Sukses

15-3-1986: Hotel New World Singapura Hancur dalam Hitungan Detik

Hotel New World Singapura tiba-tiba hancur dalam hitungan detik, memerangkap 50 orang yang ada di dalamnya. Tak semua keluar dalam kondisi bernyawa.

Liputan6.com, Singapura - Hotel New World berdiri di persimpangan Serangoon Road dan Owen Road, Little India, Singapura. Sebanyak 67 kamar penginapan berada di empat lantai teratas gedung enam tingkat yang dilengkapi basement itu.

Kantor cabang Industrial & Commercial Bank menempati lantai dasar. Sementara, lokasi hiburan malam, Universal Neptune Nite-Club and Restaurant berada di lantai dua.

Pada 1975, bangunan yang resminya bernama Lian Yak Building itu pernah jadi objek pemberitaan gara-gara kebocoran gas karbon monoksida ke sejumlah kamar hotel. Untung tak ada korban jiwa jatuh kala itu, meski 35 orang sempat dilarikan ke rumah sakit.

Tragedi terjadi 11 tahun kemudian, pada Sabtu 15 Maret 1986 pukul 11.25, Hotel New World hancur dalam waktu kurang dalam semenit. Bukan gempa yang jadi pemicunya.

Mohammed, pramuniaga di toko terdekat, mengaku merasakan tembok bergetar hebat. Pria yang kala itu berusia 29 tahun tersebut membalikkan badannya dan menyaksikan bangunan Hotel New World kolaps.

"Seperti adegan film horor, bangunan itu runtuh," kata dia, seperti dikutip dari New York Times. "Itu semua terjadi hanya dalam hitungan detik.

Sejumlah saksi mata lain mengaku mendengar suara ledakan. Namun, polisi Singapura memastikan penyebabnya bukanlah bom. Bau gas menyengat tercium pasca-kejadian.

Pertanda bencana sejatinya telah muncul. Sekitar 16 jam sebelum kejadian, salah satu pelayan di klub malam menyadari, salah satu pilar penyangga bangunan retak.

Pada malam yang sama, pelayan lainnya kaget bukan kepalang saat ia memeriksa riasannya di cermin. Kaca itu tiba-tiba pecah.

Ternyata, cermin tersebut menempel di pilar penyangga lain bangunan yang juga retak.

Dan, sekitar 75 menit sebelum Hotel New World ambruk, para pekerja terlihat memasang penahan kayu di tiang penyangga yang retak.

"Setiap insinyur atau ahli di bidang struktur pasti akan memerintahkan evakuasi bangunan," kata Terry W. Hulme, ahli bangunan sekaligus direktur proyek Mass Rapid Transit (MRT) yang sedang dalam pengerjaan kala itu, seperti dikutip dari mustsharenews.com.

Lebih dari 50 orang terperangkap dalam puing-puing bangunan. Evakuasi pun dilakukan. Lebih dari 500 personel dikerahkan, dari kepolisian hingga angkatan bersenjata.

Sebanyak 17 orang berhasil dievakuasi dalam kondisi hidup dari puing-pung bangunan. Sementara, 33 lainnya dinyatakan tewas, termasuk sang pemilik hotel, Ng Khong Lim.

Wartawan veteran Philip Lee masih bisa mengingat situasi di lokasi ambruknya Hotel New World.

"Setiap kali penyelamat mengeluarkan jasad dari puing-puing, mereka disambut oleh keheningan mencekam," kata jurnalis tersebut, seperti dikutip dari Straits Times. 

Di sisi lain, tepuk tangan dan sorak-sorai membahana setiap kali seorang ditarik keluar dalam kondisi selamat. 

Investigasi aparat Singapura kemudian menemukan bahwa bangunan itu runtuh karena kesalahan struktural dan konstruksi yang buruk, serta tekanan dari instalasi yang baru dipasang di atap.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengakuan Korban

Salah satu korban terperangkap adalah Jerina Tan Oi Ling. Kala itu ia sedang bekerja sebagai resepsionis hotel.

Terjebak di dalam puing-puing selama delapan jam, para penyelaman nyaris mengamputasi kaki kanannya agar bisa menariknya keluar. 

Namun, seorang pria tiba-tiba merangkak dalam kegelapan, melepaskan kakinya dari jerat, dan menarik badannya.

Tan adalah salah satu dari 17 penyintas dan yang pertama dibawa keluar hidup-hidup dari reruntuhan.

Penyelamat itu bernama Ali Ismail, seorang pemadam kebakaran dari Central Fire Station.

Saat tiba di lokasi kejadian, ia mendengar informasi tentang seorang gadis yang terjebak dalam puing-puing.

Mencari cara untuk mencapainya, Ali dan seorang rekan membuat lubang kecil di dinding yang runtuh. Ia masuk ke dalamnya, menyeret tubuhnya, mendekat ke sosok di tengah-tengah balok dan dinding yang runtuh.

"Papan dan beberapa buku Yellow Pages menjepit kaki kanannya, sementara kaki kirinya ditindih sesosok jasad," kata Ali seperti dikutip dari Yahoo Singapore.

"Dia terlihat sangat ketakutan dan menangis tersedu-sedu. Saya meyakinkannya bahwa saya akan membantunya."

Tan mengalami cedera pada tulang belakang, lengan, kaki dan kaki. Ia membutuhkan waktu 3,5 bulan rumah sakit. Perempuan itu harus belajar berjalan dan tak bisa bekerja selama setahun.

Luka fisiknya memang sudah sembuh. Namun, trauma menghantuinya bertahun-tahun pasca-kejadian. Ia sempat tak berani naik pesawat selama beberapa dekade, fobia lift, dan kadang-kadang bergumul dengan ketakutan yang tidak rasional, seperti membayangkan jalan raya atau bangunan tiba-tiba runtuh.

Di sisi lain, Ali juga mengalami fobia. "Ada suara dan bau tertentu di tempat parkir bawah tanah yang mengingatkan saya pada kejadian itu. Hal tersebut membuat saya gugup bukan kepalang," kata dia.

Proses pencarian korban selamat diakhiri dalam lima hari, setelah beberapa tes menggunakan pendeteksi kebisingan tidak menemukan tanda-tanda kehidupan.

Chua Kim Choo adalah yang terakhir diselamatkan, setelah perempuan itu sempat terjebak selama 83 jam, atau lebih dari tiga hari.

Lima tahun setelah insiden runtuhnya Hotel New World, sebuah bangunan baru tujuh lantai didirikan di atas bekas lahannya: Fortuna Hotel. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini