Sukses

Jurnalis Tewas Ditembak dalam Kerusuhan di Irlandia Utara

Seorang jurnalis berusia 29 tahun tewas pada Kamis 18 April 2019 di tengah kerusuhan di Irlandia Utara.

Liputan6.com, Creggan - Seorang jurnalis berusia 29 tahun, tewas pada Kamis 18 April 2019 di tengah kerusuhan di Irlandia Utara, kata rekan-rekannya, dalam apa yang disebut polisi sebagai "insiden teroris."

Jurnalis itu, yang diidentifikasi oleh teman-teman di Twitter sebagai Lyra McKee, adalah seorang editor untuk situs berita Mediagazer dan berdomisili di Belfast, menurut situs web agensi sastra Janklow and Nesbit, demikian seperti dikutip dari Buzzfeed News, Jumat (19/4/2019).

Rekam jejak kerja McKee termasuk memeriksa dampak dari puluhan tahun kekerasan di Irlandia Utara, dan dia digambarkan sebagai bintang jurnalisme investigatif dalam sebuah pengumuman kesepakatan penerbitan tahun lalu.

Kantor Polisi Irlandia Utara mengonfirmasi bahwa seorang perempuan telah terbunuh di daerah Creggan di Derry.

"Sedihnya saya dapat mengonfirmasi bahwa ada penembakan malam ini (18/4) di Creggan, seorang perempuan berusia 29 tahun telah terbunuh," kata Asisten Kepala Polisi Mark Hamilton dalam sebuah pernyataan di Twitter awal Jumat pagi waktu setempat.

"Kami memperlakukan ini sebagai insiden teroris dan kami telah meluncurkan penyelidikan pembunuhan."

Diduga, oknum "republikan sarat kekerasan yang membangkang" berada di balik serangan itu, yang menurut polisi kemungkinan besar dilakukan oleh kelompok New IRA --sebuah faksi anti-perdamaian Inggris-Irlandia Utara.

Menurut surat kabar Telegraph, penyerang bertopeng muncul untuk melemparkan molotov, dan puing-puing lainnya ke kendaraan polisi selama operasi keamanan di kota Irlandia Utara.

Seorang jurnalis lain di tempat kejadian mengatakan dia berdiri di sebelah "korban perempuan itu" ketika dia terkena tembakan.

"Saya memanggil ambulans untuknya, tetapi polisi memasukkannya ke belakang kendaraan mereka dan membawanya ke rumah sakit di mana ia kemudian meninggal," tulis Leona O'Neill di Twitter.

Tweet terakhir McKee menunjukkan gambar dari tempat kejadian kerusuhan dengan asap hitam mengepul di kejauhan.

"Derry malam ini. Kegilaan mutlak," tulisnya.

McKee dikatakan hendak meliput kerusuhan di Creggan, Derry ketika kekerasan berkobar di kota itu saat para penyerang bertopeng muncul untuk melemparkan bom molotov, kembang api dan puing-puing lainnya kepada kendaraan polisi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Siapa Lyra McKee?

Karya McKee telah muncul di berbagai publikasi, termasuk the Atlantic, Mosaic Science, dan BuzzFeed. Pada tahun 2016, Forbes menamainya salah satu dari 'European 30 under 30' di media. Dia adalah penulis novel non-fiksi Angels With Blue Faces dan sedang mengerjakan buku baru The Lost Boys, menurut agensi.

Angels With Blue Faces berfokus pada kasus dingin dari the Troubles, konflik 30 tahun di Irlandia Utara yang menewaskan lebih dari 3.000 orang.

Sebelum meninggal, McKee diketahui bekerja sebagai editor untuk situs berita Mediagazer yang berbasis di California, sebuah publikasi perdagangan yang meliput industri media. Ia direkrut oleh kantor itu karena hasratnya untuk "menggali ke dalam topik yang tidak dipedulikan orang lain."

3 dari 3 halaman

Kerusuhan di Creggan

Kerusuhan itu terjadi menjelang akhir pekan Paskah di mana kaum republikan menandai ulang tahun Eastern Rising 1916 --menandai ketika para pembangkang republikan Irlandia mulai aktif.

Arlene Foster, pemimpin Partai Unionis Demokrat Irlandia (DUP), menyebut pembunuhan jurnalis di tengah kerusuhan itu sebagai "tindakan yang tidak masuk akal".

"Sebuah keluarga telah hancur berantakan. Mereka yang membawa senjata ke jalan-jalan kita di tahun 70-an, 80-an & 90-an itu salah. Sama-sama salah pada 2019," katanya.

"Tidak ada yang mau kembali. Simpatiku juga dengan perwira pemberani yang membela komunitas mereka."

Gary Middleton, politisi DUP dan Anggota Dewan Legislatif saat ini, mentwit: "Adegan kekerasan memalukan di Creggan malam ini.

"Anggota masyarakat berada dalam bahaya oleh penjahat yang tidak representatif yang bermaksud menghancurkan komunitas."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini