Sukses

Hendak Dikawinkan, Harimau Sumatera Jantan Malah Bunuh Betina di Inggris

Asim, harimau jantan dari Taman Safari Ree di Denmark, dipindah ke kebun binatang London hari Selasa (29/1) untuk dipasangkan dengan Melati.

Liputan6.com, London - Selama sepuluh hari terakhir, Taman Margasatwa London menempatkan seekor harimau jantan Sumatera bernama Asim (7) yang baru tiba dari Denmark. Ia ditempatkan di kandang yang terpisah dari harimau betina bernama Melati (10 tahun). Menurut rencana, kedua harimau Sumatera ini akan dipasangkan.

Petugas memberi waktu kepada keduanya untuk saling mengetahui keberadaan dan aroma, dan menunggu waktu yang tepat untuk mempertemukan keduanya, demikian dikutip dari laman Voice of America, Sabtu (9/2/2019).

Kepala penjaga harimau kebun binatang London, Kathryn Sanders, minggu lalu mengatakan, "Asim adalah hewan gagah dan percaya diri. Si jantan ini juga dikenal banyak dicintai oleh harimau-harimau betina dalam hidupnya. Kami harap dia akan menjadi pasangan tepat bagi si cantik Melati."

Pada Jumat (8/2) petugas memasukkan kedua harimau itu ke dalam satu kandang. Namun, siapa sangka, Asim tiba-tiba menyerang Melati hingga mati, sementara para petugas yang terkejut mencoba untuk turun tangan namun sia-sia.

Ini adalah akhir yang tragis bagi suatu harapan bahwa keduanya akhirnya akan memiliki keturunan --  sebagai bagian dari program konservasi se-Eropa bagi sub spesies harimau Sumatera yang terancam punah.

"Tiap orang di Taman Margasatwa London sedih dengan peristiwa yang terjadi atas matinya Melati. Fokus sekarang adalah memelihara Asim," demikian pernyataan yang dikeluarkan Taman Margasatwa di London.

Menurut sebuah organisasi, saat ini hanya tinggal 500 sampai 600 ekor harimau yang hidup di hutan Sumatera.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harimau Sumatera Tertua Dunia Terpaksa Disuntik Mati di AS

Seekor harimau Sumatera yang diyakini sebagai harimau tertua yang hidup di penangkaran, telah mati di Amerika Serikat dalam usia 25 tahun, 2016 silam.

Harimau betina bernama Djelita itu mengalami eutanasia atau disuntik mati di Kebun Binatang Honolulu, akibat mengalami komplikasi di usia tua.

"Dengan sangat sedih, kami harus mengumumkan bahwa Djelita, harimau Sumatera tercinta kami, di-eutanasia secara berperikemanusiaan, hari ini," kata Kebun Binatang Honolulu dalam sebuah postingan di halaman Facebooknya yang dikutip dari ABC.net.au.

"Komplikasi dengan usia lanjut yang dideritanya mengharuskan pengambilan keputusan itu," sebut Kebun binatang tersebut mengumumkan kematian Djelita .

Kebun binatang itu memaparkan, Djelita adalah harimau tertua di antara subspesies manapun yang terdaftar dalam koleksi kebun binatang di seluruh dunia.

Harapan hidup pada harimau Sumatera di alam liar adalah sekitar 12 tahun dan di penangkaran sekitar 20 tahun. Namun usia Djelita melampaui perkiraan tersebut selama 5 tahun yakni 25 tahun.

"Usia tua menghantui siapa saja, bahkan binatang," kata Direktur Kebun Binatang Honolulu, Baird Fleming.

"Meskipun Djelita memiliki hidup yang panjang dan sehat di kebun binatang, ia menunjukkan tanda-tanda yang mengarah pada kematiannya," jelasnya.

"Kebun Binatang Honolulu boleh berbangga atas perawatan bertahun-tahun yang sangat baik kepada Djelita, yang merupakan bagian dari upaya konservasi di seluruh dunia untuk menyelamatkan harimau Sumatera dari kepunahan," tambah Baird.

Dalam sebuah unggahan status di Facebook, Kebun Binatang Honolulu mengatakan, hanya ada 200 harimau Sumatera yang masih tinggal di kebun binatang sebagai bagian dari upaya konservasi global.

"Kebun Binatang Honolulu bangga menjadi bagian dari upaya ini dan akan terus begitu," sebut kebun binatang tersebut dalam unggahannya.

Djelita lahir di Taman Nasional San Diego pada 26 Maret 1991, dan datang ke kebun binatang Honolulu pada 25 November 1992.

Kebun Binatang Honolulu adalah rumah bagi dua harimau Sumatera lainnya, yakni Berani dan Chrissie, yang telah melahirkan keturunan. Dan anak-anak mereka itu sudah dikirim ke luar negeri diberikan kepada kebun binatang lainnya untuk ditampung dan dirawat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.