Sukses

Banjir Parah di Brasil, Negara Menetapkan Status Darurat Nasional

Banjir mematikan di Rio de Janeiro, Brasil, memicu keadaan darurat.

Liputan6.com, Rio de Janeiro - Status darurat nasional diumumkan di Rio de Janeiro, Brasil, setelah hujan lebat menyebabkan banjir dan tanah longsor yang menewaskan 6 orang pada hari Senin dan Selasa pekan ini.

Tim SAR setempat bertindak cepat untuk menyelamatkan orang-orang yang terjebak dalam mobil dan di jalanan.

Melansir situs web Accu Weather pada Kamis (11/4/2019), seorang nenek dan cucunya yang berusia 7 tahun dilaporkan tewas tertimbun tanah longsor ketika mereka sedang berada di dalam taksi.

Jasad pengemudi juga ditemukan di dalam kendaraan. Sementara itu, dua wanita dewasa yang merupakan kakak beradik, meninggal ketika rumah mereka yang terletak di daerah kumuh terkubur tanah longsor.

Sedangkan menurut pernyataan dari kantor wali kota Rio de Janeiro, seorang lelaki tewas akibat terseret arus banjir di bagian lain kota itu.

Sebagian besar wilayah di Rio de Janeiro telah tergenang air, termasuk Copacabana, Botafogo dan Jardim Botanico. Jalan-jalan utama tidak dapat dilalui oleh kendaraan. Pepohonan banyak yang tumbang dan trotoar rusak.

Hujan dengan intensitas lebat, lebih dari 380 mm (15 inci), mengguyur di Copacabana selama 24 jam non-stop, menyebabkan jalanan berubah menjadi bak sungai.

"Hujan kali ini benar-benar mengerikan, tidak seorang pun di antara kami yang mengharapkan hujan sederas itu," kata Wali Kota Marcelo Crivella pada konferensi pers Rabu pagi, 10 April 2019.

Meskipun April masih merupakan salah satu bulan basah di Rio de Janeiro, namun curah hujan normal hanya sekitar 107 mm (4,20 inci).

"Hujan belum sepenuhnya reda, tetapi yang terburuk telah berlalu. Masih ada curah hujan lokal yang melanda daerah utara, di Espirito Santo. Namun curah hujan pada umumnya akan ringan di sekitar Rio de Janeiro hingga Kamis," kata meteorolog senior AccuWeather, Eric Leister.

"Banjir itu disebabkan oleh batas frontal yang bergerak lambat, lalu berinteraksi dengan udara lembab dari udara tropis Brasil," tambah Leister menjelaskan.

Banyak warga Brasil yang mengunggah foto dan video tentang bencana banjir tersebut ke media sosial.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Banyak Anak Kecil Terjebak Banjir

Enam orang ditemukan tewas sejauh ini, setelah hujan badai hebat yang turun di Rio de Janeiro selama dua hari kemarin, menurut para pejabat. Dua korban tinggal di Morro da Babilonia.

Kematian ketiga yang dikonfirmasi adalah seorang pria yang jatuh dari sepeda motor di Gavea. Menurut petugas pemadam kebakaran (damkar), lelaki itu terseret arus banjir ke bawah sebuah mobil yang diparkir, trjebak di sana dan tenggelam.

Dua orang dewasa dan satu anak di bawah umur terkubur oeh longsor di dalam taksi. Petugas damkar menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengevakuasi jenazah ketiganya. 

Menurut data dari Rio Alerta, sistem pemantauan meteorologi kota, volume hujan yang terakumulasi hanya dalam empat jam semalam adalah 70 persen lebih tinggi dari yang diprediksi terjadi pada April tahun ini di beberapa bagian kota.

Jalan-jalan di Zona Sul (Zona Selatan) rusak parah. Penduduk setempat menunggu hingga empat jam untuk bisa diselamatkan dari mobil dan bus sekolah.

Siaran berita pada Rabu malam mewartakan bahwa murid-murid diselamatkan oleh perahu milik petugas damkar setelah bocah-bocah itu terjebak di dalam bus sekolah selama lebih dari empat jam di jalan utama Jardim Botanico.

 

3 dari 3 halaman

Lembaga Publik dan Sekolah Ditutup

Sirene peringatan untuk kemungkinan tanah longsor dinyalakan di 21 dari 103 titik yang dipantau oleh Departemen Pertahanan Sipil Rio de Janeiro. Namun, menurut penduduk, di Morro da Babilonia, alarm tidak dibunyikan.

Wali Kota Marcelo Crivella berdalih, tidak aktifnya peringatan di kota tersebut disebabkan oleh fakta bahwa di daerah itu curah hujannya lebih rendah dari area manapun. Dia menyampaikan kepada awak media bahwa, mengingat tragedi yang terjadi ini, pemerintahannya akan merevisi protokol untuk membunyikan alarm.

"Saya sangat menyesal bahwa Pertahanan Sipil belum memiliki kesempatan untuk pergi ke sana. Ada banyak rumah di Rio yang dibangun di daerah yang tidak layak huni," tuturnya.

Selain itu, akibat dari hujan badai, jalur sepeda Tim Maia di Niemeyer Avenue amblas. Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 22.00 waktu setempat, ketika jalan sudah ditutup untuk pengendara sepeda.

Ini adalah keempat kalinya bagian dari jalur sepeda itu runtuh sejak dibuka pada Januari 2016.

Lantaran diperkiraan hujan masih akan mengguyur sebagian besar wilayah di Rio de Janeiro, dengan intensitas yang lebih deras, maka sebagian besar lembaga publik, sekolah, dan universitas diliburkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.