Sukses

Objek Misterius Mirip Marshmallow yang Mengambang di Pantai Hawaii Ternyata...

Lepas pantai di Hawaii dihantui benda misterius seperti marshmallow, yang mengambang di sejumlah titik pinggir pantai. Apa itu?

Liputan6.com, Honolulu - Pemandangan tak biasa terlihat di Pantai Oahu, Hawaii selama sebulan belakangan. Ada sesuatu terlihat seperti marshmallow, berwarna putih dan mengambang.

Bangkai berwarna putih itu, yang mengambang dan membengkak, pertama kali muncul pada 10 Januari di dekat pantai selatan Oahu. Setelah diteliti, ternyata itu adalah bangkai paus sperma (Physeter macrocephalus) jantan.

Para ilmuwan kemudian mempelajari lebih lanjut tentang mamalia laut bertubuh besar ini. Sementara otoritas setempat terus berupaya untuk menarik bangkai-bangkai tersebut ke tengah laut, untuk menjauhkannya dari pantai.

"Kami khawatir bahwa mereka (bangkai paus) menjadi santapan hiu. Jika hiu-hiu mendekati pantai, mereka bisa membahayakan warga yang sedang berenang," kata Kristi West, direktur program stranding mamalia laut di Hawaii Institute of Marine Biology, seperti dilansir dari Live Science, Kamis (7/2/2019).

Tetapi, meski pihak berwenang sudah dua kali menyeret bangkai-bangkai paus sperma itu ke tengah laut, namun beberapa hari kemudian, bangkai tersebut kembali ke bibir pantai.

Setelah upaya kedua gagal, otoritas memutuskan untuk menempatkan semua bangkai di tempat yang tak terjamah manusia, di pantai terpencil yang berada di sisi barat Oahu. Kawasan ini tidak sering dikunjungi oleh wisatawan.

Ketika terapung di sekitar Oahu, bangkai paus berada dalam kondisi dekomposisi yang cukup baik, sehingga tampak seperti marshmallow yang sedikit matang dan bengkak.

Hal tersebut dikarenakan lapisan terluar paus yang berupa kulit berwarna abu-abu, dengan sangat cepat terkelupas setelah paus-paus itu mati. Pelepasan ini membuat bagian atas terlihat jelas, yakni lapisan lemak putih.

Bangkai paus sperma yang hanyut di Hawaii lebih mirip marshmallow raksasa daripada mamalia laut mati. (Kredit: Kristi West)

"Ketika mereka (paus) hidup dan kondisinya sehat, Anda tidak akan melihat lemak putih itu," ucap West. Di dalam bangkai, gas-gas dilepaskan, menyebabkan rongga perut mengembang --seperti ketika balon diisi udara.

Bangkai paus sperma yang sudah membengkak bukanlah riset favorit bagi kebanyakan peneliti, karena fenomena pembengkakan itu menunjukkan bahwa hewan tersebut sudah mati cukup lama.

Tidak hanya karena mengeluarkan bau menyengat dan kotor, periset pun tidak bisa melakukan segala jenis pengujian pada bangkai paus yang sudah membusuk.

 

saksikan video pilihan berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mati Karena Sakit?

Saat ditemukan, paus berada tepat di sepanjang garis pantai. Jadi pada saat air laut surut baru-baru ini, para ilmuwan bekerja dengan cepat untuk membuang isi perut ikan paus. "Kami paling tertarik dengan isi perut paus," aku West.

Kabar baiknya, para peneliti tidak menemukan adanya berton-ton plastik atau sampah laut, yang sebelumnya diketahui menjadi penyebab utama matinya ratusan paus sperma dan spesies paus lainnya di seluruh dunia.

"Perut paus-paus itu kosong. Apa yang kami ketahui adalah satwa-satwa itu belum mencari makan," sebut West.

Meski demikian, West dan rekan-rekannya menaruh curiga ketika melihat isi perut bangkai-bangkai itu. Wes menduga, binatang ini mungkin sakit ketika mati.

"Paus sperma menyelam ribuan kaki ke dasar samudra untuk berburu mangsa yang mereka sukai, seperti cumi-cumi dan gurita. Raksasa laut ini mengonsumsi sekitar 900 kilogram makanan setiap hari," demikian menurut American Cetacean Society.

Butuh banyak energi untuk menangkap mangsa sebanyak itu. Jika paus sperma ini tidak sehat, ia tidak akan punya kekuatan untuk berburu.

Necropsy (pembedahan jasad atau bangkai) juga memungkinkan para peneliti untuk melakukan pengukuran dan memperkirakan bahwa paus itu memiliki panjang tubuh sekitar 16,7 meter.

Saat bangkai-bangkai itu terus membusuk, West dan timnya akan memeriksa tulang-tulang paus untuk menentukan apakah ada kemungkinan bahwa makhluk itu ditabrak oleh kapal.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.