Sukses

3 Insiden Misterius Kecelakaan Pesawat yang Belum Bisa Terpecahkan

Ada beberapa misteri di dunia penerbangan terkait penyebab kecelakaan pesawat yang belum bisa diungkap. Berikut ini di antaranya.

Liputan6.com, Jakarta - Ada banyak kasus hilangnya pesawat yang penyebabnya tidak terkuak selama bertahun-tahun. Banyak ahli penerbangan berpendapat bahwa Segitiga Bermuda menjadi lokasi yang paling sering meraibkan kapal laut dan burung besi yang melintas di atas atau sekitarnya.

Namun ada insiden lain yang terjadi di luar Segitiga Bermuda, di mana pesawat tampaknya lenyap begitu saja ketika terbang tanpa bisa ditemukan puingnya setelah dilaporkan hilang. Di waktu lain, ada pesawat yang tiba-tiba jatuh dengan sedikit peringatan setelah hilang kontak. 

Berikut 3 misteri kecelakaan pesawat yang menyisakan tanda tanya di dunia kedirgantaraan, sebab belum bisa dipecahkan hingga kini. Mengutip situs Top Tenz, Rabu (27/3/2019), ini ulasannya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Helios Airways Penerbangan 522

14 Agustus 2005, Helios Airways penerbangan 522 sedang dalam perjalanan dari Siprus ke Yunani, ketika tiba-tiba petugas pengontrol lalu lintas udara (ATC) kehilangan kontak dengan pesawat.

Setelah dinyatakan hilang, dua jet tempur Yunani keluar mencarinya. Beruntung, tim pencari berhasil menemukan pesawat.

Saat ditemukan, mereka melihat kedua pilot Helios pingsan. Pilot pesawat tempur kemudian memperhatikan seorang pramugari, yang memegang botol oksigen, membobol kokpit yang terkunci dari dalam dan berusaha mengambil kendali 522.

Sayangnya, dia terlambat dan pesawat kehabisan bahan bakar, menabrak bukit di dekat Grammatiko, menewaskan semua orang di dalamnya yang berjumlah 121 --151 penumpang dan 6 kru pesawat.

Setelah penyelidikan dilakukan, diumumkan bahwa kabin kehilangan tekanan sehingga membuat kedua pilot tidak sadarkan diri.

Meskipun penyebabnya sudah diketahui, masih tersimpan pertanyaan besar terkait keamanan kokpit yang dikuci dari dalam.

Kokpit yang ditutup rapat dianggap sebagai prosedur normal setelah tragedi 9/11, tetapi hal itu membuat kru penerbangan dan kru kabin kesulitan untuk berkomunikasi.

Seandainya awak Helios Airways Penerbangan 522 dapat memasuki kokpit lebih cepat, kecelakaan mungkin berpotensi dapat dihindari.

3 dari 4 halaman

2. Flying Tiger Line Penerbangan 739

16 Maret 1962, selama Perang Vietnam, pesawat Flying Tiger Line jenis Lockheed L-1049 Super Constellation milik militer AS, dengan nomor penerbangan 739, membawa 96 tentara dan 11 awak dari Guam ke Filipina ketika dilaporkan menghilang di atas Palung Mariana di Samudra Pasifik.

Anggota awak kapal tanker Standard Oil bersaksi melihat ledakan di langit sekitar satu jam setelah pesawat melakukan komunikasi terakhir, meskipun tidak ada sinyal bahaya yang dibuat oleh pilot.

Banyak pesawat dan kapal pencari menelusuri lebih dari 200.000 mil persegi selama delapan hari untuk mencari puing-puing pesawat, tetapi tidak ada satu pun yang ditemukan.

Insiden ini memicu desas-desus tentang penyebab kecelakaan. Salah satu teori menyatakan, pemerintah AS secara tidak sengaja menembak jatuh Flying Tiger Line dan mencoba menutupinya dengan mengatakan bahwa kecelakaan itu kemungkinan besar terjadi karena kerusakan mesin dan komunikasi.

4 dari 4 halaman

3. Boeing B-47 Stratojet

Maret 1956, Boeing B-47 Stratojet terbang dari Pangkalan Angkatan Udara MacDill di Florida ke Pangkalan Udara Ben Guerir di Maroko, ketika menghilang di atas Laut Mediterania.

Setelah menyelesaikan penghentian pengisian bahan bakar pertamanya tanpa masalah, pesawat mengisi bahan bakar keduanya. Saat itulah, pesawat dinyatakan hilang, sebab pilot tidak melakukan kontak dengan kapal tanker penyedia bahan bakar tersebut.

Pencarian ekstensif dilakukan, namun tidak ditemukan jejak atau puing-puing pesawat. Seluruh orang yang berada di dalamnya pun dinyatakan death in absentia atau meninggal tanpa ditemukan jasadnya.

Boeing Model 450 B-47 Stratojet adalah pembom strategis pengintai bertenaga jet jangka panjang, enam bermesin, yang dirancang untuk terbang pada kecepatan subsonik tinggi dan di dataran tinggi untuk menghindari intersepsi musuh.

Misi B-47 berfungsi utama menjatuhkan bom nuklir di Uni Soviet. Namun kala itu, senjata nuklir bahkan tidak pernah ditemukan selama investigasi raibnya B-47.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.