Sukses

Kawah Raksasa Ditemukan Tersembunyi di Bawah Es Greenland

Liputan6.com, Nuuk - Sebuah kawah ditemukan oleh para peneliti, tersembunyi sejauh satu mil (1,6 km) di bawah lapisan es Greenland. Kawah itu diduga terbentuk karena hantaman keras dari meteorit pada masa lampau.

Penemuan kawah misterius tersebut dilaporkan pada 11 Februari dalam jurnal Geophysical Research Letters. Ini adalah kawah kedua yang pernah ditemukan di pulau yang masuk dalam wilayah Denmark itu.

Sedangkan jarak antara kawah pertama dan kedua, yang bernama Hiawatha, yakni 183 kilometer, menurut keterangan para peneliti.

Joseph MacGregor, ahli glasiologi NASA di Goddard Space Flight Center, adalah salah satu periset yang berada di tim yang menemukan Hiawatha.

Pada akhir 2016, ketika sebagian besar krunya sedang berfokus untuk mengidentifikasi Hiawatha, MacGregor sudah memburu kawah lain.

"Aku mulanya berpikir, 'Mungkinkah ada yang lain?' Aku akhirnya memutuskan untuk beranjak dari tempatku dan berkeliling sedikit di sekitar lokasi penemuan itu," kenang MacGregor yang dikutip dari Live Science, Rabu (13/2/2019).

Kawah Baru

Kawah kedua ditemukan memiliki lebar sekitar 22 mil (36 km), yang menjadikannya impact crater atau kawah dampak (sebuah kawah di planet atau Bulan yang disebabkan oleh dampak meteorit atau benda angkasa lain) terbesar ke-22 yang pernah ditemukan di Bumi dan sedikit lebih kecil dari kawah Hiawatha, yang memiliki ukuran 19 mil (31 km).

Kawah baru ditemukan jauh tersembunyi di bawah lapisan es Greenland. (Kredit: The Natural History Museum of Denmark)

Hiawatha berada di bawah es setinggi sekitar 930 meter, sementara kawah baru terkubur di bawah lapisan es sejauh 2 km. Kedua kawah ini berada di barat laut Greenland.

Namun sayangnya, menurut Live Science, para peneliti tidak memiliki informasi yang benar-benar akurat terkait pemetaan dan titik pas lokasi penemuan itu.

Hal ini disebabkan karena faktor pesawat penelitian mereka yang diterbangkan dari Pangkalan Udara Thule. Masing-masing ilmuwan menerbangkan benda tersebut dari spot yang berlainan satu sama lain.

Untuk menemukan kawah baru tersebut, tim ilmuwan menggabungkan citra satelit dari lapisan es Greenland dan data yang menyerupai radar, yang dikumpulkan oleh burung besi tersebut.

Dengan data radar, mereka dapat melihat kawah melalui es menggunakan gelombang radar yang mengenai batuan dasar di bawah es dan dipantulkan kembali.

Sebagian besar data berasal dari satelit Terra dan Aqua milik NASA, serta program survei udara IceBridge dari badan antariksa ini.

"Siapa pun bisa menemukannya, karena temuan ini kami sediakan untuk umum," kata MacGregor.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Usia Kawah

MacGregor mengungkapkan, usia kawah baru tersebut sulit diukur, sebab letaknya berada jauh di bawah lapisan es tertua yang berusia sekitar 79.000 tahun.

Dengan hanya berpedoman pada rasio kedalaman dan lebar kawah, maka tim kemungkinan bisa memperkirakan usia kawah berdasarkan tingkat erosi --meski masih belum begitu pasti dan sebatas perkiraan.

"Umur kawah antara 100 juta dan 100.000 tahun. Hiawatha mungkin lebih muda dari itu," papar MacGregor.

Ia dan rekan-rekannya cukup yakin bahwa kawah baru itu benar-benar muncul dari benturan keras meteorit. Satu-satunya penjelasan lain untuk temuan ini yaitu kawah baru tersebut tampak seperti kaldera vulkanik.

Menjawab pertanyaan tentang usia dan pembentukan kawah tidak akan mudah, tambah McGregor.

"Kami harus mengebor es sedalam 2 kilometer dan kemudian hasilnya akan tergantung dari sejarah elemen kawah. Mungkin juga kami harus mengebor sejauh 100 atau 200 meter menembus bebatuan es," kata MacGregor.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.