Sukses

KBRI: Ada 8 WNI Terdampak Penembakan di Masjid Selandia Baru

KBRI Wellington menyatakan untuk sementara, ada 8 WNI yang terdampak kasus penembakan di masjid Selandia Baru, tepatnya di Christchurch pada Jumat 15 Maret 2019.

Liputan6.com, Wellington - Kementerian Luar Negeri RI, melalui informasi yang dihimpun oleh KBRI Wellington, menyatakan bahwa untuk sementara, ada 8 WNI yang terdampak kasus penembakan di masjid Selandia Baru, tepatnya di Christchurch pada Jumat 15 Maret 2019. Laporan itu memperbarui kabar mengenai jumlah WNI yang terdampak, yang sebelumnya disebut hanya berjumlah enam orang.

Dari total delapan, enam WNI terdampak di Masjid Al Noor, namun satu di antaranya hingga saat ini masih hilang kontak dengan pihak kedutaan. Sementara dua lainnya terdampak di Masjid Linwood (Linwood Islamic Centre), diketahui terluka namun tengah mendapat perawatan medis. Kedua TKP berada di area kota Christchurch.

"Dari 6 (enam) WNI yang diketahui berada di Masjid Al Noor pada saat kejadian penembakan hari ini, 5 (lima) orang telah melaporkan ke KBRI Wellington dalam keadaan sehat dan selamat," jelas KBRI Wellington dalam pernyataan yang diterima Liputan6.com, Jumat (15/3/2019).

"Sementara 1 (satu) orang atas nama Muhammad Abdul Hamid masih belum diketahui keberadaannya," lanjut pernyataan itu.

Sementara dari Masjid Linwood, KBRI Wellington menerima kabar bahwa terdapat 2 (dua) WNI (seorang ayah dan anaknya) yang tertembak.

"Kondisi sang ayah atas nama Zulfirman Syah masih kritis dan dirawat di ICU RS Christchurch Public Hospital. Sementara anaknya dalam keadaan yang lebih stabil," lanjut KBRI.

Staf KBRI, Adek Triana Yudhaswari mengatakan kepada Liputan6.com pada Jumat sore WIB bahwa data itu masih bersifat sementara.

"Semoga tidak bertambah," jelas Adek melalui pesan singkat.

Ia juga menjelaskan bahwa hari ini pihak kedutaan belum bisa menjangkau Christchurch karena otoritas menutup bandara setempat pasca-kejadian penembakan di masjid Selandia Baru.

"Bandara di Christchurch setelah kejadian (penembakan) ditutup. Besok pak Dubes (RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya) dan staf akan kesana," jelasnya.

Setidaknya 49 orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam insiden penembakan masjid di Selandia Baru, tepatnya di Masjid Al Noor dan Masjid Linwood, yang disebut oleh Perdana Menteri Jacinda Ardern sebagai salah insiden terkelam dalam sejarah Negeri Kiwi.

Salah satu pelaku, yang bernama Brenton Tarrant diketahui berpemahaman "eksremis sayap kanan" namun tidak masuk dalam daftar teroris pemerintah Selandia Baru.

 

Simak video pilihan berikut:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Istri Zulfirman: Suamiku Tertembak di Paru - Paru

Dua warga negara Indonesia (WNI), seorang ayah dan putranya menjadi korban insiden penembakan massal di masjid Selandia Baru, tepatnya di Christchurch pada 15 Maret 2019. Kerabat mengatakan bahwa keduanya sudah berada dalam penanganan tim medis.

Istri dari pria itu mengatakan sang suami menderita "luka tembak di beberapa tempat" di tubuhnya akibat tertembak di Linwood Islamic Center di Christchurch, Selandia Baru di mana mereka baru pindah dua bulan yang lalu.

"Suami saya, Zulfirman Syah dan putra kami dua-duanya hidup, namun terluka," kata Alta Marie melalui akun Facebooknya tertanda enam jam yang lalu pada Jumat (15/1/2019).

"Suami saya, Jul (Zulfirman Syah) ditembak di beberapa tempat dan paru-parunya berlubang (dari yang saya dengar) meski saya belum bertemu dengannya karena ia sedang dioperasi," terang Alta.

"Saya sudah bertemu dengan putra saya, yang menderita luka tembak di kaki dan punggung. Dia trauma, tapi kami semua masih hidup."

Liputan6.com telah mengonfirmasi kabar itu ke Alta Marie melalui Facebook Chat. Namun, ia belum mau memberikan keterangan lebih lanjut.

"Terimakasih atas ucapan dukanya. Tapi sekarang bukan waktu yang tepat. Saya belum ada komentar saat ini," pungkasnya via Facebook Chat kepada jurnalis Liputan6.com, Jumat 15 Maret 2019 sore WIB.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.