Sukses

Tiada Kepastian Distribusi, Bantuan AS ke Venezuela Justru Makin Banyak

Banyak bantuan AS datang ke perbatasan Venezuela di tengah ketidakpastian distribusi akibat penolakan pemerintahan Nicolas Maduro.

Liputan6.com, Cucuta - Sebuah pesawat angkut militer Amerika Serikat (AS), yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Venezuela, mendarat pada Sabtu 16 Februari di Kota Cucuta, perbatasan Kolombia, di tengah ketidakpastian distribusi akibat sabotase pemerintahan Nicolas Maduro.

Dikutip dari The Straits Times pada Minggu (17/2/2019), pengiriman itu akan menjadi bantuan besar kedua dari AS dan sekutu internasional untuk warga Venezuela, yang banyak di antaranya kesulitan mendapat akses ke makanan dan obat-obatan.

Pemimpin oposisi Juan Guaido mengatakan bahwa bantuan akan masuk ke Venezuela pada 23 Februari nanti.

Berbicara di hadapan para pendukung dan sukarelawan di Caracas, Guaido mengatakan akan mengumumkan rincian pada hari Senin, tentang bagaimana rencana mendapatkan akses masuk bantuan ke Venezuela dari Kolombia, Brasil dan Curacao.

Namun, masih belum jelas apakah Maduro, yang menyebut bantuan itu sebagai "akal bulus AS" dan membantah adanya krisis, akan memungkinkan pasokan tersebut menyeberang ke Venezuela.

"Kami akan mengatur diri menjadi brigade," kata Guaido, menyerukan kepada militer untuk mengizinkan bantuan lewat.

"Pesan yang harus kami sampaikan kepada angkatan bersenjata adalah bahwa mereka memiliki satu pekan untuk melakukan hal yang benar. Apakah Anda akan berada di sisi keluarga, atau masyarakat yang kesusahan, atau dari perampas yang terus berbohong?" lanjut Guaido mengkritik.

 

Simak video pilihan berikut: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ratusan Ribu Warga Venezuela Akan Kawal Bantuan

Kelompok besar warga Venezuela akan melakukan perjalanan ke perbatasan untuk melindungi bantuan yang tiba, kata Lester Toledo, seorang perwakilan Guaido, mengatakan pada konferensi pers di Cucuta.

"Kami akan didampingi oleh banyak orang, ratusan ribu dari jutaan rakyat Venezuela yang tergerak oleh seruan presiden kami Juan Guaido, untuk pergi ke perbatasan dengan berpakaian putih sebagai tanda perdamaian," ujar Toledo.

Sebagian besar negara-negara Barat dan banyak tetangga Venezuela telah mengakui Guaido sebagai kepala negara yang sah, sementara Maduro mempertahankan dukungan Rusia dan China dalam mengendalikan lembaga-lembaga negara setempat, termasuk militer.

Sementara itu, seorang pejabat AS mengatakan kepada kantor berita Reuters, bahwa bantuan yang dikirimkan pada hari Sabtu berjumlah lebih dari 200 ton.

Penjabat Kementerian Pertahanan Patrick Shanahan mengatakan bahwa Amerika Serikat menggunakan pesawat militer untuk mengirim bantuan ke perbatasan Venezuela di Kolombia, karena mendesaknya kebutuhan kemanusiaan.

"Ini adalah pesan kepada Venezuela bahwa kami mendukung kebutuhan kemanusiaan mereka," kata Shanahan kepada wartawan, seraya menambahkan bantuan itu diangkut oleh tiga pesawat C-17.

Persediaan tersebut, termasuk peralatan kebersihan dan produk khusus yang diperuntukkan bagi anak-anak yang menderita kekurangan gizi, datang dari pangkalan Angkatan Udara AS di Florida, kata Kedutaan Besar AS di Bogota dalam sebuah pernyataan.

Penerbangan bantuan tambahan akan berlangsung dalam beberapa hari mendatang, kata pernyataan itu, dan pasokan medis serta obat-obatan yang dimaksudkan untuk digunakan di rumah sakit akan tiba lebih awal pekan depan.

Pengiriman bantuan pertama, yang meliputi bahan makanan pokok dan pasokan medis, tiba 8 Februari dan disimpan di gudang di kota perbatasan Cucuta, Kolombia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.