Sukses

Serangan Bom Kashmir Picu Meluasnya Protes Anti-Pakistan di India

Pemerintah dan masyarakat sipil India marah besar terhadap Pakistan yang dituduh terlibat dalam serangan bom Kashmir.

Liputan6.com, New Delhi - Pemerintah India dan masyarakat sipil marah besar atas serangan bom yang menewaskan 40 personel polisi di wilayah Kashmir. Mereka menuduh Pakistan terkait dengan kasus itu.

"Jika tetangga kita berpikir itu bisa membuat India tidak stabil, maka mereka salah besar," kata Perdana Menteri India Narendra Modi dikutip dari Al Jazeera, Jumat (15/2/2019).

"Mereka yang melakukan tindakan keji ini akan membayar mahal. Mereka yang mendukungnya pasti akan dihukum," lanjutnya.

New Delhi percaya bahwa Pakistan telah berkontribusi melindungi militan Islam Jaish-e-Mohammad (JeM), yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Baru-baru ini Modi menyerukan "respons kuat" terhadap pihak pengebom, disusul dengan India menginginkan "isolasi penuh Pakistan."

Masyarakat sipil tidak tinggal diam. Senada dengan pemerintah India, ribuan demonstran mengadakan aksi anti-Pakistan di Jammu, bagian wilayah Kashmir.

Mereka bahkan membakar puluhan kendaraan dalam aksi tersebut. Sebanyak 12 orang terluka dalam unjuk rasa itu.

Di Mumbai, para pendukung Partai Bharatiya Janata juga membakar atribut Pakistan sebagai aksi simbolik kemurkaan.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pakistan Tolak Tuduhan

Menteri Dalam Negeri India Rajnath Singh mengatakan bahwa Jaish-e-Mohammad didukung oleh Pakistan.

Pakistan tidak tinggal diam atas tuduhan tersebut. Islamabad menolak keras tuduhan yang ia anggap "tanpa penyelidikan".

Ia juga menyayangkan tindakan pemerintah dan media India yang mencurigai tanpa bukti.

Meskipun demikian, otoritas Pakistan tetap mengutuk serangan yang ia klaim Islamabad sama sekali tidak terlibat, dan menyatakan keprihatinan yang mendalam.

Memang sebagian wilayah Kashmir hingga saat ini dikuasai oleh India, dengan sisanya berada di bawah Pakistan. Meskipun demikian, Pakistan menolak bertanggung jawab atas serangan itu.

Melalui akun Twitter pribadi, Modi sempat mengutuk serangan yang ia katakan "pengecut". Ia juga menyampaikan duka yang mendalam dan harapan agar kondisi membaik.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.