Sukses

CEO Ethiopian Airlines: Pilot Alami Masalah Kontrol Penerbangan Sebelum Jatuh

Pemimpin Ethiopian Airlines mengatakan bahwa pilot penerbangan ET 302 memiliki masalah kontrol sebelum jatuh.

Liputan6.com, Addis Ababa - CEO Ethiopian Airlines, Tewolde GebreMariam, mengatakan bahwa pilot ET 302 yang jatuh pada Minggu 10 Maret, mengalami "masalah kontrol penerbangan" tak lama sebelum kecelakaan fatal.

"Rekaman percakapan dengan kontrol lalu lintas udara merinci detik-detik terakhir penerbangan," kata GebreMariam, sebagaimana dikutip dari CNN pada Rabu (13/3/2019).

"Pilot mengalami kesulitan dengan kontrol penerbangan pesawat, jadi dia meminta untuk kembali mendarat," lanjutnya.

Ditambahkan oleh GebreMariam, bahwa pilot telah diizinkan kembali ke darat, tapi keputusan itu diberikan bersamaan dengan Ethiopian Airlines ET 302 menghilang dari radar.

Semua yang ada di dalam pesawat Boeing 737 MAX 8 itu, 157 orang, tewas enam menit setelah lepas landas dari Addis Ababa menuju Nairobi.

Kecelakaan ini adalah kedua kalinya terjadi dalam kurun waktu kurang dari enam bulan pasca-jatuhnya Lion Air JT 610 pada Oktober lalu, yang sama-sama menggunakan Boeing 737 MAX 8, serta seluruh penumpang dan awak kabin tewas.

Sejak tragedi Lion Air, GebreMariam menambahkan, semua pilot Ethiopian Airlines telah menerima pelatihan tambahan tentang prosedur penerbangan yang melibatkan 737 MAX 8.

"Kami percaya kesamaan (kecelakaan) itu substansial," kata GebreMariam, seraya menambahkan bahwa kedua insiden terjadi pada model pesawat baru yang sama, dan juag terjadi hanya beberapa menit setelah lepas landas.

Baik tragedi jatuhnya Lion Air atau Ethiopian Airlines, kini masih dalam penyelidikan berbagai pihak terkait, dan belum menunjukkan bukti bahwa keduanya memiliki hubungan sebab akibat yang terkait.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyebab Kecelakaan Belum Diketahui

Sementara itu, GebreMariam menolak menjawab pertanyaan tentang apakah semua pesawat Boeing 737 MAX 8 harus dikandangkan di seluruh dunia.

Padahal, sehari setelah kecelakaan terjadi, GebreMariam memutuskan untuk menangguhkan operasional seluruh pesawat Boeing 737 MAX 8 yang dimiliki Ethiopian Airlines.

Bersamaan dengannya, beberapa negara, termasuk China, Singapura, dan Inggris, juga sama-sama melarang sementara operasional Boeing 737 MAX 8.

"Kami belum tahu penyebab pasti kecelakaan itu, dan spekulasi (sejauh ini) tidak membantu," kata GebreMariam.

Kotak hitam dari pesawat Ethiopian Airlines telah ditemukan, yang memungkinkan penyelidik mengetahui lebih banyak tentang penyebab kecelakaan itu.

GebreMariam mengatakan Kementerian Transportasi Ethiopia akan bekerja dengan Amerika Serikat, tempat Boeing bermarkas, untuk bersama memeriksa data penerbangan ET 302.

"Ethiopia tidak memiliki peralatan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas itu sendiri," tambahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.