Sukses

Jelang Olimpiade Tokyo 2020, Jepang Larang Warganya Isap Rokok

Seluruh jenis rokok dilarang dinyalakan atau dihisap selama dan jelang Olimpiade Tokyo 2020.

Liputan6.com, Tokyo - Panitia Olimpiade Tokyo telah mengumumkan larangan keras produk-produk tembakau dan peralatan vaping menjelang dan ketika pesta olahraga akbar tersebut berlangsung.

Kegiatan merokok akan dilarang di semua lokasi ruangan tertutup dan terbuka Olimpiade dan Paraolimpiade 2020, termasuk kawasan-kawasan di sekitarnya.

Panitia mengatakan, larangan itu akan lebih ditegaskan dari dua olimpiade musim panas sebelumnya di London dan Rio de Janeiro.

Dalam sebuah pernyataan, panita menyampaikan, Olimpide Tokyo 2020 ditargetkan akan meninggalkan warisan berupa "Jepang yang lebih sehat."

Tokyo hingga saat ini masih merupakan surga bagi para perokok. Meski UU nasional dan kota yang lebih tegas mulai diberlakukan tahun lalu, orang-orang masih bisa merokok di sejumlah restoran dan bar.

Iklan rokok juga boleh ditayangkan di televisi, sementara bungkus rokok tidak menyertakan peringatan keras berupa gambar terkait bahaya merokok. Rokok juga relatif lebih murah di Tokyo dibanding kota-kota besar lainnya di dunia.

 

Saksikan video pilihan berikut ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

7-Eleven dan Lawson di Jepang Tak Jual Majalah Porno

Sementara itu, dua toko serba ada (toserba), 7-Eleven dan Lawson yang ada di Jepang, memutuskan untuk mengakhiri penjualan majalah porno sebelum Piala Dunia Rugby dan Olimpiade Tokyo 2020.

Keputusan ini dibuat karena pihak toserba itu khawatir bahwa materi yang disampaikan dalam tabloid "panas" tersebut dapat merusak citra Negeri Sakura, di tengah lonjakan wisatawan asing yang diperkirakan akan mulai tahun ini.

7-Eleven dan Lawson menegaskan, mereka akan berhenti menjual majalah bertema dewasa dan komik manga pada akhir Agustus 2019, tak lama sebelum Jepang menjadi tuan rumah Piala Dunia Rugby.

Kedua pihak berharap langkah itu dapat menciptakan lingkungan yang lebih ramah bagi perempuan dan anak-anak. Selain itu, keputusan ini pun didorong oleh pertimbangan komersial.

7-Eleven akan menerapkan aturan ini di 20.000 toko yang di seantero Jepang, menurut kantor berita Kyodo. Sedangkan untuk Lawson, akan mengaplikasikannya ke 14.000 outlet usai sebelumnya sukses dengan percobaan di Prefektur Okinawa.

Penjualan majalah dewasa, yang biasanya dipajang di samping bahan bacaan reguler, telah memicu keluhan dari pelanggan dan upaya organisasi kemanusiaan untuk melindungi anak di bawah umur dari pengaruh "tidak bermanfaat".

Tahun lalu, 7-Eleven dan Lawson melarang majalah dewasan beredar di 2.000 tokonya, sementara Family Mart telah melakukan hal yang sama di 2.000 dari 16.000 gerainya, kata Kyodo yang dikutip dari The Guardian, Rabu 23 Januari 2019.

Sebanyak 31 juta wisatawan asing mengunjungi Jepang pada tahun lalu, menurut pemerintah, yang telah menetapkan target 40 juta pengunjung pada 2020, naik menjadi 60 juta pada 2030.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.