Sukses

Puluhan Jasad Tanpa Kepala Ditemukan di Suriah, Korban Budak Seks ISIS?

Puluhan jasad tanpa kepala ditemukan di kuburan massal di Suriah.

Liputan6.com, Damaskus - Puluhan jasad tanpa kepala ditemukan di kuburan massal yang terletak di Distrik Baghouz, Kota Deir ez-Zor, Suriah.

Jasad tersebut diduga adalah kaum Yazidi, sebuah kelompok etnoreligius berbahasa Kurdi, mempraktikkan agama sinkretisme yang menggabungkan Syiah dan Sufi Islam dengan tradisi adat.

Sebagian besar jasad yang ditemukan berjenis kelamin perempuan, diduga telah menjadi korban budak seks kelompok ISIS sebelum akhirnya dibunuh dengan keji.

Kuburan massal ditemukan baru-baru ini oleh Pasukan Demokrat Suriah (SDF) yang merupakan sekutu Amerika Serikat (AS) dalam melawan ISIS. Komandan SDF mengatakan bahwa "mereka telah dibantai," setelah diduga dijadikan korban seks selama kurun waktu tertentu.

Saat ini, SDF masih berusaha membuktikan apakah jasad tersebut milik anggota sekte Yazidi, sebagaimana dikutip dari laman abc.net.au pada Jumat (1/3/2019).

Sejumlah anggota sekte minoritas dari Irak pernah dipaksa menjadi budak seks oleh militan ISIS, saat kelompok teror tersebut berhasil menguasai sebagian wilayah perbatasan pada 2014. Pada waktu yang sama, sebanyak 3.000 Yazidi telah dibunuh dalam serangan yang dikategorikan sebagai genosida oleh PBB

Genosida yang dimaksud merujuk pada penghancuran secara sengaja kepada kelompok etnis, ras, agama, atau kebangsaan tertentu secara sengaja.

 

Simak pula video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Militan ISIS Diduga Pindah dari Suriah ke Irak

Sementara itu, posisi ISIS semakin terdesak saat ini. Seorang pejabat militer Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa lebih dari 1.000 militan ISIS kemungkinan telah melarikan diri dari Suriah, dan diduga membawa uang tunai senilai US$ 200 juta, atau sekitar Rp 2,8 triliun.

Kelompok militan ISIS dikabarkan bergerak melintasi pegunungan dan gurun ke arah Irak barat dalam enam bulan terakhir, demikian sebagaimana dikutip dari CNN.

Pejabat lain mengatakan bahwa banyak anggota ISIS telah melarikan diri bahkan ketika pertempuran terakhir masih berlangsung di Suriah tenggara. Beberapa di antara militan tersebut diyakini sebagai bekas simpatisan Al Qaeda di Irak.

Awal bulan ini, Jenderal Joseph Votel, jenderal bintang empat yang bertanggung jawab atas operasi militer AS di Timur Tengah, memperkirakan ada 20.000 hingga 30.000 militan ISIS yang tersisa, di mana hal tersebut sejalan dengan perkiraan PBB pada Agustus lalu.

Sebuah laporan yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan AS pada musim panas lalu, memperkirakan ada sekitar 15.500 hingga 17.100 militan ISIS yang bersembunyi di Irak, dan 14.000 lainnya di Suriah.

Bertentangan dengan twit Donald Trump, seorang pejabat senior diplomatik AS terdengar berbeda dan lebih bernuansa "kekalahan", ketika menyinggung tentang status kekuatan ISIS saat ini.

"Kekalahan tidak hanya berarti secara fisik. ISIS masih mungkin memiliki sumber pendapatan finansial tambahan yang berkelanjutan, dan juga dukungan senjata serta orang-orang yang mau membantu bersembunyi," kata pejabat yang enggan disebut namanya itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.