Sukses

Duta Besar Australia untuk Indonesia Apresiasi Jalannya Pemilu 2019

Duta besar Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan, mengapresiasi penyelenggaraan pemilu 2019 di Indonesia. Berikut ini ungkapan pujian darinya.

Liputan6.com, Jakarta - Pada 17 April 2019 kemarin, rakyat Indonesia melakukan pemilihan umum (pemilu) serentak untuk memilih presiden dan wakil presiden, serta anggota legislatif seperti Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Tak hanya WNI yang berada di Tanah Air, pemilu juga dilangsungkan di luar negeri meski tanggalnya didahulukan, yakni 8 sampai 14 April 2019. Pesta demokrasi ini juga mendapat sorotan dari para duta besar negara sahabat, salah satunya ialah Gary Quinllan, dubes Australia untuk Indonesia. 

Mantan Perwakilan Permanen Australia untuk PBB tersebut memberikan ucapan selamat, melalui akun Twitter resminya, terhadap peneyelenggaraan pemilu Indonesia yang menurutnya berjalan sukses dan damai.

Selamat kepada pemerintah dan rakyat Indonesia untuk pemilihan umum yang sukses dan damai hari ini - pemilihan nasional terbesar dan paling kompleks dalam satu hari yang pernah diadakan di mana saja.

Selain itu, ia pun menyampaikan kegaguman warga Australia terhadap jalannya proses pemilu, yang baginya pemilu di Indonesia merupakan pencapaian demokrasi. 

22 TPS di Melbourne Menangkan Jokowi - Ma'ruf

Sementara itu, total 22 TPSLN di KJRI Melbourne, Australia telah selesai melakukan penghitungan suara pemilihan presiden dan wakil presiden, dengan pasangan 01, Joko Widodo - Ma'ruf Amin memenangi mayoritas perolehan suara.

Sebelumnya, pemungutan suara dilaksanakan serentak pada 22 (dua puluh dua) TPSLN yang berada di area KJRI Melbourne, 72 Queens Road, Melbourne pada 13 April 2019.

Hingga pukul 09.30 malam waktu Melbourne pada 17 April, pasangan 01 Joko Widodo - Ma'ruf Amin memperoleh suara 6.963, demikian seperti dilansir ABC Indonesia, Rabu 17 April 2019.

Sementara pasangan 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno meraih 863 suara dan 120 surat suara dinyatakan tidak sah.

Masih ada 1 TPS lagi yang belum dihitung, yakni suara dari para pemilih yang mencoblos lewat pos (TPS Pos) yang masih dalam proses perhitungan, dengan perkiraan suaranya mencapai 800 orang.

Sebelumnya, Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) di Melbourne mengatakan jumlah pemilih tetap di Melbourne yang sudah ditetapkan adalah 13.429 orang dan hanya 61 persen yang menggunakan hak pilihnya.

Suara untuk pasangan 01 unggul signifikan dibandingkan suara 02 di hampir semua TPS KJRI Melbourne, dengan hasil sementara bisa dikatakan lebih dari 80 persen warga yang datang mencoblos telah memilih Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.

* Ikuti Hitung Cepat atau Quick Count Hasil Pilpres 2019 dan Pemilu 2019 di sini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pantau Jalannya Pilpres 2019

Selain itu, masih dalam cuitannya di akun Twitter pribadinya, Gary Quinlan juga menyambangi sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang ada di Jakarta. Ia mengunggah foto-foto ketika ia dan sejumlah staf menyaksikan langsung jalannya pemungutan suara di lokais tersebut.

Mengunjungi beberapa tempat pemungutan suara di Jakarta pagi ini. Kagum dengan besarnya pelaksanaan dan antusiasme para pemilih.

Dalam unggahan sehari sebelum pencoblosan, Dubes Gary juga sempat memuji Indonesia sebagai negara demokrasi besar yang rutin menyelenggarakan pemilu.

Besok, 193 juta warga Indonesia akan memilih di lebih dari 800.000 tempat pemungutan suara yang tersebar di kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau pada pemilihan satu hari yang terbesar di dunia - suatu prestasi luar biasa untuk demokrasi.

 

3 dari 3 halaman

Disorot Media Asing

Situs berita The Guardian yang bermarkas di Inggris menyoroti pesta demokrasi yang berlangsung di Tanah Air. Media tersebut menuliskan bahwa Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia.

"Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dan mayoritas penduduknya adalah muslim," tulis The Guardian.

Dalam artikel bertajuk "Indonesia's biggest election under way as 193 million march to polls", mereka juga menyoroti soal 193 juta orang yang terdaftar sebagai pemilih di negara kepulauan tersebit.

"Para pemilih berbondong-bondong ke lebih dari 800.000 tempat pemungutan suara di mana mereka akan melubangi surat suara, sebagai tanda pemberian suara mereka." tambah keterangan media tersebut.

Sementara itu, kantor berita BBC dalam artikel bertajuk "Indonesia election: Millions vote in 'identity-defining' poll" menyoroti duel ulang yang terjadi pada 2014.

"Joko Widodo dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) kembali berduel dengan Prabowo Subianto, dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra," tulis situs berita itu.

Latar belakang Joko Widodo pun juga diangkat oleh BBC. Berawal dari seorang pengusaha furnitur hingga menjelma menjadi tokoh politik.

Selanjutnya, media Al Jazeera lebih menekankan pada upaya masing-masing kandidat dalam memproyeksikan diri.

"Widodo dan Amin berusaha memproyeksikan diri mereka sebagai progresif namun religius, dengan slogan kampanye "Memajukan Indonesia".

"Saya seorang nasionalis," kata Widodo pada pengumuman pencalonannya pada Agustus 2018, demikian dikutip dari artikel berjudul "Indonesia election: Widodo, Prabowo vie for presidency".

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini