Sukses

AS Tetapkan Korps Garda Revolusi sebagai Organisasi Teroris, Iran Membalas

Iran membalas dengan menetapkan komando pasukan AS untuk Timur Tengah sebagai organisasi teroris.

Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menetapkan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) sebagai organisasi teroris asing pada Senin 8 April 2019 waktu lokal.

Ini adalah pertama kalinya AS menetapkan organisasi militer sebuah negara sebagai organisasi teroris.

Trump pada hari Senin mengatakan: "Langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, dipimpin oleh Kementerian Luar Negeri, mengakui kenyataan bahwa Iran bukan hanya Sponsor Negara untuk Terorisme, tetapi bahwa IRGC secara aktif berpartisipasi, membiayai, dan mempromosikan terorisme sebagai alat kenegaraan," demikian seperti dikutip dari BBC, Selasa (9/4/2019).

Presiden menambahkan bahwa langkah itu dimaksudkan untuk "secara signifikan memperluas ruang lingkup dan skala" tekanan terhadap Iran.

"Jika Anda melakukan bisnis dengan IRGC, Anda akan membiayai terorisme," kata Trump.

Kebijakan dan sanksi yang terkait akan efektif berlaku dalam waktu satu pekan usai penetapan, atau pada tanggal 15 April 2019, menurut Kementerian Luar Negeri.

AS kemungkinan akan menetapkan sanksi ekonomi dan bepergian kepada IRGC, serta setiap kelompok atau individu yang melakukan bisnis dengan IRGC dapat menghadapi penuntutan pidana karena memberikan dukungan material kepada organisasi teroris, CNN melaporkan.

Ketegangan Washington-Teheran telah meningkat sejak Trump menarik AS dari pakta nuklir internasional Iran. Langkah itu kemudian memicu Amerika meningkatkan penjatuhan sanksinya terhadap individu atau organisasi yang berkaitan dengan Negeri Para Mullah.

Melabel IRGC sebagai organisasi teroris juga dianggap akan memungkinkan AS untuk menjatuhkan sanksi lebih lanjut - khususnya yang mempengaruhi sektor bisnis, mengingat keterlibatan IRGC dalam perekonomian Iran.

Sejumlah IRGC dan entitas terafiliasi telah menjadi sasaran sanksi AS atas dugaan kegiatan proliferasi (pengembangan dan penyebaran) senjata nuklir, dukungan untuk terorisme, dan pelanggaran hak asasi manusia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Iran Membalas

Iran membalas dengan menyatakan pasukan AS di Timur Tengah sebagai organisasi teroris, menurut laporan dari kantor berita negara.

Dewan keamanan nasional Iran menyatakan Komando Pusat AS (USCENTCOM) sebagai organisasi teroris setelah Menteri Luar Negeri Javad Zarif menulis surat kepada Presiden Hassan Rouhani untuk mendesak tanggapan semacam itu, kata saluran berita negara IRINN.

"Republik Islam Iran menyatakan dirinya sebagai balasan terhadap tindakan Amerika Serikat yang melanggar hukum dan tidak masuk akal, mengingat Amerika Serikat sebagai pemerintah yang mensponsori teroris dan Komando Pusat Amerika Serikat, CENTCOM, dan semua pasukan afiliasinya sebagai kelompok teroris," kata Dewan keamanan nasional Iran.

USCENTCOM adalah sayap Kementerian Pertahanan AS yang mengawasi operasi militer dan kepentingan keamanan Washington di seluruh area 'tengah' peta dunia, terutama Timur Tengah, Asia Tengah, dan Horn of Africa.

Iran telah memperingatkan akan membalas dalam bentuk yang sama minggu lalu, setelah laporan rencana administrasi Trump pertama kali muncul.

"Kami akan menjawab tindakan apa pun yang dilakukan terhadap pasukan ini dengan tindakan timbal balik," sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh 255 dari 290 anggota parlemen Iran mengatakan, menurut kantor berita IRNA yang dikelola pemerintah.

3 dari 4 halaman

Israel Gembira

Langkah itu disambut hangat oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang mengucapkan terima kasih kepada Trump dalam tweet dan tampaknya mengambil beberapa pujian atas langkah tersebut, yang terjadi sehari sebelum Pemilu Israel.

"Terima kasih, sahabatku, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, atas keputusan Anda untuk mendeklarasikan Garda Revolusi Iran sebagai organisasi teror," tulis Netanyahu.

"Terima kasih telah menanggapi permintaan penting saya yang lain, yang melayani kepentingan kita dan kepentingan negara-negara kawasan."

Penunjukan IRGC mengikuti pengumuman Trump pada 21 Maret 2019 bahwa AS akan mengakui kontrol Israel atas Dataran Tinggi Golan, sebuah langkah yang melawan resolusi PBB terhadap tanah yang disita secara paksa.

Seperti keputusan Presiden untuk memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem dan mengakui kota itu sebagai ibukota Israel, keputusan Golan membalikkan kebijakan AS selama beberapa dekade dan melawan norma-norma internasional.

4 dari 4 halaman

Sekilas IRGC

Organisasi keamanan paling kuat di Iran, IRGC didirikan untuk melindungi sistem pemerintahan ulama Syiah negara itu dan untuk memberikan penyeimbang bagi angkatan bersenjata reguler setelah Revolusi Islam 1979, yang menggulingkan raja sekuler sekutu Barat Shah Mohammad Reza Pahlavi dan menyebabkan pembentukan Republik Islam.

Sejak itu, IRGC menjadi kekuatan militer, politik dan ekonomi utama di Iran, memiliki hubungan dekat dengan Pemimpin Tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei dan banyak tokoh senior lainnya yang berasal dari jajarannya, serta bertanggungjawab atas rudal balistik dan program nuklir Iran.

Kini, IRGC diperkirakan memiliki 125.000 - 150.000 personel, yang terdiri dari unit tentara, angkatan laut, dan udara. Jumlah itu dikabarkan belum termasuk sejumlah milisi dan unit paramiliter yang menjadi proksi-nya di luar Iran.

IRGC memberikan pengaruh di tempat lain di Timur Tengah dengan memberikan uang, senjata, teknologi, pelatihan dan saran kepada pemerintah sekutu dan kelompok bersenjata melalui lengan operasi luar negeri, Pasukan Quds (Yerusalem).

Setelah perang Iran-Irak tahun 1980-an, IRGC juga menjadi sangat terlibat dalam rekonstruksi dan telah memperluas kepentingan ekonominya dengan memasukkan jaringan bisnis yang luas, mulai dari proyek minyak dan gas hingga konstruksi dan telekomunikasi.

Sebelum AS, Arab Saudi dan Bahrain telah menetapkan IRGC sebagai organisasi teroris.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini