Sukses

Fasilitas Analisis Terbatas, Kotak Hitam Ethiopian Airlines ET302 Dikirim ke Eropa

Kotak hitam Ethiopian Airlines ET302 yang jatuh pada Minggu akhir pekan lalu kabarnya akan dikirimkan ke Eropa untuk dilakukan analisis.

Liputan6.com, Addis Ababa - Kotak hitam Ethiopian Airlines ET302 yang ditemukan di situs jatuhnya pesawat terbang akan dikirim ke Eropa untuk dilakukan analisis. Hal itu diumumkan oleh pihak Maskapai pada Rabu, 13 Maret 2019.

Langkah itu diambil sehubungan dengan Ethiopia yang memiliki keterbatasan fasilitas, sehingga ditakutkan analisis hal penting tidak dapat dilakukan dengan komprehensif. Analisis yang dimaksud berkaitan dengan penyebab jatuhnya pesawat ET302 pada Minggu akhir pekan lalu.

"Kotak hitam akan dikirim ke Eropa. Maskapai dan biro investigasi tengah bertemu untuk menentukan negara mana (yang akan menjadi tujuan)," kata Juru Bicara Ethiopian Airlines Asrat Begashaw, dikutip dari Al Jazeera pada Kamis (14/3/2019).

"Terdapat beberapa negara yang memungkinkan. Kami akan membuat keputusan sore ini," lanjut Begashaw.

Meskipun belum diketahui negara menjadi tujuan, Biro Federal Investitasi Insiden Pesawat Terbang Jerman (BFU), mengatakan bahwa pihaknya tidak bisa melakukan analisis kotak hitam ET302. Padahal BFU merupakan badan yang sering kali bertanggung jawab untuk analisis insiden udara.

"Ini (Ethiopian Airlines ET302) adalah pesawat terbang jenis baru, dengan kotak hitam yang juga baru, dengan perangkat lunak baru," kata juru bicara BFU Germout Freitag. "Kami tidak bisa menanganinya," lanjut Freitag.

Sebagaimana diketahui bahwa Ethiopian Airlines yang jatuh pada Minggu menggunakan pesawat tipe baru dari Boeing yakni 737 MAX 8. Jenis pesawat itu sama dengan Lion Air JT610 yang jatuh di Karawang pada Oktober tahun lalu.

 

Simak pula video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Keluarga Korban Kecewa

Meskipun analisis penyebab insiden tengah diusahakan pascaditemukannya kotak hitam, keluarga korban tetap menaruh kekecewaan. Mereka mengatakan bahwa seharusnya tindakan preventif dapat dilakukan oleh maskapai, termasuk menangguhkan beroperasinya 737 MAX sebelum kejadian terjadi.

"Seharusnya sesuatu dilakukan sebelumnya," kata Bayih Demessie, suami dari salah satu korban yang tewas dalam insiden Ethiopian Airlines. Bayih menyayangkan mengapa Boeing 737 tidak dilarang sebelumnya.

Senada dengan Bayih, keluarga-keluarga korban yang lain juga mengatakan bahwa proses penangguhan tipe pesawat sangat lambat.

Menjawab komentar, Direktur Jenderal Otoritas Penerbangan Sipil Ethiopia Wossenyeleh Hunegnaw, mengatakam bahwa mereka tidak bisa bertindak dengan lebih cepat.

"Kami menangguhkan penerbangan Boeing 737 MAX 8 baru sekarang karena kecurigaan kami tentang keselamatan pesawat meningkat setelah kecelakaan ini. Itu tidak terjadi sebelumnya," kata Hunegnaw.

Saat ini, para keluarga tengah menunggu jasad orang-orang terkasih mereka yang menjadi korban insiden Ethiopian Airlines.

"Jasad-jasad belum dirilis kepada keluarga karena tes masih dilakukan untuk menentukan identitas, berkaitan dengan kondisi jasad saat ditemukan," kata Asrat.

"Selain itu, tengah berlangsung investigasi. Kami berharap dapat menyerahkannya kepada keluarga dalam beberapa hari mendatang," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.