Sukses

Kasus Foto Mesum Jeff Bezos Terkait dengan Media Penyerang Donald Trump?

Klaim pemerasan CEO Amazon, Jeff Bezos, menambah sentuhan baru pada kisah Donald Trump, Rusia, dan media di AS.

Liputan6.com, Illinois - CEO Amazon dan pemilik koran The Washington Post, Jeff Bezos, baru-baru ini tersandung kasus yang cukup serius. Usai perceraiannya dengan MacKenzie Tuttle pada bulan lalu, kini beredar foto mesumnya di internet.

Menurut media-media Barat, gambar-gambar tak senonoh tersebut sengaja disebarluaskan oleh David Pecker, pemilik American Media Inc. (AMI) --yang juga menggenggam saham tabloid National Enquirer.

Menanggapi kejadian tersebut, orang terkaya di dunia itu menuliskan respons yang mengejutkan melalui Medium. Dalam platform ini, Bezos menuduh Pecker telah melakukan pemerasan terhadapnya.

Alih-alih memenuhi tuntutan mereka, pria terkaya di dunia itu pun mempublikasikan serangkaian surat elektronik dari para eksekutif AMI.

Dalam sebuah posting-an berjudul "No thank you, Mr. Pecker," Jeff Bezos mengklaim bahwa para petinggi AMI mengancam akan menyebarkan sejumlah foto telanjang Bezos bersama wanita selingkuhannya, yakni Lauren Sanchez.

Foto-foto tersebut tidak akan dipublikasikan bilamana Bezos setuju untuk secara terbuka, dan membuat pernyataan agar menghentikan penyelidikan terhadap AMI, dengan mengatakan perusahaan media ini tidak pernah "termotivasi dan dipengaruhi oleh kekuatan politik."

Perlakuan Pecker terhadap Bezos dinilai memiliki kaitan erat dengan Donald Trump, dugaan ikut campurnya Rusia dalam pemilu 2016, dan media-media yang dibenci Trump --salah satunya adalah The Washington Post yang beberapa kali 'menyerang' presiden ke-45 Amerika Serikat itu.

Bezos pun telah lama menjadi tokoh yang tidak disukai oleh Trump. Meskipun Bezos tak mengambil peran aktif dalam manajemen surat kabar tersebut, tetapi Trump telah berulang kali menyebut The Washington Post dalam Twitter pribadinya sebagai "Amazon Washington Post."

Di satu sisi, Trump diduga memiliki hubungan pertemanan yang erat dengan David Pecker dan media yang dinaungi Pecker, National Enquirer. Relasi ini terbentuk saat mereka sama-sama terlibat dalam perjanjian "menangkap dan membunuh" (catch and kill) atas nama Donald Trump.

Tak pernah satu pun cerita buruk soal pebisnis nyentrik itu yang tayang di seluruh artikel anak-anak perusahaan AMI. Akan tetapi, National Enquirer secara mencengangkan memuat isu tentang perselingkuhan Jeff Bezos, lewat pesan teks intim antara dirinya dan Lauren Sanchez, mantan wartawati sebuah televisi setempat.

Ketika kabar itu merebak di jagat maya, Trump mencuitkan:

Betapa menyesalnya saya saat mendengar berita tentang Jeff Bozo yang dilaporkan oleh pesaingnya, saya mengerti, fakta ini jauh lebih akurat daripada pelaporan yang ada di koran pelobi, Amazon Washington Post. Semoga surat kabar itu akan segera ditempatkan di tangan yang lebih baik & lebih bertanggung jawab!

Dalam tulisannya yang dituangkan di Medium pada hari Kamis, Jeff Bezos menyertakan laporan The Washington Post terkait pembunuhan kolumnis Jamal Khashoggi. Menurutnya, mungkin inilah penyebab dirinya menjadi target Pecker, lantaran Pecker dan seluruh jajaran AMI adalah sisi yang pro Arab Saudi dan pendukung Trump.

"Tidak dapat dipungkiri bahwa orang-orang dengan kekuasaan tertentu yang membaca berita The Washington Post, akan salah menyimpulkan bahwa saya adalah musuh mereka," tulis Bezos.

"Presiden Trump adalah salah satu di antara mereka, tentu saja hal ini terlihat melalui cuitannya di Twitter. Terlebih dengan adanya ulasan khusus dan tak henti-hentinya dari The Washington Post tentang pembunuhan kolumnis Jamal Khashoggi, yang tidak diragukan lagi tidak populer di kalangan tertentu."

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Unggah Surat Elektronik Ancaman

Tak ingin tunduk karena ancaman tersebut, Bezos pun kembali mem-posting artikel lainnya ke Medium.

Pada unggahan tersebut, Bezos mengatakan, Pecker dan AMI pernah diinvestigasi karena hubungan mereka dengan pemerintah Arab Saudi dan keterlibatan AMI ke dalam kampanye Presiden Trump 2016.

Pecker dan AMI mendapatkan kekebalan hukum sebagai imbalan setelah bekerja sama dengan investigasi dan mengungkap rincian tentang praktik "catch and kill".

Praktik ini melibatkan aksi pembelian cerita-cerita yang memberatkan calon kandidat Presiden AS ke-45, Donald Trump.

Aksi tersebut dilakukan untuk mencegah publikasi buruk oleh outlet media lain.

Lebih lanjut, seteru AMI dan Bezos ini berawal setelah pria terkaya di dunia itu melakukan penyelidikan tentang bagaimana National Enquirer memperoleh pesan teksnya bersama Lauren.

Pengacara perusahaan Amazon sempat membujuk Bezos untuk menutup penyelidikan, karena kemungkinan berujung terhadap taktik "catch and kill" AMI.

Penjelasan lengkap dan bocoran email yang Jeff Bezos ungkap bisa dibaca di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.