Sukses

Konflik Memanas, Pemimpin Oposisi Venezuela Dilarang Berpolitik Selama 15 Tahun

Pemerintah Venezuela melarang Juan Guaido memegang jabatan publik selama 15 tahun.

Liputan6.com, Caracas - Pihak Pemerintah Venezuela mengumumkan pada Kamis 28 Maret 2019 bahwa pemimpin oposisi, Juan Guaido, dilarang berpolitik selama 15 tahun. Rival berat Nicolas Maduro tersebut, tidak diperkenankan memegang jabatan publik dalam tempo yang telah ditentukan.

Pengumuman disampaikan oleh Elvis Amoroso, sekutu dekat Maduro yang menjabat sebagai pengawas keuangan negara. Dalam kesempatan itu ia menunjukkan tekanan besar pemerintah terhadap kubu oposisi, dengan turut menyebutkan adanya indikasi penyimpangan dalam catatan keuangan Guaido.

Amoroso mengatakan bahwa Guaido telah melakukan 90 perjalanan internasional senilai US$ 94.000 (sekira Rp 1,33 miliar) dengan sumber dana yang dipertanyakan. Ia menilai bahwa pemimpin oposisi telah berhubungan dengan pemerintah asing selama kunjungan tersebut yang membahayakan Venezuela.

Di antara negara yang dikunjungi --menurut Amoroso-- adalah mereka yang mendukung Guaido sebagai presiden interim.

Mengutip Al Jazeera pada Jumat (29/3/2019), sang pemimpin oposisi menganggap pengumuman itu tidak relevan, karena dalam pandangannya, pemerintahan Maduro tidak sah. Ia menyatakan akan terus berupaya menumbangkan kekuasaan lawan politiknya tersebut.

"Kita akan melanjutkan (aksi perlawanan) di jalan-jalan," kata Guaido setelah mengetahui pernyataan Amoroso yang ditayangkan oleh televisi pemerintah.

Perlu diketahui bahwa Guaido merupakan pemimpin Majelis Nasional yang mendapatkan dukungan dari AS dan sekutu. Ia tengah berusaha menggulingkan Maduro dan partai sosialisnya dari tampuk kekuasaan. Pada Januari lalu, ia telah mendorong perubahan konstitusi Venezuela untuk mendeklarasikan dirinya sebagai presiden interim, atas dasar tidak sahnya pemilihan ulang pada Mei 2018 yang memenangkan Maduro.

 

Simak pula video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Krisis Listrik, Oposisi Disalahkan

Pemerintahan Maduro tidak hanya menyerang oposisi dengan skandal "catatan keuangan" seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Baru-baru ini, ia juga menyalahkan kelompok "pendukung kudeta" atas krisis listrik yang terjadi.

Dalam sebuah siaran televisi pada Kamis, 28 Maret 2019, malam waktu setempat, Maduro mengklaim, pemadaman listrik disebabkan oleh serangan penembak jitu kiriman pihak asing pendukung kudeta, pada bagian penting dari infrastruktur energi di Venezuela. 

Selanjutnya, Maduro meminta rakyat setempat untuk berdoa agar kondisi negara segera membaik, terlepas dari pemadaman nasional yang melumpuhkan negara itu, mengutip The Guardian.

"Mereka tahu apa yang mereka serang ... Hanya Amerika yang memiliki kebencian, kejahatan di dalam otaknya, dan kesesatan; yang telah memerintahkan serangan seperti ini," kata Maduro, mengklaim tembakan penembak jitu telah memicu kebakaran pada gardu listrik.

"Ini adalah perang total," tambah pemimpin otoriter Venezuela itu. "Karena mereka tidak dapat menyerang negara ... mereka telah memutuskan untuk merusak, merusak, merusak."

Menurut para pengamat, wawancara via telepon antara Maduro dengan televisi pemerintah dimaksudkan untuk meyakinkan rakyat agar tidak bersimpati dengan gerakan oposisi.

"Saya bukan seorang pengecut atau lemah, dan saya tidak akan mengabaikan tanggung jawab saya," Maduro bersikeras, menambahkan bahwa dia belum tidur sejak pemadaman listrik terbaru dimulai.

Tidak kurang dari sehari setelah wawancara yang terputus-putus via telepon itu, Maduro mengunggah rekaman video terkait krisis listrik Venezuela di akun Twitter-nya.

Maduro mengakui "kerusakan luar biasa" telah terjadi pada jaringan listrik nasional, dan meminta rakyat Venezuela untuk terus berdoa.

"Semua orang harus tahu bahwa kerusakan akibat sabotase ini lebih parah daripada yang dapat dibayangkan oleh Venezuela," katanya, seraya menyebut perbaikan listrik akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.