Sukses

Putri Rima, Wanita Pertama yang Jadi Dubes Arab Saudi untuk AS

Arab Saudi mengumumkan seorang putri sebagai duta besar AS. Wanita pertama yang mengambil peran utusan untuk kerajaan.

Liputan6.com, Washington DC - Arab Saudi telah mengumumkan bahwa Putri Rima binti Bandar al-Saud akan menjadi duta besar berikutnya untuk AS. Dengan jabatan tersebut, otomatis dirinya menjadi wanita pertama yang mengambil peran utusan untuk kerajaan.

Pengangkatannya diumumkan ke publik melalui dekrit kerajaan Arab Saudi pada Sabtu 23 Februari 2019 waktu setempat.

Putri Rima yang menghabiskan sebagian masa kecilnya tinggal di Washington DC, mengambil peran itu di masa sulit, ketika Arab Saudi mencoba menumpas kemarahan internasional atas kematian wartawan Jamal Khashoggi.

Arab Saudi akhirnya mengaku sebagai dalang di balik kematian Jamal Khashoggi, yang dibunuh setelah memasuki konsulat negara itu di Istanbul tahun 2018 lalu. Sebelum kematiannya, jurnalis tersebut adalah kolumnis untuk surat kabar Washington Post, di mana ia sering mengkritik pemerintah Saudi.

Kendati demikian pihak Arab Saudi menyangkal bahwa Putra Mahkota Mohammed Bin Salman terlibat dalam kematiannya Jamal Khashoggi- klaim yang diajukan oleh komunitas intelijen AS. Kemudian Anggota parlemen AS telah mencoba menekan Gedung Putih untuk menyelidiki masalah ini lebih lanjut.

Baru-baru ini, anggota Kongres juga menyelidiki hubungan AS-Arab Saudi di bidang lain, termasuk pada teknologi nuklir dan perang di Yaman.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mengikuti Jejak Sang Ayah

Putri Rima akan mengambil alih peran dari adik Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Khalid bin Salman, yang telah ditunjuk sebagai wakil Menteri Pertahanan negara kerajaan itu.

Putri Rima mengikuti jejak sang ayah, Bandar bin Sultan al-Saud, yang memegang jabatan duta besar AS dari tahun 1983 hingga 2005. Itulah yang membuatnya menghabiskan sebagian masa kecilnya dan tumbuh besar di Negeri Paman Sam.

Dia mendapat gelar Bachelor of Arts dalam studi Museum dari George Washington University.

Sejak kembali ke Riyadh pada tahun 2005, Puteri Rima bekerja di sektor swasta dan publik. Dia memegang beberapa posisi bisnis, termasuk sebagai CEO sebuah perusahaan ritel dengan Harvey Nichols Riyadh yang tercantum dalam portofolionya.

Sang putri dipandang sebagai pendukung hak-hak perempuan, di sebuah negara yang sering dikritik karena catatannya tentang kesetaraan gender.

Baru-baru ini, ia diketahui bekerja di Otoritas Olahraga Umum kerajaan, dengan fokus pada peningkatan partisipasi perempuan dalam olahraga dan olahraga. Dirinya juga dikenal karena pekerjaannya di bidang advokasi kanker payudara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.