Sukses

Dalam 30 Detik, Pesawat Atlas Air Menukik Tajam Lalu Jatuh Menghunjam Teluk

Saksi mata yang melaporkan kecelakaan pesawat itu mengaku melihat sesuatu seperti kilat.

Liputan6.com, Houston - Sebuah pesawat bermesin ganda, jet kargo Boeing 767 Atlas Air, menghunjam Teluk Trinity dekat Anahuac, Texas, Amerika Serikat. Tragedi itu terjadi tak lama sebelum pukul 12.45 siang pada Sabtu 23 Februari 2019 sore waktu setempat.

Ada tiga orang di dalam pesawat Atlas Air Flight 3591 yang diduga membawa kargo Amazon Prime Air, demikian menurut laporan awal Administrasi Penerbangan Federal.

"Tidak ada yang selamat dalam kecelakaan mematikan itu," menurut Kantor Sheriff Kabupaten Chambers seperti dikutip dari Daily Mail, Minggu (24/11/2019).

Penerbangan tersebut berangkat dari Miami menuju Bandara George Bush Intercontinental di Houston, Texas, ketika menukik dan jatuh ke teluk, yang berjarak sekitar lima meter dan sebagian besar rawa lumpur.

Berdasarkan data pelacakan dari FlightAware.com, pesawat itu diketahui menukik tajam dari ketinggian 6.525 kaki menjadi 3.025 kaki dalam 30 detik.

Petugas dan tim penyelamat berbondong-bondong ke tempat di mana detritus pesawat yang pecah terlihat di air bersama dengan potongan-potongan muatan terapung, seperti pakaian wanita dan kotak kardus.

Sherif Brian C. Hawthorne menggambarkan kecelakaan itu saat konferensi pers Sabtu sore sebagai "kehancuran total". Dia kemudian memberi tahu Houston Chronicle bahwa polisi telah menemukan jenazah manusia di lokasi tersebut.

Dia mengatakan banyak saksi mata yang melaporkan kecelakaan pesawat itu mengaku melihat sesuatu seperti 'kilat'.

"Hal pertama yang saya lihat ketika keluar di sana hanyalah puing-puing mengambang. Dari selimut hingga pakaian wanita, sampai kotak kardus, lalu begitu banyak fiberglass. Ketika kami semakin dekat, barulah terlihat puing-puing pesawat," papar Brian C. Hawthorne.

Sejauh ini Brian C. Hawthorne belum memverifikasi nama perusahaan pengiriman yang diyakini beroperasi untuk Amazon Prime Air, menurut Flight Global.

Sebelum kecelakaan tragis terjadi, pengendali lalu lintas udara di Houston mencoba setidaknya dua kali untuk menghubungi pesawat Atlas Air tetapi tidak mendapat tanggapan.

Setelah kehilangan kontak, kemudian mereka bertanya kepada pilot United Airlines apakah ia melihat 'kontak darat' - puing-puing - di sebelah kanan atau belakangnya. "Jawabannya negatif," katanya.

Mereka juga bertanya kepada pilot Mesa Airlines pertanyaan serupa. "...Kami mencari pesawat yang hilang ... pesawat Boeing 767 yang berat, artinya ini pesawat besar...".

"Tidak ada kontak darat dari sini," kata pilot Mesa.

Menurut FlightRadar, pesawat nahas itu berangkat dari Miami pukul 11.33 waktu setempat dan dijadwalkan tiba di Houston Intercontinental pukul 12.53 waktu setempat. Namun kapal terbang tersebut tak akan sampai ke tujuan, karena jatuh di sebuah teluk di Texas.

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengerahan Pihak Berwenang

Beberapa lembaga penegak hukum dilaporkan ke tempat kejadian untuk membantu pencarian dan penyelamatan. Setelah menjelajahi selama berjam-jam, posisi jet itu akhirnya diketahui berada di Jack's Pocket di ujung utara Trinity Bay.

Sheriff Hawthorne mengatakan mereka mungkin akan berada di sana selama beberapa pekan untuk membersihkan yang terlihat dan menentukan penyebab pesawat itu jatuh.

Investigator Federal Aviation Administration (FAA) dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional telah diberitahu. Sementara National Transportation Safety Board (NTSB) akan bertanggung jawab atas penyelidikan.

FBI juga sudah berada di lokasi untuk membantu menemukan kotak hitam jet.

Departemen Kepolisian Houston mengatakan mereka mengirim anggota marinir ke tempat penampungan dan Kantor Sheriff Kabupaten Harris mengirim personel untuk membantu dalam kecelakaan itu.

NTSB akan bertanggung jawab atas penyelidikan.

Menurut situs web Atlas Air Inc., perusahaan tersebut kerap mengangkut 'barang tahan lama yang berharga atau peralatan konstruksi berat hingga untuk sewaan penumpang bagi selebritas atau pejabat tinggi.'

Menurut Flight Global, jet tersebut telah terbang untuk Prime Air sejak April 2017.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.