Sukses

Pakai Pemandu Acara Seksi... Ini 5 Debat Kontroversial Capres Dunia?

Selain di Indonesia, momen debat calon presiden di negara lain ini juga menjadi perhatian.

Liputan6.com, Jakarta - Debat capres kedua untuk digelar pada Minggu 17 Februari 2019 malam ini. Debat antara Jokowi dan Prabowo itu akan berlangsung di Hotel Sultan tersebut mengangkat tema energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup.

Momen tersebut kerap menyedot perhatian warga, sebab mereka umumnya ingin tahu bagaimana calon pemimpin negara pilihan mereka menghadapi sejumlah masalah.

Selain di Indonesia, momen debat calon presiden di negara lain ini juga menjadi perhatian. Sebab ada hal tak biasa di dalamnya, mulai dari kehadiran wanita seksi hingga tak adanya kandidat dalam debat.

Berikut ulasan singkatnya yang Liputan6.com kutip dari www.bustle.com, Minggu (17/2/2019):

1. Meksiko

Dalam debat calon presiden Meksiko ini ternyata pemirsa tidak terlalu tertarik pada para kandidat, melainkan tercuri perhatiannya dengan wanita pemandu peserta debat yang adalah mantan Playboy Playmate, Julia Orayen.

Orayen tidak hanya mencuri perhatian pemirsa di rumah. Calon partai Aliansi Baru negara tahun 2012 lalu, Gabriel Quadri, berkata, "Mustahil untuk tidak memusatkan perhatian Anda pada seorang wanita yang begitu spektakuler."

"Cara untuk menjaga fokus Anda adalah masalah sebenarnya," tegas Quadri.

Bagaimana menurut Anda?

 

2. Calon Presiden Kenya Terlibat Kasus

Presiden Kenya Uhuru Kenyatta memegang trofi Piala Dunia FIFA saat Tur Dunia di Gedung Negara, Nairobi (26/2). Trofi ini terbuat dari emas murni 18 karat dengan dasar perunggu, setinggi 36,8 sentimeter dan berat 6,1 kilogram. (AFP Photo/Yasuyoshi Chiba)

Karena pemilu 2007 berbuah kekerasan nan mematikan selama berminggu-minggu, debat calon presiden pertama Kenya pada 2013 menuai respons penyambutan juga peringatan. Para pemimpin di dalam dan luar negeri menyerukan pemilihan yang damai dan adil kali itu.

Suatu kehormatan tersendiri, debat calon presiden di Kenya akhirnya disiarkan di televisi.

Tetapi salah satu pelopor yang ikut serta dalam debat itu adalah Uhuru Kenyatta, yang pada saat itu tengah dalam masa persidangan di Pengadilan Kriminal Internasional sebagai tersangka atas kejahatan terhadap kemanusiaan selama pemilihan 2007.

Yang mengherankannya lagi, Kenyatta akhirnya memenangkan pemilihan dan menjadi presiden. 

 

3. Tak Ada Debat Calon Presiden Zambia, tapi...

Kandidat lain yang menarik perhatian ada di debat jelang pemilu Zambia pada Januari 2015. Beberapa hari sebelum acara itu dijadwalkan, salah satu calonnya menghindari momen tersebut. 

Kandidat Heritage Party, Jenderal Godfrey Miyanda, mantan wakil presiden negara itu, memilih untuk tidak menghadiri debat satu hari sebelumnya. Alasannya? Jadwal kampanye yang ketat.

Kandidat Front Patriotik, Edgar Lungu juga tidak mengkonfirmasi kehadirannya dengan stasiun televisi tuan rumah lima hari sebelum jadwal penampilannya dalam debat capres kedua, dan kemudian tidak muncul. Tapi kemudian Lungu memenangkan pemilihan.

 

Saksikan juga video berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Menarik Perhatian, tapi...

4. Ancaman Calon Presiden Iran?

Calon presiden pada 2013, Hassan Rouhani menyatakan bahwa jika terpilih, pemerintahannya akan memberikan "keamanan dan ketenangan bagi semua orang Iran". Ia menentang kandidat dan wali kota Teheran Mohammad Bagher Ghalibaf yang menuduh Rouhani selektif tentang siapa orang Iran yang memberikan keamanan di masa lalu.

Kemudian Rouhani menjawab bahwa dia memiliki "begitu banyak informasi," dan menyatakan tak mau menghancurkan lawan-lawannya.

Pada akhirnya dia yang memenangkan pemilihan. Bagaimana menurut Anda?

 

5. Debat Kosong Calon Presiden Taiwan

Meskipun politik di Taiwan biasanya cukup ramai jadi sorotan, menurut reporter China Real Time The Wall Street Journal, Aries Poon, debat presiden pertama untuk pemilihan 2012 tak begitu menarik perhatian. Mengapa demikian?

Debat saat itu disebut-sebut tak memberikan apa yang dicari para pemirsa dari tayangan semacam itu di televisi: " (Debat) meninggalkan audiensi tanpa banyak informasi, dialog, atau suara yang mengesankan."

Acara itu sangat membosankan sehingga Ketua Departemen Komunikasi Pidato di sebuah universitas Taipei menyebut debat itu "cukup kosong." 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.