Sukses

Perdana dalam 49 Tahun, Salju Turun Lebih Awal di Australia Barat

Salju turun di wilayah Australia Barat, pada April tahun ini untuk pertama kalinya dalam 49 tahun.

Liputan6.com, Perth - Penduduk Australia Barat dibuat heboh dengan turunnya salju di kawasan itu pada April tahun ini. Sebelumnya, seperti yang diperkirakan dalam ramalan cuaca akhir pekan pada situs berita news.com.au, Stirling Range diguyur hujan salju pada Jumat Agung atau tepat saat Paskah.

Ini adalah pertama kalinya salju menyelimuti taman nasional tersebut dalam 49 tahun. Sedangkan musim gugur terakhir yang tercatat dalam sejarah negara bagian itu adalah pada 20 April 1970, menurut keterangan Badan Meteorologi setempat, BOM.

Kata BOM, merujuk pada salju bulan ini, es juga berpotensi menyebar ke seluruh area pertanian Wheat Belt pada Minggu pagi waktu setempat, 21 April 2019.

Fenomena alam tersebut membuat warga Perth berbondong-bondong keluar rumah demi mengabadikan momen langka ini: memotret salju.

Ada pula yang naik menuju tebing setinggi 1.099 meter agar bisa mendapatkan foto yang bagus dan mengunggahnya di media sosial.

Peramal cuaca di BOM, Matt Boterhoven, mengatakan bahwa salju tersebut adalah kejadian yang sangat jarang terjadi di Australia Barat setiap bulan April tiba.

"Luar biasa. Kami hanya mencatat sekali (salju) dalam 100 tahun terakhir, salju sedini ini turun di atas Stirling Ranges," katanya, seperti dikutip dari news.com.au pada Sabtu (20/4/2019).

"Salju tersebut terkait dengan massa udara dingin yang sangat kuat, yang bergerak di barat daya negara bagian. Jadi ketika kondisinya ada di bawah titik beku dan tersedia pula curah hujan, maka salju dapat terbentuk," bebernya lagi.

Cuaca dingin juga melanda Albany dan Great Southern, dengan hujan es dilaporkan terjadi pada Jumat kemarin sekitar jam 13.00 waktu Australia Barat.

Dengan suhu yang diperkirakan akan mencapai angka 13 derajat Celcius dan 18 derajat Celcius selama beberapa hari ke depan, masyarakat di wilayah tersebut akan merasakan dinginnya udara hingga kira-kira hari Senin pekan depan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Salju Hitam Tiba-Tiba Turun di Langit Siberia, Fenomena Apa?

Sementara itu di lain tempat, Siberia pernah didera fenomena alam aneh. Salju berwarna hitam tiba-tiba turun dari langit dan menutupi beberapa wilayah Kuzbass, yang merupakan rumah bagi 2,6 juta penduduk dan salah satu ladang batu bara terbesar di dunia.

Menurut Guardian dan Siberian Times, menghitamnya salju disebabkan oleh abu batu bara berwarna pekat dan beracun yang dilepaskan ke udara dari cerobong asap pabrik-pabrik di kawasan tersebut.

Salah seorang karyawan pabrik batu bara mengatakan kepada media setempat bahwa penghalang yang dibuat untuk mencegah residu-residu batu bara keluar dari pabrik telah rusak. Meski demikian, salju hitam beracun tampaknya merupakan fenomena biasa di daerah tersebut.

"Lebih sulit untuk menemukan salju putih daripada salju hitam selama musim dingin," kata Vladimir Slivyak, aktivis lingkungan dari organisasi nirbala Ecodefense kepada Guardian yang dikutip dari Live Science, Sabtu, 16 Februari 2019.

"Debu-debu batu bara berterbangan di udara sepanjang waktu. Ketika salju turun, debu itu menjadi kian terlihat jelas. Anda tidak dapat melihatnya sepanjang tahun, tetapi debu itu masih akan terus berada di sana," imbuhnya.

Kuzbass (kependekan dari Kuznetsk Basin) adalah salah satu ladang batubara terbesar di dunia, yang membentang lebih dari 10.000 mil persegi (26.000 kilometer persegi) di jajaran Siberia, menurut Britannica.com.

Sebuah laporan yang dibuat pada tahun 2015 dari Ecodefense menemukan bahwa warga Kuzbass memiliki harapan hidup rata-rata 3 hingga 4 tahun lebih pendek daripada rata-rata penduduk Rusia, serta dua kali lipat risiko tertular tuberkulosis dan gangguan mental pada anak kecil.

Salju hitam seperti ini adalah kejadian natural yang umum terjadi pada musim dingin di area tersebut. Namun sayangnya, menurut Live Science, upaya mitigasi yang dilakukan oleh otoritas lokal tidak maksimal.

Misalnya, pada Desember 2018, pemerintah daerah dituduh berusaha menyembunyikan objek berwarna hitam beracun dan mengecatnya dengan pigmen putih, Moscow Times melaporkan.

3 dari 3 halaman

Momen Langka, Badai Musim Dingin Picu Salju di Las Vegas

Di satu sisi, badai musim dingin pada Februari tahun ini membawa peristiwa alam yang sangat langka di sebagian wilayah barat daya Pantai Barat Amerika Serikat (AS), di mana salju tipis turun di Los Angeles dan Las Vegas.

Di negara bagian Nevada, badai musim dingin menutupi atap banyak gedung kasino, dan membuat orang-orang antusias untuk keluar ruangan, dan bersenang-senang dengan salju yang sangat jarang terjadi itu.

Dikutip dari The Guardian pada Jumat, 22 Februari 2019, turunnya salju itu membuat area Bandara Internasional McCarran di Las Vegas kembali tertutup salju, setelah momen serupa terjdi lebih dari satu dekade lalu.

Menurut laporan Layanan Cuaca Nasional (NWS) setempat, Las Vegas ditimpa salju berukuan 0,8 inci (setara 2 sentimeter) sejak Kamis sore.

Sebelumnya, kantor berita Associated Press melaporkan bahwa turunnya salju di Las Vegas sebagai "peristiwa pertama pada jenisnya sejak pencatatan dimulai pada 1937 silam". Klaim itu dibantah oleh para ahli meteorologi, yang langung memberikan klarifikasi.

Ahli meteorologi Chris Outler mengatakan salju tersebut jauh lebih kecil dibandingkan kejadian serupa pada 17 Desember 2018, yang tercatat setinggi 3,6 inci, atau 9,1 sentimeter.

Turunnya salju tersebut membuat lalu lintas jalan raya dan beberapa penerbangan di Las Vegas terganggu, meski tidak begitu fatal.

"Kami tidak memiliki alat penyapu salju," kata juru bicara bandara setempat, Christine Crews, seraya menyebut sekitar 100 jadwal penerbangan disesuaikan ulang.

Sementara itu, salju juga membuat pihak berwenang setempat menutup sebagian dari jalan raya utama yang menghubungkan Los Angeles, Las Vegas, dan Phoenix karena salju, es, dan jarak pandang yang terbatas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini