Sukses

Aplikasi Pengontrol Istri Buatan Arab Saudi Dikecam Aktivis AS

Politisi dan aktivis hak perempuan di AS mengecam aplikasi pengontrol perempuan milik pemerintah Arab Saudi.

Liputan6.com, Washington DC - Politisi dan aktivis Amerika Serikat (AS) mengecam aplikasi buatan Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi yang memungkinkan pria untuk mengontrol istri dan kerabat wanitanya. Pada Rabu 13 Februari 2019, mereka meminta aplikasi segera dihapus dari Google Play Store dan App Store pada Apple.

Aplikasi Absher dapat memantau perjalanan perempuan dengan hanya memencet tombol, dikutip dari The Straits Times pada Kamis (14/2/2019). Setelahnya, pria dapat menarik izin istri dan kerabat wanita mereka untuk melakukan perjalanan ke luar Arab Saudi.

Dengan perangkat lunak ini, secara otomatis kaum Adam --yang terdaftar sebagai pengguna-- akan mendapatkan SMS setiap kali perempuan yang menjadi tanggung jawab mereka mempergunakan paspor.

 

Aplikasi yang tersedia secara gratis tersebut dianggap memungkinkan pelanggaran hak perempuan dan anak, menurut juru kampanye hak asasi manusia.

"Kontrol penuh laki-laki kini difasilitasi dengan teknologi modern dan membuat mereka lebih mudah dan membatasi kehidupan perempuan," kata Rothna Begum seorang ahli hak-hak perempuan Timur Tengah di Human Rights Watch.

Begum berpendapat bahwa aplikasi didesain, salah satunya untuk mendiskriminasi perempuan di negara konservatif itu. Hal itu dikarenakan perempuan Arab Saudi harus memiliki izin untuk segala hal di bawah sistem perwalian negara yang ketat.

Simak pula video berikut:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Otoritas Apple Mengaku Belum Mengetahui Aplikasi

Meskipun senator AS Ron Wyden telah meminta dengan tegas Google dan Apple untuk menghapus aplikasi tersebut, otoritas salah satu perusahaan mengaku belum mengetahui keberadaan perangkat lunak yang dimaksud.

Tim Cook, Kepala eksekutif Apple menyatakan bahwa ia belum pernah mendengar tentang Absher. Ia berjanji akan melihat perangkat lunak itu dalam waktu dekat.

Suad Abu-Dayyeh, juru bicara kelompok Equality Now untuk kawasan Timur Tengah meragukan kedua perusahaan akan mengambil tindakan tegas. Ia menyatakan tidak berharap banyak.

"Saya benar-benar berharap mereka mengambil sikap nyata untuk menghapus aplikasi ini, tetapi saya tidak terlalu berharap," ungkap Suad.

Kedua perusahaan disinyalir oleh sebagian aktivis perempuan tidak akan bertindak banyak. Hal itu mengingat Arab Saudi memiliki pengaruh politik dan ekonomi yang kuat, dan tidak memberikan perhatian lebih terhadap hak asasi asasi manusia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.