang di dekat bandara utama Sri Lanka di Kolombo.

"Sebuah pipa PVC yang panjangnya 1,8 meter dan berisi bahan peledak, sudah ditemukan," kata juru bicara Gihan Seneviratne kepada media setempat, yang dikutip dari BBC, Senin (22/4/2019).

Berikut 5 hal yang perlu diketahui publik terkait teror bom bunuh diri di Sri Lanka.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Bagaimana Serangan Terjadi

Ledakan pertama dilaporkan terjadi sekitar pukul 08.45 waktu setempat --enam kali dentuman terdengar dalam waktu singkat.

Tiga gereja yang masing-masing berlokasi di Negombo, Batticaloa, dan Distrik Kochchikade menjadi sasaran perdana selama misa kebaktian Paskah.

Bom juga menyasar hotel-hotel mewah di Kolombo, seperti Shangri-La, Kingsbury dan Cinnamon Grand.

Ketika polisi memburu pelaku, dua ledakan susulan terjadi. Satu bom menghantam dekat kebun binatang di Dehiwala, Kolombo selatan, dan yang kedelapan di dekat distrik Dematagoda ketika polisi sedang berupaya menyergap terdugapelaku. Tiga petugas kepolisian mangkat.

Meski belum bisa dipastikan dalang di balik serangan itu, polisi telah meringkus 13 orang pada hari Minggu.

Administratif Sri Lanka mengatakan, pihaknya yakin seluruh ledakan tersebut berasal dari bom bunuh diri.

Selama konferensi pers pada hari Minggu malam, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe menyampaikan desas-desus bahwa para pejabat sebelumnya memiliki informasi dari intelijen tentang serangan yang akan datang.

"Kita harus mencari tahu mengapa tidak ada upaya pencegahan yang dilakukan oleh negara. Baik saya maupun menteri lainnya tidak diberi informasi apa pun," katanya.

"Untuk saat ini, prioritas pemerintah adalah menangkap para pelaku," ia menambahkan.

Pihak berwenang meminta masyarakat untuk tetap tenang saat investigasi berlangsung. Sedangkan bagi mereka yang ingin bepergian ke luar negeri, maskapai mengungkapkan bahwa orang-orang masih bisa menuju ke Bandara Internasional Bandaranaike meskipun jam malam diberlakukan.

Wisatawan selalu diminta untuk menunjukkan boarding pass dan kartu identifikasi mereka di pos-pos pemeriksaan di bandara dan tiba empat jam sebelum jadwal keberangkatan.

3 dari 6 halaman

2. Korban

Sebagian besar dari mereka yang terbunuh merupakan warga negara Sri Lanka. Kementerian Luar Negeri negara ini menyebut, ada 36 warga negara asing yang turut menjadi korban meninggal dalam serangan bom tersebut.

Namun sebagian besar jenazah yang ditemukan petugas masih belum teridentifikasi di kamar mayat di beberapa rumah-sakit Kolombo.

WNA yang dimaksud antara lain:

1. 5 warga negara Inggris,

2. 2 warga negara Amerika Serikat,

3. 3 warga negara Denmark,

4. 1 warga negara Portugis,

5. 3 warga negara India, 

6. 2 insinyur dari Turki, menurut Anadolu News Agency, serta

7. 1 orang dari Belanda.

4 dari 6 halaman

3. Respons Dunia

Para pemimpin dunia telah menyampaikan ucapan belasungkawa kepada pemerintah Sri Lanka atas insiden yang merenggut nyawa 207 orang tersebut.

Menara Eiffel, monumen ikonik kota Paris, mematikan sebagian besar lampunya pada Senin dini hari, tepat pukul 00.00 waktu Prancis, untuk menghormati para korban meninggal.

Paus Francis, dalam pidato Urbi et Orbi di Vatikan, mengutuk serangan itu sebagai "kekerasan kejam" sebab menargetkan orang-orang Kristen yang tengah merayakan Paskah.

Seorang juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, Guterres mengecam keras serangan itu dan menyampaikan harapannya agar para pelaku bisa segera ditangkap dan diganjar hukuman.

Perdana Menteri Inggris, Theresa May, melalui Twitter menuliskan, "Tindakan kekerasan terhadap gereja dan hotel di Sri Lanka benar-benar biadab."

Presiden AS, Donald Trump, pun turut berdukacita atas serangan itu. Juga halnya dengan PM Selandia Baru, Jacinda Adern, yang mengatakan, "Secara kolektif, kita harus menemukan kemauan dan jawaban untuk mengakhiri kekerasan semacam itu."

5 dari 6 halaman

4. Apa Sejarah Terbaru Sri Lanka?

Serangan bom yang melanda Sri Lanka pada hari Minggu kemarin adalah teror yang paling mematikan yang pernah terjadi di Sri Lanka, sejak berakhirnya perang saudara di negara itu pada 2009.

Perang saudara berakhir dengan kekalahan Tamil Tigers, yang telah berjuang selama 26 tahun untuk memerdekakan etnis Tamil di Sri Lanka.

Pertempuran tersebut diperkirakan telah menewaskan antara 70.000 dan 80.000 orang.

Negara telah melihat beberapa kekerasan sporadis sejak saat itu. Pada Maret 2018, keadaan darurat diumumkan setelah anggota mayoritas komunitas Buddhist Sinhala menyerang masjid dan propert milik Muslim.

6 dari 6 halaman

5. Agama di Sri Lanka

Theravada Buddhism adalah kelompok agama terbesar di Sri Lanka, yang membentuk sekitar 70,2% dari populasi, menurut sensus terbaru.

Ini adalah agama bagi etnis Sinhala (etnis mayoritas) di Sri Lanka, diberikan tempat utama dalam hukum negara dan dipilih dalam konstitusi.

Penganut Hindu dan Muslim masing-masing sebesar 12,6% dan 9,7% dari populasi.

Sri Lanka juga merupakan rumah bagi sekitar 1,5 juta umat Kristen, menurut sensus 2012, mayoritas dari mereka adalah Katolik Roma.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.